BIBI DAN MAMA PART 7



panya Anya membawa ku kerumahnya, lalu Ibu Anya yang berprofesi seorang Dokter menolong bengkak di pergelangan kaki ku yang masih pingsan. Ia menekan kuat kuat bengkak dipergelangan Kaki ku, hingga aku tersadar karna merasakan sakit yang luar biasa.




Obat pereda demam dan obat penenang ibu Anya anjurkan kepada Putrinya Anya minumkan kepada ku. Setelah aku Terbangun diurut untuk memperlancar peredaran nadi darah di pergelangan Kaki yang bengkak.




Setelah tau reaksi dan efek, ku terjaga sangat tinggi akibat menahan Emosi dan Sakit diKaki secara bersamaan, aku kembali tertidur karna efek obat yang mengandung rasa ngantuk.




Jam 09.00 malam mama datang kesini, namun karna melihat reaksi ku gelisah tidur saat mendengar suara mama, dengan cepat Anya menenangkan ku. Hingga aku kembali tenang dalam keadaan setengah sadar.




Dari rekaman suara kamera yang berada didalam tas ku, Ibu kak Anya menyarankan berbicara kepada ku saat aku bangun nanti.




Ku rapihkan semua sampai ku cabut memory kemera yang merekam semua aksi "mereka" Setelah ku pastikan aman, ku sandarkan kembali kepala ku dibantal yang empuk.




Menghelakan nafas panjang ku disana, hingga ku renungkan mempersiapkan mental ku kehilangan mama. Hati ku kembali sangat panas dan cemburu saat lihat mama tertidur diSofa masih mengenakan Kalung pemberian Rico, namun tak terlihat cincin nikah Nya dengan ayah melingkar disana.






************








"Pulanglah ma.... Kasian Rudi. Biarkan aku disini menenangkan diri..." Kata ku pagi itu, karna merasakan tangan mama mengusap kepala ku. Saat itu aku sempat tertidur dalam keadaan setangah duduk, hingga saat yang ku tunggu tiba saat mama mulai menyentuh ku.


"Tapi naak.... " Jawab nya langsung ku potong dengan tegas.


"Pulang lah..." Kata ku lirih sambil menggenggam tangannya.


"Mama jauh lebih bahagia dengan Rico kan ketimbang dengan aku." Sambil dalam dalam ku lihat kalung yang ia kenakan, dengan penuh kebencian. Lalu ku ku jauhkan tangannya dari kepala ku setelah ku tahan tangannya untuk memegang kepala ku.






Air matanya berlinang, beberapa menit ia menatap ku seperti ingin menunjukkan rasa penyesalannya atas apa yang menimpa ku akibat ulahnya.




Ku lihat mata mama sebentar, lalu lagi lagi ku pandang Kalung pemberian Rico yang ia kenakan lalu ku Palingkan wajah ku dari wajahnya yang menangis sedih berlinang air mata diPipinya.






"TREKKK!!!" Suara kecil seperti mama mencabut kalung itu dan meletakkan diTubuh ku.






Sambil menangis terisak mama berkata "Mama ibu mu nak, apa gunanya Rico andai kamu menderita seperti ini."


"Kalau amarah kamu reda, pulang ya sayang. Mama mohon beri mama kesempatan." Lalu mama pergi meninggalkan kamar ku dirawat sambil membersihkan air matanya.






Ku simpan kalung pemberian Rico untuk mama, tak lama Anya masuk menemui ku dengan membawakan sarapan.






"Kamu yakin siap ribut besar andai ayah mu tau istrinya pacaran atau kamu jadi kayak gini akibat ulah mama mu??" Tanya Anya saat menemani ku sarapan pagi itu, setelah ia menanyakan tentang keadaan ku dan selsai aku habiskan sarapan ku.


"Aku ga siap, aku juga dalam kondisi cacat sementara ini kan. Lagi pula kasian Rudi adik ku, andai harus melihat kedua Orang tua ku Bertengkar Hebat." Jawab ku lesu.






Setelah ku berdiskusi dengan Anya, akhirnya Anya dan shendy mengantar ku pulang. Anya dan Shendy menghibur ku, berkali kali aku dibuat kagum dengan kebaikan dan cara mereka berfikir dibalik Kecantikan dan kemolekan tubuh mereka tentunya.




Mereka memberikan ku motivasi agar aku menjadi Olahragawan, karna Anya bercinta cita menjadi seorang dokter. Sedangkan Shendy ingin mengembangkan bakat menggambarnya diluar negri.




Mama menyambut kepulangan ku dengan wajah dan perasaan yang sangat bahagia, namun tidak dengan bibi ku yang terheran heran dengan dikawalnya aku pulang dengan Dua Bidadari sekaligus.




Shendy dan Anya sangat tersanjung dengan Pujian Bibi Karina Siang itu yang notabene Cantik dan lebih sexy walaupun berpakaian hijab,sedangkan ayah setelah memperhatikan Bengkak dikaki ku saat baru pulang sore itu, ia meminta ku agar usahakan jangan sampai terbentur atau tertekan di area Pergelangan kaki yang bengkak.




Karna ayah sedikit banyak paham dunia medis, akupuntur dan Pijat memijat hingga Akhirnya ia berkarir di dunia Farmasi. Setelah Anya dan Shendy berpamitan pulang, bibi mengusir Rico dan Fahri secara halus diteras depan siang itu karna sepertinya mereka hendak menjenguk ku.




Terlihat Wajah mereka kecewa dengan sikap bibi yang berubah 180 derajat dan mengabaikan mereka. Sedangkan mama, dengan expresi sangat tegang membantu ku ke kamar lalu menyiapkan makan untuk ku.




Setelah makan dan minum obat dari Ibu Anya, sangat cepat membuat mata ku kembali mengantuk itu. Lagi lagi diMimpi ku terdengar suara mama.....






"Mama mohon nak...... Berikan Mama kesempatan....."








*********






Begini ya rasanya Pincang? Tanya ku dalam hati saat ke sekolah senin pagi, selain tak banyak bergerak aku juga ditemui beberapa teman seangkatan maupun kakak kelas sekedar ngobrol maupun diskusi tentang Olahraga setelah ku pulih nanti.






"Kuat juga lu udud ya!!! Padahal calon ATLIT!!!" Kata Catur kakak kelas ku.


"Mumpung kagak ada kakak gua, ntar ribet urusannya kalo dia nemuin gue.... " Jawab ku yang menikmati rokok ke 3 di tepi Parkiran yang sempit setelah sekolah.


"Jujur gue masih ga percaya bro orang secekatan elu bisa jatoh dari Tangga!!!!" Selidik Yudi kepada ku. Namun hal tak terduga pun terjadi.....


"Baguuussss baguuusss, mulai Bandel lu yaaa!!!!! Mau gue siksa elu depan kawan kawan elu!!! " Kata Anya sambil menjambak Rambut ku.


"Ampun kak ampuun!!! Masih pusing aku mikirin masalah kemarin." Jawab ku keceplosan.


"Ada masalah apa sih kemaren!!!!" Hardik Yudi.






Ku Usap kepala ku terasa cukup puyeng dijambak Anya, sedangkan Anya dan Shendy yang semakin dekat sebagai sahabat hanya acuh dengan pertanyaan Yudi yang sama sama kelas Tiga.






"Gue sumpahin Budeg beneran lu Nyaaa ame si Shendy kalau ga mau kasih tau gue!!! " Hardik Yudi yang terlihat kesal dicuekin.


"Auu ah tanya tuh si Caturrrr!!!! Gue mau bawa ni orok gede balik." Sambil menggandeng ku Anya membawa ku ke mobil Shendy.






Otomatis segera menjauhi lokasi aku menikmati Rokok, Mama terlihat Sangat senang melihat kedekatan Anya dan Shendy yang seperti kakak ku sendiri.




Namun sesekali terlihat mama bingung saat ngobrol maupun membaca expresi Wajah Shendy dan Anya jika mereka bertiga ngobrol.




Maklum la bro, emak emak kalau ngobrol itu biasanya sambil nyelidik kayak ditektif hehehehe.....






"Tante tinggal ya, bantu bibi Cepi jualan maaf kalau Cepi banyak repotin kalian." Kata mama sebelum meninggalkan kamar ku.


"Gapapa tante, selesai kerjain tugas bareng sama Cepi minum obat kita nanti pulang ya.... " Kata Shendy.


"Eeeh jangan buru buru, nanti ada bibi Karina bawa cemilan special buat kalian. Tunggu bentar ya bibi Karina dateng. Tante berangkat dulu yaa... "


"Iya tante..... Hati hati dijalan yaa... " Kata Shendy dan Anya berbarengan.






Setelah Shendy dan Anya memastikan aku makan siang dan minum obat, mereka pulang sambil membawa oleh oleh special masakan Bibi ku Karina.




Namun aku tak lama tertidur karna efek obat penenang yang terkandung diObat pereda rasa nyeri.








*******








Hari Kamis bengkak di kaki ku sudah tak parah lagi, rasa nyeri sudah tak terasa diPergelangan kaki Kanan ku.






"Besok Mama diajak ayah dan juga Adik mu ke Jakarta ya, kamu hati hati Jaga Bibi dan Rumah. Kalau ada apa apa hubungi Om Aris."


Kata ayah kamis Pagi saat sarapan, aku pun teringat bahwa beberapa hari belakangan ini tak memantau aktifitas mama melalui Spycam yang ku simpan di warung milik Fandi tempat bibi dan mama berjualan maupun Rumah.


"Kamu jangan sedih gitu dong sayang, hari Minggu juga mama pulang.... Iya kan yaah?? " Dengan lembut dan Wajah cantik mama menenangkan ku. Pdhal aku khawatir ga bisa jaga mereka dari spycam pemberian anya.


"Iya ma gapapa kok, aku harus bisa mandiri sekarang." Sambil tersenyum ku katakan pada mama saat sarapan dimeja makan sebelum berangkat kesekolah.






Tapi apa siap mental gue liat Fakta dan Kenyataan Kenakalan mereka?? Walaupun terasa mama sekarang sangat lembut dan menyesal atas "kenakalannya" Serta kepada aku?? Apalagi Empat Hari tak terpantau aktifitas mereka di warung gmana.








*******






Setelah mengerjakan Tugas sekolah yang Rutin ku kerjakan setelah Makan siang di rumah, ku tenangkan diri serta mempersiapkan Mental untuk membuka rekaman spy cam dan kamera CCTV rumah.




Hari Minggu adalah hari dimana aku baru pulang ke rumah menjelang siang, terlihat Bibi ku Karina berbicara sangat serius dengan Rico didampingi Fahri. Sesekali pembicaraan mereka terpotong karna ada beberapa pembeli datang kesana dan dilayani dengan baik oleh Bibi.




Raut wajah Rico terlihat murung mendengar penjelasan Bibi ku, sesekali Rico dan Fahri berbicara sesuatu seolah meyakinkan Bibi ku namun kembali Bibi ku berbicara hingga akhirnya mereka terlihat semakin lesu mendengarkan penjelasan Bibi ku.




Menjelang siang terlihat mama datang dengan expresi yang ceria diwajahnya, beberapa pembeli terlihat terpana dengan kehadiran mama saat itu.




Lalu expresi mama berubah saat melihat Karina Bibi ku bersama Rico dan Fahri, setelah berbicara beberapa kata kepada Bibi terlihat Bibi memasak sesuatu di dapur. Namun mama mengajak Rico ke lantai 2, sepertinya mereka ingin berbicara empat mata.




Di tempat sepi di lantai dua bangunan itu, mama berbicara dengan expresi sedih dan memelas. Ingin sekali aku mendengar pembicaraan mereka namun sayang aku tak mempunyai Head Set saat itu.




Terlalu beresiko andai aku mendengarkan melaui Speaker Komputer ku, kalau anggota keluarga ku mendengar Pasti akan menjadi Ribut besar di keluarga ku yang mulai kembali Harmonis.




Rico tertunduk lesu setelah mendengarkan semua penjelasan mama Siang itu, hingga akhirnya Rico mencoba meraih kedua tangan mama namun mama segera menarik kedua tangannya dari genggaman tangan Rico.




Merasa sepertinya mama sudah tak bisa dirayu, Rico pergi meninggalkan mama dengan langkah kaki yang terpaksa. Sedangkan mama terlihat meneteskan air mata saat Rico pergi meninggalkannya menuruni anak tangga.




Aku tak habis pikir, mama melangkah ke kamar mandi setelah kepergian Rico. Lalu ia menangis disana, entah apa yang mama rasakan saat itu aku sungguh tak mengerti.




Setelah merapihkan diri mama menjalani aktifitas menggantikan Bibi ku yang pulang bersama Fahri. Sedangkan Rico dari tadi sudah pergi keluar dari tempat itu terlebih dahulu.




Hari senin terlihat Fahri mulai berani mengantar Bibi ku Pulang sampai depan rumah, bahkan jika sore hari Fahri bersama mama dan Bibi menyapa ayah hingga mereka terlihat lebih akrab.




Hari selasa, ku pantau sekarang bukan hanya Fahri makin dekat dengan Kania mama ku maupun Karina Bibi ku. Aldi yang tak terlalu tampan dan Fandi yang kurus terlihat lebih akrab dengan mama dan Bibi.




Baik Fandi pemilik Tempat dan peralatan diResto itu, terlihat belajar kepada Kania mama ku. Tak ketinggalan dengan Aldi yang biasa malah cenderung bertubuh Gempal atau biasa diSebutkan gemoy zaman sekarang, terlihat ikut belajar memasak membereskan dapur setelah menyelesaikan Tugas sekolah.




Ku lihat Rico sore itu ikut makan lalu sekedar nongkrong disana, namun hanya Fahri dan Bibi Karina yang menemaninya mengobrol. Lebih dari itu mama terlihat seperti menghindari Rico, bahkan mama terlihat riang tertawa bercanda dengan Aldi dan Fandi.




Hingga hari menjelang Sore Mama terlihat pulang lebih dulu bersama Fandi dan Aldi, sedangkan Bibi bersama Fahri dan Rico. Sungguh penasaran apa yang mereka bicarakan saat hendak meninggalkan tempat itu, di kamera pengawas terlihat Rico seperti memelototi Fandi namun setelah Aldi berbicara sesuatu Mama terlihat memeluk tubuh Fandi!!!!!




Aku pun terheran heran, tapi mereka semua malah tertawa lepas malah Rico pun menatap semakin kagum kepada mama bukan cemburu.




Hari RABU semua berjalan normal saat mama dan Bibi Karina memulai masak,mempersiapkan makanan yang akan disajikan. Aku cukup dikejutkan dengan aksi Bibi yang berbincang dengan wajah nakal dengan 4 Pria sekaligus!!!!!




Dari penampilan mereka dapat ku Nilai mereka adalah Supir dan tukang bangunan. Meskipun demikian, mereka terlihat Royal dalam memilih menu makanan. Berkali kali mereka seperti memuji masakan Mama dan Bibi karna sambil makan beberapa kali mereka mengacungkan jari Jempolnya.




Hingga mereka selesai makan terlihat salah satu dari mereka mengeluarkan Ponselnya, mama terlihat panik namun Bibi ku dengan santainya malah seperti memberi nomer kontak kepada salah satu pria itu.




Lalu lalang tamu dan pengunjung rumah makan yang dikelola Bibi dan Mama cukup ramai, hingga akhirnya terlihat Aldi, Fahri dan Fandi hadir disana.




Mereka terlihat seperti ingin membantu mama dan Bibi. Namun mama menjelaskan sesuatu terlihat Fandi, Fahri dan Aldi anehnya mama bersama mereka berdua ke lantai dua lalu tertawa tawa bertiga seperti ada yang seru mereka bicarakan, hingga mama akhirnya diantar Fandi yang ku analisa rupanya Fandi mengantar pulang mama kerumah ini membawa makanan untuk makan siang.




Sejenak ku Tercekat!!!! Dan kaget melihat mama hanya berjalan di waktu siang itu, seingat ku hari kemarin aku bersama Shendy dan Anya belajar di ruang tamu menyelesaikan tugas sekolah.




Sangat mencurigakan mama turun dari spot tak terjangkau CCTV, dan berjalan kerumah sendirian. Jantung ku mulai berdebar, entah bagaimana menggambarkannya. Setelah kembali melihat rekaman Bibi ku Karina terlihat sangat akrab dengan Rico dilantai 1 yang tak terlalu ramai tamu pengunjung.




Hingga akhirnya, Rico menarik tangan Bibi Karina dan berciuman di dapur saat itu!!!!!




Tak lama Bibi Karina mendorong Rico menjauh, karna Bibi Karina seperti sadar ada beberapa pengunjung datang kesana. Rico pun berlalu keLantai 3 ikut bergabung belajar bersama Fahri dan Aldi, saat Bibi ku mengantar minuman pesanan Rico. Terlihat antara Bibi dan Rico biasa saja seperti tak terjadi apa apa beberapa menit yang lalu. INI GILA!!!!!




Belum sempat menjawab pertanyaan demi pertanyaan muncul di kepala ku, terlihat mama kembali dari rumah bersama Fandi. Beberapa kali Baik Mama maupun Bibi seperti berterima kasih kepada Fandi.




Menurut ku wajar, karna Fandi tak Full membantu mama dan Bibi namun semua Fasilitas mama dan Bibi ku berdagang adalah berkat Fandi yang berlatar belakang dari anak keluarga Sukses di bidang Properti.




Hingga ada moment mengejutkan yang lagi lagi membuat jantung berdetak cukup cepat. Bibi mengeluarkan wajah Binal menggoda kepada Fandi, mama pun yang biasa jutek tersenyum melihat ulah Bibi. Hingga akhirnya....




Fandi yang berbadan tinggi kurus itu, merangkul pinggang Bibi ku dan menarik tangan Mama. Lalu.......




Mama dan Bibi ku memberi ciuman di pipi kiri dan Kanan Fandi, lebih dari itu tangan kiri Bibi Karina mulai mengusap ngusap Penis Fandi dari luar celananya.




Fandi bercumbu dengan Bibi ku Karina sambil merapatkan dadanya, namun anehnya mama yang disisi Fandi melihat kagum kearah percumbuan itu. Dan akhrinya mama pun dicumbu mesra oleh Fandi, dan mama pun menerima hangat Ciuman Bibir Fandi!!!!




Mereka seperti tersentak kaget, lalu mama berjalan keluar dapur. Disusul Fandi, yang rupanya saat itu Aldi memanggil salah satu dari mereka.




Hingga menjelang sore mau tutup, tak ada hal hal aneh dan ganjil terjadi. Hanya saja saat dibelakang Aldi, Rico, dan Fahri Fandi menatap Mama ku Kania serta Bibi Karlina dengan penuh Nafsu.




Sedangkan mama terlihat seperti menjauhi Rico, tanpa curiga sedikit pun sore itu mama dan Bibi pulang bersama Fandi. Entah ada apa lagi ini, memang Fandi tak kalah Tajir dari Rico. Namun segi penampilan Rico dan Fahri jauh lebih baik.




Pagi hari pukul 08.00 hingga pukul 12 siang aktifitas Mama dan Bibi terlihat normal biasa, pengunjung dan tamu lebih ramai sekarang. Selain masakan Mama dan Bibi ku terkenal Enak, para tamu tentunya mendapat Bonus dari Kecantikan mama serta Kecantikan dan Sexynya Bibi Karina yang cukup menonjol diPayudara dan Bokongnya walaupun berhijab.




Ku lihat sepertinya Bibi tampil sexy walaupun tertutup hijab, seperti kemarin terlihat mama pulang sebentar. Membawa beberapa makanan untuk aku dan adik ku, hanya Fandi yang terlihat lebih sigap dan siap saat itu. Sedangkan Rico, Fahri, dan Aldi tak terlihat.




Benar saja dugaan ku kali ini, mama lagi lagi turun ditempat yang tak terjangkau kamera CCTV rumah. Mempersiapkan makan siang, bertemu adik ku lalu pergi lagi berjalan kaki menjauhi rumah.




Kali ini cukup lama mama tak kembali ke warung itu, bahkan yang terlihat kini adalah Aldi, Fahri, dan Rico. Beberapa kali terlihat setelah melayani tamu Rico dan Fahri memuji muji Bibi, karna di dapur terlihat wajah Bibi merah merona.




Hingga akhirnya Rico CS kelantai 2 mengerjakan tugas sekolah bersama sama, namun bibi terlihat cukup sibuk melayani tamu dibawah.




Hingga menjelang sore baru terlihat Mama bersama Fandi datang ke warung, sedangkan Fahri dan Aldi turun kebawah membantu bibi ku bersiap menutup warung.




Disinilah Awal mula semua itu terjadi, Mama, Bibi, Fahri, Fandi dan Aldi terlihat berbicara serius saat itu tanpa Rico yang kulihat sibuk dilantai 2 mengerjakan tugas Sekolah. Mereka berdiskusi seperti rapat, wajah mama yang saat datang menjadi murung sedih.




Hingga lalu, terlihat Fandi dan Fahri berbicara berbagi tugas sedangkan mama keatas menghampiri Rico yang berada di lantai 2.




Awalnya terlihat mama seperti menjelaskan sesuatu kepada Rico sore itu, Rico dengan tenang mendengarkan setiap kalimat yang mama ucapkan. Hingga akhirnya selesai Rico mengucapkan sesuatu, mama terlihat wajahnya jadi ragu. Kali ini mama seperti melihat kearah tangga, ku pantau dikamera Baik Bibi, Fahri, Aldi Serta Fandi yang tak jauh jauh dari Bibi ku sambil bersenda gurau mulai sedikit demi sedikit bersiap tutup ditempat itu.




Namun hal yang sangat mengejutkan dan membuat ku sangat marah terjadi, Rico menarik tangan mama berjalan menuju kamar mandi dilantai 2!!!!!




Dikamar mandi yang cukup sempit itu awalnya mama melepas kerudungnya, lalu dicumbu penuh nafsu oleh Rico bagai kekasih yang lama tak bertemu.




Entah apa yang mama pikirkan saat itu, ia terlihat mengimbangi Cumbuan demi Cumbuan panas Rico. Hingga tak ku duga, mereka berdua melepas celana mereka berdua dikamar mandi itu. Ku pantau waktu kapan itu terjadi diSpycam yang ku pasang disana, Rupanya semua itu terjadi SAAT INI!!!! SIAL!!!




Rico mengangkat 1 kaki mama agar melingkar di pinggangnya yang saat itu mama bersandar ke Tembok dinding kamar mandi, setelah beberapa kali melakukan Penetrasi terlihat wajah mama saat itu sangat menikmati proses Kontol Rico memenuhi ruang Vaginanya.Lagi lagi Rico menncumbui Bibir mama dengan penuh nafsu ketika mereka sangat rapat pertanda sepenuhnya Kontol Menancap Sempurna diMemek mama.




Mama pun menerima dengan penuh Kasih sayang ciuman bibir Rico saat itu yang sangat bernafsu dengan kedua tangannya merangkul kepala Rico, terlihat jelas Lidah Rico bergerak liar didalam rongga mulut mama saat itu.




Hingga aku pun terpana melihat mlalui layar Komputer kasih sayang mereka berdua yang serasi dalam bercinta.




Mata ku Melihat layar kecil lainnya yang menampilkan keadaan dilantai Satu, dibawah Bibi, Fahri, Aldi dan Fandi sedang merapihkan tempat itu dengan santai. Sedangkan dilantai Dua tepatnya di kamar mandi,sangat menggairahkan melihat mama ku memberikan wajah seperti meringis kenikmatan diSodok dalam keadaan Berdiri oleh Rico yang mengayunkan menyodok memek mama dengan penuh semangat.




Hingga beberapa belas menit kemudian, badan mereka bergetar hebat sambil berpelukan. Rico menekan nekan pantatnya, sambil berciuman dengan mama. Sepertinya mereka telah klimaks saat itu, aku kira itu akan berakhir namun aku salah.




Mama kali ini yang biasa terkenal jutek dengan kecantikannya, kali ini bagai wanita Binal membuka baju Rico hingga kini Rico bertelanjang tanpa sehelai benang di tubuhnya. Pahatan Otot otot Rico pasti membuat mama terbakar birahi saat itu, semua tergambar dari sorot mata mama yang terlihat jelas tersorot kamera pengintai yang ku pasang disana.




Cukup aneh bagi ku saat itu, entah mengapa aku memperhatikan Kontol Rico yang membuat mama kembali Takluk padanya. Rupanya Kontol Rico lebih Tebal dan berdiameter lebih lebar dari punya ku, Urat Urat Kontol Rico sebesar ulat seperti otot yang melingkar menghiasi disepanjang Batang Kontolnya. Namun andai mengukur panjang, masih kalah dengan Kontol ku yang sangat keras akibat mengintai dan menikmati aksi mereka.




Setelah mama di bantu Rico menelanjangi dirinya sendiri, kali ini mama Menungging membelakangi Rico. Bagai budak Nafsu Sex mama Rico berjongkok, tepat di depan Pantat mama beberapa menit ia menjilati belahan pantat mama. Lidahnya yang panjang menjulur menikmati area itu.




Mama terlihat jelas sangat menikmatinya, tapi anehnya mama menarik kepala Rico untuk ia Cium bibir dan lidah yang baru saja digunakan menjilati belahan Pantatnya yang besar dan mulus tadi.




Setelah mama membisikkan sesuatu, jantung berdetak cepat ketika Rico lagi kembali melakukan Penetrasi yang kali ini tubuh Hitamnya yang Atletis menempel Tubuh mama ku Kania yang putih mulus keTembok.




Ku perhatikan, rupanya Rico menyarangakan Kontol nya diMemek mama. Sungguh lega hati ku saat itu, tapi lebih aneh lagi aku makin menikmati persetubuhan Rico dan mama disana.




Apalagi ku lihat melalui layar, saat ini Bibi, Fandi, Aldi dan Fahri terlihat bersenda gurau sambil mencuci alat alat jualan diDapur.




Jauh berbeda dikamar mandi, dengan memepetkan mama ke tembok Rico terus menghujamkan dalam dalam Kontolnya yang tebal dan berUrat dalam keMemek mama. Terlihat kali ini tubuh mereka diHiasi keringat lambang betapa panasnya pergulatan birahi saat itu.




Tangan mama menahan kepala Rico agar tetap mengulum lidahnya, dengan demikian suara mengejar "surga dunia" Tidak mencurigakan, hingga akhirnya aku cukup kaget karna lagi lagi Tubuh Rico Mengenjang hebat seperti kembali mencapai Klimaksnya.




Setelah puas terlihat Rico mundur lalu terduduk diatas Toilet duduk kamar mandi, sedangkan mamah terengah engah mengatur nafasnya terlihat dari celah Vaginanya menetes Sperma Rico sangat banyak dan kental.




Rupanya jurus kuncian mama tadi berhasil membuat Rico kalah telak. Karna Aku juga pernah merasakan bahkan dikeroyok dengan Bibi ku Kania tempo hari hingga lemas dan tertidur setelah mereka beradu birahi bersama ku di kamar mandi berlanjut di kasur ini.




Setelah Mama dibantu Rico membersihkan "cairan cairan Cinta" mama terlihat lelah tapi bahagia segera berpakaian dan meninggalkan Rico di kamar mandi setelah cukup cepat dan rapih berpakaian. lalu menuruni tangga menghmapiri Bibi dan ketiga teman ku disana.




Namun sangat Janggal bagi ku mengapa mama kali ini mendekati Fandi???? Semua orang termasuk Bibi tak menaruh curiga sedikit pun, lalu mama ikut merapihkan bersama mereka lebih tepatnya lebih dekat dengan Fandi membereskan warung.




Rupanya Rico memperhatikan sikap mama, ia hanya duduk sambil menikmati Rokok seperti berharap mama akan menghampirinya.




Hingga Menjelang Sore itu harapan Rico tak terkabul, bahkan lebih parah lagi mama terlihat mulai berani memeluk Fandi meminta perlindungan pada Fandi karna digoda oleh Bibi ku.




Semua yang ada disana terlihat bahagia, kecuali Rico dengan wajah merah padam meninggalkan tempat itu terlebih dahulu






*******






"Kaki kamu udah jauh lebih baikan sayaaang..???" Tanya mama dengan wajah sangat bahagia yang menghampiri ku dikamar sambil membawa cukup banyak bungkusan.


"Udah ma, tadi aku udah pake sepatu kok kesekolah." Jawab ku sambil membayangkan kenikmatan seperti apa yang mama rasakan saat bersama Rico.


"Mama bawain kejutan hasil kerja keras mama selama beberapa minggu ini nak, mama harap kamu suka dan gunakan ya.... " Mama mengeluarkan Ponsel baru berharga Belasan Juta rupiah, Laptop Gaming terbaru baru lengkap dengan Head set serta Sepatu Sneakers terbaru yang tak mungkin ayah ku belikan sekaligus.


"Kamu masih ngambek sama mama ya sayang?? Maafin mama nak hanya bisa ini bisa berikan sementara dari hasil kerja keras mama, andai ada yang lain kamu bilang sebelum besok mama menemani ayah bersama Adik mu Rudi dinas kesana dan menyelesaikan masalah 'kemarin'."Dengan wajah sedih mama ungkapkan kepada ku yang terlihat dingin melihat semua hadiah mewah yang baru saja ia belikan.






Jujur saja aku saat itu berfikir bagaimana bisa?? Dari Rico atau Fandi kah semua ini?? Namun ku coba kesampingkan semua pertanyaan itu. Aku sungguh tak sanggup menghakimi mama saat ini, apalagi mama yang ku kenal Cantik tapi galak terlihat sangat sedih, ketakutan, dan putus asa dengan sikap ku saat ini.






"Aku senang kok ma malah seneng banget, tapi mama tau sendiri Stamina aku belum Fit saat ini." Ku peluk mama ku yang cantik ini, wangi parfum pun langsung menyentuh Hidung ku dengan lembut.


"Mama takut nak.... Mama takut kamu masih marah... Bahkan kamu Benci dan ga Terima penjelasan mama....." Kata mama lirih menahan tangis dalam pelukan ku yang saat itu kami duduk di tepian Ranjang.


"Aku yakin, kali ini pasti mama jaga perasaan ku.... Aku yakin... " Mama pun bangkit dari pelukan ku... Lalu....


"Apa kamu kangen ya, lama ga dimanja sama mama....??? " Sambil mendekatkan wajah Cantiknya nya kepada ku.






Ku peluk mama, karna bagaimana pun mama tak boleh curiga kenapa aku menolak ajakannya untuk tak tergoda padanya.






"Kangen maah, aku kangeen banget tapi bentar lagi ayah pulang. Nanti kita kebablasan." Sambil berpelukan erat memberikan alasan kepada mama.


"Kalau gitu.... Pulang dari Jakarta Selesai nemenin dan selesaiin masalah dengan Ayah mu, Mama belikan Hadiah untuk menunjang sekolah kamu sayang. Lalu.... Hihhihihi..... " Kata mama usai melepas pelukan sambil melihat wajah ku


"Lalu apa ma??? kok ketawa sii???" Tanya ku penasaran sambil ikut tertawa bahagia melihat mama yang cantik kembali bahagia.


"MAMA KANGEN DIENTOT KONTOL KAMU LAGI Sayang..... " Bisik mama kepada ku.






ANJRIT!!!!! dalam hati ku sangat terkejut.




Mama pun mencumbu bibir ku sangat lembut, namun setelah mama melepaskan ciumannya ku tarik Mama yang seperti hendak meninggalkan ku. Lalu kali ini kami berciuman sangat Panas!!!! Hingga keluar beberapa kali suara peraduan bibir dan lidah kami dikamar ku.......

Posting Komentar

0 Komentar