DELUSI DALAM ILUSI PART 5

 


istriku, gak terasa pernikahan kami sudah mencapai satu bulan. Lagi-lagi aku berpikir ulang, setiap aku memikirkan mimpiku, penisku langsung berdiri.


Ah siyal, batinku. Kenapa aku malah terangsang ya melihat istriku dipakai rame-rame sama saudara- saudaraku. Dan yang gak masuk akal, istriku dalam mimpi pedofil. Dia suka mengumbar syahwatnya pada anak di bawah umur. Aku menggelengkan kepala. Dan parahnya aku menceraikan istriku sendiri supaya ayahku bisa menikahi istriku. Edan, mimpi yang edan.


Ah, ah, ah, suara apa itu? Aku mencari sumber suaranya. Saking parnonya aku berlari, menuju ke kamar. Astaga, apa yang aku alami. Istriku ternyata ada di dalam kamar.


Loh kak kenapa? Istriku bingung melihatku.


Oh gak ada apa-apa dek.


Beneran? Cerita aja sama adek kak, kalo ada apa-apa.


Gak ada dek, beneran kok.


Yauda kalo gitu, adek mau ke dapur dulu mau masak.


Iya dek,


Setelah Fira pergi, aku tetap berhalusinasi macem-macem. Aku kejar Fira ke dapur, seperti dugaanku. Gak ada kejadian apa-apa.


Apa aku gila, batinku. Hari ini aku berencana ke psikiater. Ah gila, jadi saya skizofrenia dok?


Iya pak. Kategori (...............)




Siyal banget, hanya karena mimpi yang aneh aku jadi parno.


Di rumah maupun di tempat kerja, aku selalu mikir yang aneh-aneh tentang istriku. Aku terangsang sekaligus parno.


Saat aku dalam perjalanan, macet pula. Ada chat dari psikiaterku. Dia tau semua halusinasiku. Katanya dia ingin mampir ke rumah, sekedar menjalin silaturahim. Aku sanggupi dan dokter David akan datang ke rumahku hari Minggu. Ya besok, saat aku sedang libur.


Aku pun juga berhalusinasi yang buruk tentang istriku. Dokter David punya niat jahat, ingin ngentot istriku.


Hari Minggu pun tiba, dokter david datang menggunakan mobil mewahnya. Dokter David keturunan Jerman. Wajahnya yang tampan, tinggi besar, tentu membuat semua wanita berdecak kagum.


Silahkan dok, istriku menyuguhkan minuman es teh kepada David. Maaf, seadanya dok.


Oh gapapa mbak. Dokter David terkesan sopan. Matanya gak jelalatan kemana-mana. Mungkin David menghormati istriku yang berpakaian serba tertutup dan bercadar.


Kok sepi pak?


Pada main pak, ayah sepertinya juga ke kebun sawit. Wah keluarga petani sawit ya pak?


Iya pak, maklum orang tua saya trans dari jawa.


Setelah pak David pulang aku jadi berpikir yang aneh-aneh. Bagaimana ya supaya pak david bisa ngentot istriku. Mungkin awalnya Fira menolak, pada akhirnya Fira akan ketagihan dientot pak David. Secara ak David ganteng, tubuhnya kekar, putih, maskulin dan tentunya penisnya juga pasti besar. Pasti Fira bakal




ketagihan, yang pada akhirnya kemungkinan Fira akan jatuh cinta dengan pak David.


Astaga, mikir apa sih aku. Oiya minggu depan giliran aku yang main ke rumah pak David. Sepertinya aku akan memberi obat perangsang ke Fira. Eh tapi, bagaimana caranya pak David juga terangsang sama Fira. Fira gak secantik cewek-cewek bule, wajah Fira tergolong biasa-biasa saja.


Kak, mikirin apa sih? Eh enggak. Oiya minggu depan kita gantian silaturahim ke rumah pak David ya dek. Pak David, siapa pak David? Fira mukanya seperti kebingungan.


Loh, tadi kan pak David main kesini kan dek? Psikiater kakak.


Psikiater, kakak sakit apa? Kok gak bilang-bilang Fira sih kak?


Kakak schizophrenia dek,


Astaghfirullah, kak, Fira memelukku dengan erat sambil meneteskan air mata. Semua yang kakak alamin itu halusinasi kak.


Halusinasi? Aku kaget setengah mati. Jadi semua hanya halusinasi? Dan semua... Hari berlalu dengan cepat, aku sekarang minum obat rutin.


TAMAT


Side story


Aku minum obat rutin, halusinasiku sedikit berkurang. Kejadian-kejadian yang sering aku alami sudah aku pastikan hanya halusinasiku saja. Gak ada kejadian apa-apa, begitu juga dengan istriku. Fira tetap menjadi istri yang sholehah dan keluarga besarku sangat menghormati istriku.


Suatu ketika, halusinasiku kambuh lagi. Ntah kenapa padahal aku sudah minum obat rutin. Suara-suara desahan membuat aku panas dingin. Meski sudah aku sangkal sedemikian rupa, aku gak bisa lepas dari




waham paranoidku. Ada suara-suara yang mirip suara Safira. Mendesah, sampai buluku merinding. Yang aku bayangkan adalah Safira digilir oleh banyak lelaki.


Astaghfirullah, aku mencoba mengusap mukaku. Suara-suara itu makin jelas, ditambah suara lelaki yang aku kenal. Gak hanya satu orang, ada banyak orang yang aku gak kenal siapa.


Karena waham paranoidku, kucari sumber suara itu. Tetapi tetap saja nihil. Sampai-sampai aku memanggil-manggil nama istriku, dengan sedikit terisak.


Kak, kakak kenapa? Dek, kamu gapapa?


Aku gapapa kak. Ya Allah, kakak kambuh lagi ya? Astaghfirullah padahal kakak udah rutin kan minum obat.


Safira memelukku, udah udah jangan nangis. Safira gapapa, ceritain ke Safira apa yang kakak dengar?


Semua aku ceritakan ke Safira, muka Safira terkejut mendengar ceritaku. Fira gapapa kak, Fira gak mungkin mengalami hal semacam itu. Kakak tau sendiri kan Fira perempuan baik-baik.


Iya dek, kakak percaya. Kakak kadang benci dengan penyakit kakak. Kenapa harus berdelusi semacam itu. Dan dalam delusi kakak, kamu berbanding terbalik dengan kamu yang ada di depan kakak sekarang. Maafin kakak dek.


Gapapa kak, adek tau itu hanya delusi kakak. Jadi gak usah dipikirkan lagi ya. Fira memelukku, dengan memposisikan kepalaku di dadanya.


Hari berganti hari, aku mulai stabil lagi. Emang gak ada yang terjadi apa-apa. Ayah sangat menghormati menantunya. Ibu juga seperti ibuku yang sholehah, patuh, setia dengan suaminya. Adek-adekku juga adek-adek yang baik, menghindari pergaulan bebas.


https://t.me/ceritaPlus


Kak, sini, Safira memanggilku yang saat itu memakai gamis biru muda. Dengan hijab lebar panjang berwarna merah hati. Cadarnya pun serupa berwarna merah hati.


Safira mengabari aku tentang kehamilannya. Aku hamil kak. Wajah Safira ceria.


Iya kah? Alhamdulillah, aku memeluk istriku erat-erat. I love you dek.


I love you too kak,


Di masa kehamilan Safira aku selalu rutin minum obat. Delusi, halusinasiku berangsur-angsur hilang. Dan aku pulih.


Safira melahirkan anak laki -laki, tetapi setelah itu aku sedikit khawatir dengan anak-anakku. Karena schizophrenia bisa diwariskan ke anak-anaknya.


Berbeda dengan Safira, dia selalu membesarkan hatiku. Meski keliatannya Safira terkena baby blues. Tetapi kewarasan istriku masih dominan.


Kini anak kami Rijal, sudah berumur 2 tahun. Rijal aku photo sedang digendong Fira. Kak?


Iya dek, ada apa?


Kenapa ya, adek akhir-akhir ini kepikiran dengan delusi yang kakak alami. Maksudnya? Adek jadi punya fetish begitu? Aku hampir saja meledak emosiku.


Bukan kak, adek kepikiran aja apakah kakak sebelum didiagnosa dokter kakak memiliki fetish seperti itu? Kakak nafsu melihat adek melakukan Emm. Fira menghentikan kata-katanya. Kakak cuckold?




Ah enggak, enggak. Kakak gak cuckold. Aku menyangkal fetisku sendiri?


Beneran? Fira terus mengejar menanyakan apakah fetish cuckold atau enggak.


Iya dek, itu hanya delusiku aja.


Oh yauda yauda, lupain.


Malam hari di dalam kamar, Fira kembali menanyakan itu?


Ntah kenapa penisku jadi tegang, Fira melihat celanaku menggembung.


Hihi, kakak nafsu ya? Astaghfirullah, kakak ini. Masak nafsu Fira menanyakan tentang cuckold. Jangan- jangan kakak suka? Selidik Fira.


Eh, aduh. Maaf maaf, maaf dek. Kakak gak bermaksud...


Bermaksud apa? Bermaksud suka membayangkan Fira diapa-apain sama ayah? Sama adek-adek kakak? Hihi. Santai aja kali kak. Lagian hanya fantasy kan, adek gak marah kok.


Huh makasih ya. Lagian kakak bakal cemburu berat dan marah kalo itu beneran terjadi.


Iya, iya, adek percaya kok. Tapi sepertinya menarik juga ya, kalo kakak tambah bernafsu ke adek. Yauda besok adek godain Toni ah. Goda istriku.


Eh jangan dong. Aduh Fira kok gitu.


Haha, Fira tertawa lebar. Kena deh, enggak-enggak. Lagian zina kali kak, gak mungkin juga adek kepikiran sama zina muhson. Dan itu dosa besar.




Yauda kita bobok yuk, Rijal udah bobok juga tuh.


Ayok, aku juga udah ngantuk banget nih dek.


Kami akhirnya terlelap. Dan aku masih kepikiran dengan pertanyaan Fira. Curigaku kembali muncul.


Aku insomnia sampai menjelang subuh, Fira pun terbangun melihat aku gelisah. Kakak gak tidur semalam? Aduh, maafin Fira ya kak. Ini karena Safira pasti. Istriku menyalahkan dirinya sendiri.


Gak dek, adek gak salah apa-apa. Emm bagaimana kalo adek mewujudkan fantasy kakak? Supaya berhenti parno karena timbunan fantasy dan cemburu yang gak nyata.


Kakak ngomong apa sih? 􏰀􏰀 Nyesel kemarin Fira nanyain soal ini.


Maaf, kakak hanya gak kuat aja dek. Rasanya kakak ingin meledak aja amarah kakak ke adek. Maafin kakak. Kakak hanya ingin sembuh dek, adek bisa dengan orang lain. Jangan tanggung-tanggung, semakin banyak laki-laki yang menjamah adek, kakak semakin suka.


Kakaaaak 􏰀􏰀􏰀􏰀 Fira gak mauuuu.


Besoknya di kantor, aku dan teman-teman kantorku berencana plesiran. Ada salah satu temanku yang sedikit nakal, dia bercanda bagaimana kalo kita BO purel dari platform chat tertentu. Teman-temanku yang lain tau temanku yang bernama indra hanya ngejoke. Tetapi aku sengaja komentar.


Emang kalian gak pengen? Bosen gak sih hidup lurus-lurus aja. Ya meski dari sebagian kita udah pada nikah. Tapi kan, apa gak bosen? Sedikit nakal kan gapapa.


Nah bener, ah masak gak ada yang tertarik. Kita BO satu saja. Lalu kita gangbang, celetuk indra.


Ah ogah, gue mau mau aja. Tapi gue ogah kena penyakitnya. Kecuali kalo kita BO cewek yang bersih, belum pernah dipake orang. Kata temenku bobby.


Posting Komentar

0 Komentar