POV CEPI
Saat menikmati percumbuan panas dengan mama tiba tiba sesuatu hal yang tidak kami harapkan terjadi, segera aku dan mama berpura pura melihat lihat Hadiah pemberian mama. Lagi pula saat itu mama tak sempat menutup pintu kamar.
"Asiiik banyak hadiah!!!!!" Dengan manja Bibi merangkul ku yang sedang membuka Box Ponsel baru. Bersamaan merangkul mama juga.
Aaaaahhh kenyal sekalii Payudara Bibi ku yang Cantik dan sexy ini...... Kata ku dalam hati.
"Aaawwhhhh, KARIIIN Beraattt tauuu...!!!!" Kata mama yang saat itu tertindih Body sexy Bibi Karina.
"Maaf ya kakak ku sayaaang.... Aku bahagia banget kalian dah baikan." Sambil tangan Bibi ku karin mengusap ngusap Kontol ku dari luar celana Pendek ku sehingga menjadi Konak.
"Jangan goda Cepi!!! Ia belum pulih!!!" Mata mama melotot marah karna melihat tangan 'nakal' adiknya yang berbeda Ibu.
"Hehehe maaf maaf.... Eh kak, Suami mu dah pulang tuu.. Besok pagi ya berangkatnya?? " Tanya Bibi kali ini mulai serius. Mama menganggukkan kepalanya lalu kembali berbicara pada ku.
"Naak, janji ya ada apa apa telfon Paman mu ya!!! Berat sebenernya Mama ninggalin kamu nak, apalagi kamu belum pulih." Kata mama kepadaku dengan Kecantikan mama terpancar sempurna, kali ini terlihat mama sangat tulus memperhatikan ku.
"Cepi udah gede mama, Mama bisa andelin Cepi kok buat Fokus ngejer cita cita Ku." Kata ku meyakinkan mama.
"Mama percaya sayang, tapi.... " Sambil memperlihatkan wajah penasaran.
"Tapi kenapa ma?? " Tanya ku.
"Kamu bisa ga jagain.... " Sambil matanya melirik kearah Bibi....
"Idiiih kakaaaaak!!!!AWAS YAA!!!! " Mama bangkit berlari keluar kamar dengan manjanya menghindari serangan Bibi Karina.
Beberapa saat Bibi ku membalikkan badannya kearah ku tepat depan pintu kamar ia mengucapkan. "Ada Hadiah dari Bibi Terus Kita NGENTOT" bisik Bibi depan pintu kamar sambil menjulurkan Jempol dijepit jari Telunjuk dan Tengah kearah ku.
*******
Setelah makan malam ayah memberi ku beberapa Wejangan didepan Bibi dan Mama serta adik ku, tak heran karna ini pertama kalinya aku ayah dan Mama benar benar meninggalkan aku di rumah. Apalagi Bibi menjelaskan esok ia akan cukup sibuk di warung yang biasa mama bantu kelola.
Lebih jauh ayah bercerita di meja makan bahwa esok mama dan dirinya akan menyelesaikan masalah 'penting' disana, setelah selesai Minggu Sore ayah akan pulang karna Senin pagi ayah Harus beraktifitas dipabrik Farmasi diKota ini kembali.
Terlihat expresi mama sangat senang saat itu, namun Ayah seperti terlihat lelah dengan Aktivitasnya. Belum lagi besok ia harus berangkat sangat pagi ke Kantor Ibu Kota, ingin sebenarnya memeriksa rekaman kamera kamar Mama dan Bibi namun ku Putuskan nanti saja.
Aku takut sewaktu waktu Bibi maupun Mama datang ke kamar ku malam itu, apalagi besok sangat pagi sekali aku harus bangun melepas kepergian Ayah, Mama, dan Adik ku yang pertama kali meninggalkan ku dirumah sendiri hingga Sore hari.
"Hati hati dijalan ya yaah, hati hati di jalan ya ma.... Rudi jangan nakal jaga Mama... " Pesan ku kepada mereka di subuh hari sekitar jam 04.30 pagi sebelum Ayah melajukan kendaraan Roda 4 kesayangannya.
"Mama sayang kamu naak, Mama sayaaaang banget sama kamu.... Sama seperti Mama sayang kepada adik mu..... " Sambil memeluk ku erat seperti akan pergi lama, namun entah Mama rasa atau tidak Penis ku mengeras hebat saat berpelukan dengannya.
"Yuuk ma, nanti keburu macet di Tollnya. Naak!!! Jaga kaki mu, jangan sampai terbentur." Pesan Ayah ku setelah Mama masuk mobil duduk disamping Ayah.
"Titip Cepi ya Riin.... Ada apa apa telp Kakak mu ya.... " Pesan Ayah sebelum Pergi.
"Siap Aa!!! Aa bisa andelin Karina hihihi... " Sambil merangkul ku, yang membuat Penis ku semakin Keras.
Setelah menutup pintu Pagar, aku masuk kerumah pagi itu namun sebelum sampai ke kamar ku.....
"Cepii sayaaang.... Kok cuek banget sii.... Masih marah ya sama bibi... " Bibi merangkul ku dari belakang di ruang keluarga. Lebih nakal lagi Bibi langsung menggenggam Kontol ku, kedua tangannya langsung masuk kedalam celana Boxer dan CD ku demi dapat Menggenggam Kontol ku.
"Cepi ga marah kok bi.... Tapi Cepi kecewa sama Bibi." Sambil ku berusaha menguasai diri ku sendiri pagi itu. Karna Bibi mulai mengurut ngurut Kontol ku dengan tangannya yang mulus.
"Sini sayaang biar Bibi cerita, izinkan Bibi jelasin semuanya sayang ku." Ia menarik ku keSofa ruang keluarga.
Lalu merangkul ku sambil menyandarkan kepalanya didada ku.
"Sekarang keponakan ku tersayang cerita, kenapa kecewa sama Bibi.... " Saat itu aku antara Horny dan marah ku Ungkapkan kekecewaan Bibi yang mendukung Mama pacaran dengan Rico, terlebih lagi Mama dan Bibi menipu ku soal acara makan malam menjadi malam 'pesta Birahi' mereka sabtu malam minggu lalu.
Ingin ku ungkapkan kedekatan Mama dengan Fandi sekarang, namun aku tahan bagian itu karna aku yakin Bibi akan curiga bagaimana aku bisa tau karna selama beberapa hari kemarin aku belum pulih dan cenderung ada diRumah bersama Anya dan Shendy di siang Hari.
"Ada lagi sayang unek unek kamu buat Bibi...?? " Setelah Bibi mendengarkan dengan baik semua keluh kesah ku tentang kenakalan mereka. Ku gelengkan kepalaku karna saat ini wajah Cantik Bibi ku terlihat sedih.
"Mama dan Bibi kecewa sayang, saat kamu tantang Rico dengan iming iming Mama dan Bibi jadi alat taruhan kamu." Jelas Bibi Karina.
"Mama dan Bibi sadar kesalahan sebelumnya, bahkan sudah memberikan semua kenikmatan di tubuh kami hanya untuk kamu. Apa itu belum cukup?? Bahkan Fahri maupun Rico belum pernah merasakan jauh lebih dalam selain kamu." Jelas Bibi terlihat makin sedih sehingga aku sekarang merasa bersalah.
"Rasa sayang kami saat itu, perasaan kami kepada mereka Rico dan Fahri sudah seperti dibawa terbang keAwang Awang karna selain memendam dendam sama Ayah kamu kami sangat kecewa sama kamu sayang" kata bibi
"Hingga awal kami diberi Hadiah Gaun mewah di mobil saat kami dijemput, sampai diberi kejutan romantis dan Kalung Emas dengan inisial nama mereka." Jelas Bibi ku Karina lebih dalam dengan perasaan sedih dan menyesal.
"Tapi kamu liat sendirikan kemarin, disaat surga dunia itu bermain main diSanubari kami, tetap saja berubah neraka saat melihat kamu ada disana." Dengan Detail Bibi ku menjelaskan perasaan Mama dan Bibi saat tau aku ada disana.
"Baik Mama mu dan Bibi merasa Hancur nak melihat kamu hampir cacat malam itu, akibat bermain cinta dan birahi terlarang dengan kakak kelas mu. Sungguh ga ada maksud kami benar benar sengaja melukai kamu karna awalnya mereka bilang akan mengajak kami makan malam ditempat yang Special.... Tapi..... " Ku peluk Bibi ku yang mulai menangis saat cahaya mentari pagi sedikit mulai menerangi rumah ini.
"Asal kamu tau nak, minggu pagi kami menampar berkali kali wajah Rico dan Fahri hingga dilerai Anya dan Shendy. Saat Fahri dan Rico hendak menjenguk mu diRumah. Karna saat itu Mama mu dan Bibi mu yang lemah ini tau, Rico lah yang meminta Mama dan Bibi jalan makan malam bersama mereka untuk taruhan kamu duel basket karna Mama dan Bibi Sadar, saat itu Rico memanfaatkan amarah mu kan. " Bibi ku Karina menjelaskan lebih detail dan Rinci apa yang terjadi hari minggu pagi saat aku istirahat di kamar.
"Rico dan Fahri bersujud di kaki kami pagi itu memohon maaf dan takkan mengulangi kesalahan yang sama. Kami putuskan ini jadi Rahasia kami, disaksikan Anya, Shendy, dan Fandi. Bagi kami kamu segalanya sayang, walaupun kita nakal tapi tetap kami berdua milik kamu sayang ketimbang Ayah mu itu apalagi kakak kelas mu." Sambil memegang kepala ku Bibi menjelaskan isi hati Mama dan dirinya.
Aku hanya bisa terperangah serta merasa betapa bodoh dan pengecutnya aku selama ini. Namun sebelum aku sadar dan merasa bersalah Bibi mengatakan sesuatu yang tak ku sangka pagi itu.....
"Bibi kangen kamu sayang, mumpung disini ga ada kamera..... " Bibir Bibi terbuka lalu mulai mendekati bibir ku saat itu.
Lalu kami pun berciuman mesra berdua, kedua tangan ku saat itu menggapai kedua Payudara 34D yang sama sekali belum pernah dipakai menyusui bayi saat itu.
"Hmmfftttt..... Hmmfftttt... Hmmfftttt...." Desahan demi desahan tertahan Bibi ku yang Cantik dan Sexy ini tertahan, dengan cumbuan kami yang lembut dan penuh perasaan.
Dengan pengalaman dan kelihaiannya, Bibi membimbing tangan ku masuk kedalam baju piyamanya yang longgar hingga kedua tangan ku saat ini merasakan langsung kelembutan dan kehangatan Payudara besar dan kencang Bibi ku ini.
Tangan ku mulai aktif meremas perlahan, dan memainkan putingnya lembut bersamaan dengan bergulatnya lidah kami di ujung percumbuan yang panas ini. Belum lagi satu tangannya aktif mengeluarkan Kontol ku yang kembali keras akibat saling merangsang satu sama lain.
Bibir Bibi ku Karina mulai mengunci lidah ku yang sedari tadi kami seirama begelut mesra dengan lidahnya. Lalu ia isap dalam dalam sambil menari nari lidahnya dilidah ku yang ia kunci mesra dengan kedua bibirnya.
Menerima Rangsangan hebat seperti itu, kedua tangan ku reflek meremas sedikit lebih keras kedua Payudara nya yang besar, kencang, dan Ranum. di dalam piyamanya yang posisi tali branya sudah ia Buka dari tadi.
"Hhhmmmmmhhhhhhh......" Lenguhan panjang Bibi tertahan saat menerima remasan rangsangan di Payudara nya dari kedua tangan ku yang mengenggam payudaranya.
Kuncian bibir Bibi mengendur, sehingga berbalik lidah ku mengorek liar didalam rongga bibirnya.
Tak mau kalah dengan aksi ku, Bibi meremas Kontol ku dengan kedua tangannya dan mengocok Batang Kontol ku dengan cepat.....
Hal itu membuat aku kelonjotan, sehingga Bibi berbalik...... Lidahnya yang kini liar memenuhi rongga mulut ku..... Sebisa mungkin aku berusaha mengunci lidahnya....
Namun saat lidah Bibi ku terkunci dan berusaja ku sedot kuat beberapa kali.....
"TEEEEEEEEEETTTT.......!!!!!!"Suara BELL Pintu Rumah BERBUNYI.......
Segera ku tarik kedua tangan ku dari dalam Piyama Bibi, lalu kurapihkan Penis ku kedalam celana Boxer ku. Setelah ku pastikan Bibi berlari ke kamar mandi ku Intip lewat jendela siapa yang menekan Bell diyPagi buta seperti ini.......
Aaaaaahhhh!!!! Siaaal!!!!! Rupanya itu Kakek!!! Kok bisa sii pagi pagi kerumah.
Dalam hati ku mengumpat, karna kakek mengganggu indahnya pagi ini bersama Bibi ku Karina.Sial!!!
"Apa kabar kek... Pasti subuh banget ya dari rumah tadi...." Sapa ku setelah membuka Pintu Gerbang yang tadi dikunci.
"Baik cucu ku... Sepertinya kakek telat ya datangnya hingga Ayah dan ibu mu sudah pergi." Terlihat Kakek kecewa diraut wajahnya .
"Kakek janjian ikut Ayah ke Jakarta???" Tanya ku mulai terkejut.
"Ayaaahh!!!!!" Kata Bibi ku sambil berlari manja memeluk kakek setelah merapihkan diri dikamar mandi setelah saling bercumbu hebat dengan ku.
"Mana Hendra dan Kania??? Mereka sudah berangkat ya tanpa ku????" Terdengar intonasi suara kecewa keluar dari mulut kakek ku.
"Ayaaaah.... Emummpptt... " Sambil matanya mengarah kepada ku, lalu kakek sadar dan mencoba menguasai emosinya.
"Cepiii sayaaang.... Dah mau jam set 6 lho, kamu ga siap siap?? " Kata Bibi ku mengingatkan ku sekolah yang terkesan mengusir ku secara halus.
"O iya, aku siap siap dulu bi..... Kek Aku siap siap dulu ya.... " Kata ku sebelum pamit dari ruang tamu meninggalkan mereka berdua.
"Iya cucu ku, nanti kita sarapan bersama ya... Ga nyangka kamu sekarang menjadi setampan kakek saat remaja dulu cucu ku.... Hehehehe..... " Meskipun memuji ku, terasa kakek memendam amarah. Namun aku yakin Bibi ku bisa menjelaskan dan meredam emosi kakek disana.
Sekedar mengingatkan sepeninggal nenek kandung ibu ku, Kakek menikah lagi. Karna Tugas yang kakek harus jalani dinas di pelosok dan perbatasan, Mama saat muda harus bisa menjaga serta membimbing Bibi Karina dan Paman Anton sejak kecil. Apalagi almarhum nenek atau istri kakek suka sakit sakitan.
Tak heran kalau kini Bibi dan Paman ku sangat sayang kepada Mama, meskipun Cantik terkadang Mama bisa menjadi kasar dan Judes. Hanya Ayah yang bisa meredam dan menaklukan Mama saat Ayah masih muda, gagah dan Tampan tentunya.
Setelah sarapan dan bersenda gurau bersama Bibi dan kakek di meja makan, aku berpamitan kepada Bibi dan kakek. Tapi Bibi menyusul ku tepat saat aku di luar pintu gerbang.
"Sayaaang..... Cepi keponakan ku sayaaang..... Sebentar Bibi lupaa sesuatu niii.....!!! " Duh Bibi ngapain sih teriak teriak. Ia setengah berlari kepada ku membawa sesuatu.
"Ini hadiah kecil dari Bibi, hadiah lainnya nanti ya hihihihihi...... kamu pake buat apa aja terserah Bibi percaya sama kamu.... Mmmmuuuaacchh!!! Semangat ya, jangan minder disekolah." Aku pun berjalan sambil bingung dengan Kartu Debit tabungan yang Bibi berikan pada ku.
Ku berbalik melihat kearah rumah tempat Bibi berdiri didepan gerbang, terlihat Bibi masih disana melambaikan tangannya dengan sangat bahagia. Hingga aku benar benar pergi naik ojek pangkalan pagi itu ke sekolah.
*******
"Jaga Emosi mu,jaga kaki mu, ****** nomer pin kartu itu. Bibi sayang kamuu.... " Isi pesan Bibi melalui aplikasi Ponsel baru ini. Sebelum kegiatan belajar mengajar di mulai.
Dari Ponsel ku pantau saat jam istirahat, rupanya kakek menemani Bibi di warung makan Jumat pagi, bahkan sepertinya Kakek ku yang pensiunan tentara itu bahagia memasak bersama Kakek pagi itu.
Tenang dah sekarang, ada kakek bersama Bibi disana. Walaupun senja tapi kegagahan dan kekarnya badan kakek tak jauh berbeda dengan Ayah. Sepertinya Kakek sudah tau dengan aib Ayah yang punya istri muda, pagi itu Kakek sepertinya ingin ikut menyelesaikan masalah itu.
"Sayaaang lagi apa...!!!! " Tanya Mama ku kania di video call siang itu.
"Baru selesai ngerjain beberapa tugas sekolah. Mama itu dimana? Kok keringetan gitu si ma?" Tanya ku karna dilayar ponsel ku Mama terlihat tak mengenakan kerudungnya tapi berada diruang terbuka. Sungguh tak biasa.
"Mama sama Rudi ni mantai abis makan siang, nemenin Ayah kamu lagi meeting disana..... (Sambil memutar kamera memperlihatkan gedung dan ruangan tempat Ayah mengadakan pertemuan)"
" Mama kangen kamu sayaaang.... Kamu udah makan belum?? Kalau belum susul Bibi mu di warung ya... Ntar Bibi kamu digodain lho temen temen kamu hihihihi..... " Kata Mama keceplosan.
"Haaah kok bisa siii mah??? Mama kata siapa??? Lagian tadi ada Kakek. Pasti Kakek ngawal Bibi disana.... " Ku mainkan sandiwara ku. Rupanya berhasil, seketika wajah Mama panik mendengarkan Dua pertanyaan sekaligus.
"Hmmm gitu ya....(dari wajahnya Mama terlihat menguasai dirinya, karna tak secara langsung Mama memberi Informasi bahwa kakak kelas ku sering kesana) tapi Sayaaang, Kakek itu sebetulnya udah pulang dari Tadi lho!!!! Coba kamu susul bibi, sambil bantu bantu saat tutup warung nanti." Perintah Mama kepada ku.
"Iya ma kalau sempet aku kesana."lalu Mama mematikan sambungan Video Call. Sial dah jam 3 sore ini. Di luar Dugaan, rupanya kakek udah pulang.
Ku panggil ojek langganan ku lalu aku pun meluncur kesana secepat mungkin. Sambil memantau lewat ponsel baru yang lebih Canggih dari Ponsel hadiah yang terdahulu.
Sangat bersyukur saat itu meski sudah menjelang Sore terlihat Warung makan yang cukup luas itu terlihat sangat ramai, walaupun mayoritas dari pengunjung sekedar ngopi setelah makan siang tapi aku sangat yakin Laba bersih dari penjualan minuman sangat tinggi.
Seolah hafal dengan denah letak Ruko Fandi, dengan jalan sedikit Pincang langsung ke dapur langsung membantu membersihkan Piring kotor dan gelas yang tak sempat Bibi ku cuci.
Sedangkan Fandi dan Aldi selain membersihkan meja, mereka berdua sesekali terlihat membantu menghitung makanan yang tamu bayar diKasir.
Bibi ku yang cantik dan sexy ini, tugasnya menghidangkan kepada tamu dan memasak makanan yang yang sudah habis di etalase makanan.
Sungguh pesat perkembangan Warung yang dikelola Mama dan Bibi, dalam waktu singkat bisa menarik banyak pelanggan. Bahkan tamu biasa yang sekedar ngopi atau bersantai.
Semakin sore suasana pun makin ramai dan santai, semua itu tak lain karna kehadiran 2 gadis muda dan cantik ke warung yang tak lain Shendy dan Anya sore itu.
Mereka memberikan Informasi bahwa Warung masih ramai, Jumat sore itu hingga tanpa ragu dan segan Anya serta Shendy membantu Bibi menjadi karyawan dadakan.
Jelas hal itu semakin membuat Bibi ku Karina Bahagia, apalagi melihat ku bekerja keras membantunya didapur membereskan Semua piring kotor serta Gelas agar tetap tersedia andai tamu datang memesan minuman maupun Secangkir Kopi hangat.
Rico dan Fahri terlihat terkejut mendapati Warung Fandi yang dikelola Bibi sangat ramai hingga setengah jam menjelang tutup, ku lihat sesaat mereka seperti hendak membantu. Namun Fandi dan Aldi malah meledek mereka berdua lewat sindiran.
Lebih baik aku pura pura tak mendengar, lagi pula kaki ku sedikit terasa nyeri setelah berjongkok lalu berdiri mencuci beberapa peralatan dapur yang cukup besar.
"Sayaaang, kaki kamu nyeri kan?? Ya udah duduk dulu istirahat dimeja ini, kamu terlalu porsir tenaga kamu sih. Pasti kamu belum makankan dari siang." Sambil memeluk ku Bibi Karina terlihat sangat perhatian dan panik saat melihat aku mulai meringis menahan nyeri.
"Kebetulan aku juga belum makan, aku pesen Online ya kak tapi pesen minum disini. Sekalian nemenin Cepi makan." Kata Fahri dengan Sigap karna cukup dekat dengan posisi ku duduk.
"Kita juga dong ri pesenin sekalian, ada Anya ama Shendy juga nooh... " Sambar Fandi.
"Kalau gua mah ngarep pengertian aja, secara sering nyontek tugas masa ga ada pemasukan hehehehe..... " Tambah Aldi.
Fahri mengacungkan jempol kepada mereka, hingga pukul 18.30 baru benar benar sepi dan tamu mulai pulang, itu juga setelah sangat terpaksa Shendy dan Anya memberitahukan 'persediaan minuman Habis'
Eh Bibi kemana ya...??? Dah ampir setengah jam ni ngilang!!!!!
Terlihat dietalase dangan hanya Shendy dan Anya , sedangkan Bibi ku Karina entah kemana bersama Fandi dan Aldi. Hal tersebut pasti tak disadari Rico Bahkan Fahri yang sibuk bermain game di laptop sedari tadi.
"Hayooo celingukan carii siapa!!!! Kangen yaa...??" Bisik Bibi pelan di telinga ku. Expresi Fahri dan Rico jelas sangat Cemburu melihat Bibi ku sendiri yang bertingkah bagai kekasih ku sendiri.
"Shendy!!!! Anya!!!! Kata Keponakan ku Galau ni milih siapa diantara kalian!!! " Seringai Bibi ku, yang padahal aku sama sekali tak mengucapkan apapun saat itu.
Terlihat baik Shendy maupun Anya wajah putih mereka malu mendengar pengumuman yang dibuat buat Bibi ku.
"Siapa pun yang ga terpilih Cepi gue mah yakin bakal KIAMAT kalau milih elu Fandi!!! Hahahahhahaaa.....!!!!! " Komentar Aldi yang gempal mengundang tawa renyah dari semua orang yang ada disana.
Aldi yang bertubuh Gempal memang jago melawak mencairkan suasana. Hingga kami pun berkumpul bersama di satu meja. Lalu berdiskusi santai sambil menikmati makan dan cemilan yang dipesan Fahri sore tadi.
"Eummptt... Shendy sama Anya besok malem mingguan ga....??? " Tanya Bibi sambil becanda bertanya kepada mereka.
"Engga kok bi.... Paling ngerjain tugas aja.... " Kata Anya yang sebenarnya anak rumahan.
"Iya biiii.... Malah jenuh ga ada acara besok malem.... " Tambah Sendy yang sexynya "hampir" Menyaingi Bibi ku Karina. Terutama dibagian payudaranya.
"Kalau gitu besok sama Minggu nongki sini aja nemenin Bibi gimana... " Sambil memperlihatkan wajah nya yang cute dan memainkan alisnya.
"Tenang aja deeh.... Pokoknya Mama Cepi pulang Bibi Traktir ke Salon." Tambah Bibi ku.
"Lebih baik Minggu Istirahat deh bi, apalagi kalau besok rame kayak Tadi. Kecuali yang kerja Bobotnya kayak sialdi nih, bagus buat langsingin badan Hahahahahaha...." Pendapat Fandi yang jelas kembali mengundang Tawa kami semua.
"Tapi aku setuju si Bi dengan ide 'siDatuk Maringgih' jadi kita nyalonnya hari minggu hihihi.... " Kata Shendy dengan polosnya.
"Datuk Maringgih??? " Tanya Rico polos lalu setelah menatap Fandi semua tertawa.....
"Heeeemmmhhh belum tau aja ya sama 'pentungan' gue, ntar pada nagih lho.... " Semua tertawa, dengan Dark Joke Fandi. Kecuali Anya dan Shendy yang terlihat malu, sedangkan Bibi ku segera mencubit Fandi.
"Ya udah, jadi Deal ya.... Minggu Libur jadi kak Karina bisa Istirahat sambil Quality time sama Istirahatin badan." Fahri kali ini ikut berbicara mangalihkan perhatian candaan mesum Fandi.
"Bener gapapa ni Fan aku libur minggu....??? " Tanya Bibi padanya.
"Kok jadi Tanya saya sih kak?? tanya Cepii tu biar ga bingung milih Anya atau Shendy, ampe bengong dia tuh dari tadi liatin mereka!!!! Hahahahaha....!!!" Seketika baik aku, Shendy dan Anya tersipu malu dengan candaan Fandi.
Meski masih muda Bibi terlihat kagum dengan bijaksananya sikap Fandi, karna dari itu selain selalu membagi rata keuntungan harian bersih tanpa memotong modal belanja bahan makanan, Bibi dan Mama mendapat Fee dari aktifitas rutin membersihkan tempat itu dan sekitarnya.
Sengat wajar bibi ku yang sexy dan pekerja keras ini terlihat sungkan, andai minggu ini ia meminta libur. Pukul 0730 aku dan Bibi tiba dirumah, Shendy dan Anya yang makin Akrab dengan Bibi sempat mengobrol diruang tamu cukup lama.
0 Komentar