IBU KOST DAN 3 ANAK PEREMPUANNYA PART 25

 



Sesaat kita berjalan baru beberapa meter.. hujan deras pun langsung turun lagi. Langsung saja kami berlari mencari tempat teduh.. tak jauh terlihat sebuat rumah kecil dengan garasi yang kosong. Terlihat juga spanduk bertuliskan Toko buah sederhana di depan garasi. Dan kamipun memutuskan untuk berteduh disana dengan tubuh yang basah kuyub.


Dini yang hanya menggunakan Nipple cover terlihat payudaranya yang tipis di balik kaos putihnya yang yang begitu basah.


Aku : "Kaos kamu basah banget.. keliatan tuh"

Dini : "Ihh kakak mah.."


Aku : "Outer kamu mana?"


Dini : "Di tas plastik.. jangan pake itu kak ahh.. nanti rusak kalo kain rajut gitu kena air"


Aku : "Ya terus kamu mau gitu aja?"


Dini : "Biarin gini aja deh.."


Aku : "Tadi kan kamu belanja baju.. Baju nya mana?"


Dini : "Yang itu di bawah mamah"


Dan saat kami mengobrol depan pintu.. terdengar suara pemilik rumah keluar.



Pemilik Rumah : "Siapa ya?"


Aku : "Maaf bu.. numpang neduh bentar"



Terlihat Ibu-ibu berwajah tirus mengenakan hijab dan daster berukuran besar di bawah lampu yang agak redup menegur kami.



Pemilik Rumah : "Jangan disini mas.."



"Pelit amat.. neduh doang aja gak boleh" Batinku.



Anak Pemilik Rumah : "Siapa mi?"


Pemilik Rumah : "Gak tau.."



Dan kemudian pemilik rumah pun menghampiri kami di gerbang dengan anaknya, bocah gendut pendek.



Anak Pemilik Rumah : "Ehh.. Dini ya? Dini kan?"


Dini : "Siapa ya?" Sambil menutupi dadanya yang basah kuyub,


Anak Pemilik Rumah : "Seno.. masa gak keliatan badan gendut gini"


Dini : "Seno anak IPS 2?"


Seno : "Iyaakkkk.. ya elah.. "


Pemilik rumah : "Kamu kenal nak?"



Ibu Imah : "Saya Imah mami nya Seno" Suaranya agak cuek sambil menyalami dan memperhatikan tubuh Dini.


Aku : "Saya Deni tante" mencoba menyalaminya juga.


Ibu Imah : "Iya mas.." Menolak berjabat tangan dengan ku.



"Ohh mungkin bukan muhrim nya.. makanya dia menolak berjabat tangan dengan ku" Batinku.



Seno : "Dari mana lo pake baju begitu? basah kuyub lagi"



Dini : "Bukan.."


Seno : "Gak mungkin.. pasti cowok lu lah.. iya kan bang?"


AKu : "Iya." Aku mengiyakan tanpa ragu.


Seno : "Tuh kann.. haha"


Dini : "Awas lu yak sampe cerita ke anak-anak"


Seno : "Hahah.. ceritain aahh"


Dini : "Jangan sen.. pls.."


Seno : "Iya-iya.. haha"




Sesaat kemudian Ibu Imah menarik anaknya masuk kedalam rumah. Terdengar suara mereka berbincang lirih dari pintu.


Ibu Imah : "Temen kamu kok bajunya begitu sih nak.. orang tuanya gak ngajarin apa itu.. kayak cewek murahan"


Seno : "Di sekolah dia pake jilbab kok mih"


Ibu Imah : "Iya di sekolah.. liat aja tu.. malem minggu keluyuran sama cowoknya pake rok begitu lagi.. kayak lonte"


Seno : "Mami kok ngomongnya gitu sih.."


Ibu Imah : "Kamu kalo di sekolah pilih-pilih temen dong nak.. masak punya temen begitu sih modelnya"


Ibu Imah : "Ckkk.. Ya udah deh.. kamu ajak ngobrol dulu gih.. mami ambilin handuk"


Seno : "Iya mi"




Tak lama Ibu Imah pun datang membawakan handuk.




Aku : "Makasih bu.."


Ibu Imah : "Iya" Suaranya agak judes.




Dini : "Lu tinggal disini sen?"


Seno : "Iye din, baru 7 bulanan lah"


Dini : "Oh baru pindah?"


Dini : "Ohh.."







Waktu sudah menunjukkan pukul 9.30 malam.. namun belum ada tanda-tanda hujan akan reda.



Seno : "Mii.." Teriak Seno dari teras


Ibu Imah : "Iya sayang.."


Seno : "Katanya kak deny mau pinjem payung boleh gak?"


Ibu Imah : "Ujannya belom reda yah?"


Seno : "Belom mi.."


Ibu Imah : "Ya udah.. pake aja tu di teras ada" Teriaknya dari dalam rumah.


Ibu Imah : "Tapi besok suruh langsung balikin yah"


Seno : "Iya mi.."


Aku : "Oke"




Setelah meminjam payung kamipun langsung beranjak pulang. Di guyur hujan yang begitu deras kamipun berjalan pulang.. sesaat melewati rumah Icha.. terlihat rumahnya sudah gelap seperti tak ada seorangpun di rumah. Kami pun terus berjalan melewati rumah Icha.


Sampai rumah terlihat waktu sudah hampir jam 10 malam.



Aku : "Gak usah.. kakak mau mandi aja langsung"


Dini : "Nanti abis mandi aku bikinin.. biar anget.. nanti masuk angin loh"


Aku : "Hmmm.. ya udah boleh.. tapi kakak mandi dulu yah"


Dini : "Oke"



Setelah mandi dan berganti pakaian aku langsung turun kebawah.. berjalan pelan berharap tak ada anak kost lain yang melihatku.





Tak lama Dini membukakan pintu dengan rambutnya yang basah dengan tanktop putih dan celana hotpants santainya.



Dini : "Bentar ya aku bikinin dulu.."


Aku : "Mamahmu mana?"


Dini : "Ada di kamar.."


Aku : "Lagi ngapain?"

AKu : "Ohh.."



Setelah Dini membuatkan ku teh hangat kami pun duduk di sofa depan TV.




Dini : "Kak.."


Aku : "Hmm.."


Dini : "Kakak denger gak tadi.. ibunya seno ngomong apa?"


Aku : "Yang mana?"


Dini : "Masa' katanya aku anak nakal" Muka Dini terlihat sedih.


Aku : "Gak usah di dengerin.."


Dini : "Tapi masa' aku di katain lonte sih"


Aku : "Lagian kamu pake baju begitu.. kakak suruh ganti gak mau tadi"


Dini : "Jadi kakak setuju kalo aku kayak lonte?"


Aku : "Bukan gitu.. kakak cuma kurang suka aja kamu pake baju kayak tadi"


Dini : "Kakak kok malah belain dia sih" Dini yang terlihat kesal langsung berdiri.


Aku : "Bukan gitu sayang.."





Aku : "Kakak masuk ya" Ku coba buka pintunya.



Sesaat aku masuk Dini ternyata bersembunyi di balik bedcovernya.



Aku : "Sayaaanngg.. kakak minta maaf.. jangan marah dong" Sambil aku duduk di kasur.


Aku : "Jangan gitu dong sayang.. kakak minta maaf"



Dini : "Ihh apaan sih.."

Aku : "Kakak minta maaf" Sambil ku belai halus pundaknya.



Aku : "Kakak harus gimana dong.."


Dini : "Kakak tidur aja sana.. aku capek"


Aku : "Ya udah kakak tidur"



Aku pun langsung masuk ke bed cover dan tidur di sebelah Dini.



Dini : "Ihh kakak ngapain sih pake masuk sini"

Aku : "Ya tadi katanya di suruh tidur"

Dini : "Ke kamar kakak sana lah"


Aku : "Enggak ahh.. kakak maunya di sini"


Dini : "Ihhh.. sana ahhh.." Sambil mendorongku dengan kakinya.


Dini : "Kaakkkk.. sana naik ihh"

Dini : "Kak!"


Aku : "Apa sih.. kakak lagi tidur ni.."


Dini : "Ahh.. bodo amat ah" Dini diam sambil memeluk guling di pojokan kasur membelakangi ku.




Aku terdiam sejenak.




Aku : "Sayang.."


Aku : "Sayaaangg.." Sambil ku dekatkan mukaku pada nya.


Dini : "Ihhh apa lagi.."


Aku : "Udah dong marahannya.."



Dini masih terdiam.



Aku : "Sayangg.. mending kamu ajarin kakak"


Dini : "Ajarin apaa?!"


Aku : "Yang tadi.."


Dini : "Apa?"


Aku : "Yang tadi kamu ceritain"

Dini : "Gak!"



Dini : "Sama mamah aja sana"


Aku : "Kakak maunya sama kamu.."


Dini : "Enggak ya enggak"




Aku : "Sayang.. pleaseeee.."

Dini : "Enggak.."


Aku : "Kakak tau.. kamu pengen praktek juga kan?"



AKu : "Pleaseeee.."



Lalu Dini membalikkan badannya dan menatap ku.



AKu : "Hehe.. ajarin kakak yah"


Dini : "Emang kakak bener mau belajar?"


Aku : "Iyah kakak pengen tau caranya"

Dini : "Tapi kalo mamah bangun gimana"



Dini : "Hmmmm.. tapi aku masih kesel di panggil lonte"

Aku : "Ya udah nanti kita kerjain aja si seno"

Dini : "Kerjain apa?"


Terlihat Dini mulai tersenyum menatapku di balik bedcover.


Dini : "Kakak mau belajar kan?"


Dini : "Kiss dulu.."

Lalu ku pegang lengannya dan dengan perlahan makin lama tanganku mencoba meraih payudaranya di balik BH kecil dan tanktop putihnya. "Hmmmmppp.." Desahan Dini tertahan di mulutku saat ku raih payudaranya. Begitu juga saat tanganku meraih bokongnya.


Dini : "Ehhmmppp.. geli kak"



Aku : "Pelajarannya boleh di mulai belom?"


Dini : "Hmmmppp.. shhhh.. boleh sayang"



Sesaat ku buka bedcover yang menutupi kami.. terlihat payudara Dini yang putih dengan putingnya yang sedikit menonjol berwarna pink. Sambil tersenyum ku tarik kakinya mengangkang di hadapanku dan mulai ku tarik celana hotpants warna biru tua yang masih menutupi kemaluannya.


Aku agak tersentak kaget melihat Dini menggunakan CD lingerie berwarna merah kecil seperti tali dengan beberapa mutiara yang menutupi garis kemaluannya.



Aku : "Kok CD mu kayak gitu?"


Dini : "Ini yang di beliin mamah tadi"


Aku : "Kok masih di pake.. katanya gak suka"

Dini : "Iyah.. tapi enak di pake ternyata kak.. itil ku geli kalo kena mutiaranya.."


Aku : "Ihh nakal yahh"



Ku coba dekatkan kepalaku di putingnya yang sengaja di tutupnya menggunakan tangan.



Aku : "Kalo ngejilat tetek gimana? tadi kamu belum ngajarin"


Dini : "Di jilat terus di sedot aja.. gampang kan.. hihi" Sambil tersipu malu membuka lengannya.



Tanpa basa basi ku jilat puting kanannya. "Ahhhhh.." Desahnya terkaget.



Aku : "Gini?"



Dini hanya mengangguk sambil menggigit bibir bawahnya.


Ku mainkan lidahku naik turun di putingnya yang makin keras. "Aahhhh.. shhhh.. hmmmppp.. aahhhh.. hhmmmmppp.. aaaahhhhh.. hmmmpp.. ahhhhh.. aahhhh.. sshhh"


Aku : "Enak?"


Dini : "Geli.."


Ku mainkan terus putingnya dengan lidah dan tangan ku.. tak lupa ku sedot-sedot juga puting kerasnya.

Posting Komentar

0 Komentar