BIBI DAN MAMA PART 6

 



POV Cepi






Sore itu Hari pertama ku melepas keperjakaan ku untuk Bibi ku karina dan mamaku Kania, sebuah fakta baru lagi terungkap rahasia keluarga mama bahwa sesungguhnya Kakek ku pernah menikah sama dengan nenek ku dari ibu ku. Berarti Mama dan Bibi ku adalah sodara tiri yang akur sejak dulu, meski demikian kedekatan mama dan Bibi sudah lebih dari saudara kandung.




Sekarang aku paham akan masalah yang hampir tak terlihat di keluarga ku ini. Meski nafkah tercukupi rupanya mama menyimpan dendam kepada ayah ku, hanya Bibi dan beberapa anggota keluarga mama saja yang tau rahasia ayah mempunyai Istri Muda.




Ditambah lagi kehadiran beberapa Kakak kelas ku yang Tampan dan Gagah sebagai Olahragawan, makin berkobarlah Nafsu Birahi Mama untuk bersenang senang bersama mereka. Apalagi selama akhir pekan ayah ku berada diluar kota.




Selesai makan malam bersama mama, Bibi, dan adik ku aku istirahat sangat cepat mengIstirahatkan tubuh ku yang telah memberi mama dan bibi kenikmatan.




Saat Pagi hari Emosi dan rasa Cemburu ku berkobar hebat, setelah ku amati CCTV rupanya Mama dan Bibi ku semalam pergi keluar. Ku amati perlahan rupanya mereka berdua dijemput Mobil Rico, hampir saja tak mencurigakan karna Mobil yang digunakan Rico adalah jenis Minibus yang biasa dipakai Taksi online.




Setelah ku simpan Foto sebagai bukti malam itu, Dipagi hari itu ku hampiri kelas Rico seorang diri. Kali ini aku harus ambil tindakan, karna aku tak tau rencana Rico pada ku selanjutnya. Jujur saja, dalam hati ku masih merasa sangat kesal dengan rencana Rico yang tak ku ketahui sore itu. Dan disisi lain aku harus tetap jaga rahasia bahwa rumah ku sudah disebar beberapa kamera pengawas canggih.






"Siang nanti selesai sekolah gue tantang elu duel basket satu lawan satu. Elu ga bisa nghindar dengan alasan apapun. Kalau elu ga dateng atau kalah, gue minta elu jauhin nyokap gue." Kata ku pelan tapi penuh amarah.


"Oke, kalau gue menang gue cuma minta boleh ajak kak Kania dan Karina jalan jalan malem minggu ini. Serta Fasilitas yang gue punya boleh elu pake.ada satu syarat lainnya!!!." Pintanya.


"Sebutin, selama masuk akal gue kabulin." Kata ku meradang.


"Gue minta kak Kania dan Bibi Karina nonton duel kita.supaya mereka juga jadi wasit duel kita." Bisik Rico padaku.


"Deal." Kata ku yang saat itu sudah sangat bernafsu mengalahkannya tanpa berpikir panjang.






Siang itu tanpa sepengetahuan banyak siswa di tengah lapangan dengan wasit guru olah raga yang diminta Rico, serta dipinggir lapangan cukup jauh ada Mama dan Bibi ku Karina didampingi Fahri kami mulai berduel satu lawan satu bermain basket.




Selain sepak bola, kali ini aku ingin menunjukkan talenta ku dibidang basket. Meski pun tinggi kami jauh berbeda karna tinggi Rico hampir 180 cm, sedangkan aku 175 cm. Postur tubuh Rico pun lebih berisi dan atletis, sedangkan aku lebih kurus.




Didalam duel selama 15 menit, ku kerahkan semua skill dan kemampuan ku. Dalam waktu singkat aku sudah mengumpulkan 6 Point, Namun dengan memanfaatkan tinggi badannya Rico mengejar dengan cepat melalui tembakan 3 point.




Suasana kembali riuh dan ramai bahkan disaksikan tim basket sekolah ini, setelah aku kembali memimpin Point atas Rico. Tak heran, karna situasi saat itu suasana sekolah berbarengan dengan bubaran sekolah jadi banyak yang menonton Duel kami berdua. Namun entah apa jadinya kalau mereka tau apa yang ku pertaruhkan.




Setelah melewati menit dan persaingan ketat, dihampir ujung waktu Rico mulai membalikkan keadaan. Semangat ku hilang, konsentrasi ku Pecah, bahkan menjadi lesu saat melihat beberapa saat kearah mama yang terlihat sangat senang dan bersorak saat Rico membalikkan keadaan.




Hingga detik akhir pertandingan usai, Rico melengkapi skornya dengan tembakan 3 point. Dan disambut tepuk tangan dan sorak sorai siswa sekolah, aku pun terduduk ditengah lapangan lesu.






"Gila bro itu tadi keren banget Duel nya, ayok kita temuin mereka." Puji Fahri kepada ku sambil mengajak ku menemui Bibi dan mama sambil merangkul ku. Berarti tak ada alasan ku untuk tidak menemui mereka.






Sorot mata mama penuh amarah kepada ku, Bibi ku pun terlihat acuh saat aku berada di sekitar mereka. Namun sangat berbeda dengan reaksi Rico saat itu.....






"Sumpah itu tadi keren banget seru!!!gue bangga jadi Abang elu bro!!! Hahahaha....." Kata Rico sambil memegang Bahu ku.


"Gue tau elu marah karna semalem gue ajak kak Kania makan malem, tp tetep.... Semua Fasilitas yang gue punya elu bisa pake. Sebagai bentuk rasa bahagia gue bisa berduel seru dengan kamu tadi. " Jelas Rico yang sekarang merangkul ku.


"Udah??? Yuk ah, sebel lama lama disini." Sorot mata Mama melihat tajam kearah ku lalu pergi meninggalkan kami disusul Rico dan Bibi .


"Kita cabut dulu, kalau mau gabung nyusul aja ya... " Fahri pun segera menyusul mereka.






Segera ku berjalan memutar arah, mengawasi mereka sebelum meninggalkan sekolah. Hati ku hancur, ku lihat sebelum mereka meninggalkan parkiran Mama tertawa lepas bersama bibi Rico dan Fahri.




Sikap mama sungguh jauh berbeda yang tadi terlihat marah dan benci saat aku bersama mereka. Bahkan diarea pakiran mobil yang sepii karna sudah banyak yang pulang, mereka memanfaatkan untuk bermanja mesra dan bersenda gurau bersama.




Mereka berempat lebih tepatnya merayakan kemenangan itu bersama sama, lalu setelah mama melihat jam tangannya dan berkata sesuatu mereka masuk mobil mewah milik Fahri meninggalkan parkiran sekolah.




Sungguh hancur hati ku saat itu, melihat Kenyataannya mama jauh lebih memilih Rico ketimbang aku yang anak kandungnya yang memperjuangkan Nya. Namun ditengah menahan perihnya kekalahan ku, dengan lembut suara seorang Gadis menyentuh kedalam telinga ku.






"Tenang aja gue pasang alat perekam suara kok dalem mobil sifahri, karna tadi Fahri buru buru dan lupa kunci mobil. " Kata shendy dibelakang ku.






Sedangkan anya berdiri disampingnya tersenyum sangat manis kepada ku, wajah cantiknya berusaha menghibur ku.




Lebih jauh Shendy yang rupanya masih sepupu dengan Fahri menjelaskan bahwa ia melihat janggal kepergian sepupunya yang tergesa gesa meninggalkan kelas, dijam akhir mata pelajaran.Hingga saat Shendy hendak pulang, kembali ia melihat Fahri kembali ke parkiran dengan mobilnya. Teramat sangat janggal bagi Shendy seorang Playboy seperti Fahri kesekolah bersama Mama dan Bibi ku siang itu.




Sampai Shendy sadar aku berduel dengan Rico dilapangan sekolah, Shendy putuskan menyimpan perekam suara dibantu Anya. Shendy sangat yakin, bahwa sepupunya yang Playboy itu punya hubungan sesuatu dengan salah satu Wanita ituu yang ia lihat rupanya sama saat Pertandingan Futsal tempo hari.




Dugaan Shendy Tepat. Ia yakin saat melihat kedua wanita bersama Fahri bersorak saat Rico mulai mengejar point di basket itu, namun dalam benak ku berfikir apa jadinya andai teman teman yang lain sekolah ku tau bahwa wanita yang bersama Fahri adalah orang tua dan bibiku.






*******






"Kamu liat kan sayang perjuangan aku demi kamu tadi...." Kata Rico.


"Iya Iya... Aku percaya sekarang.... Hihihi..." Terdengar suara mama yang berbincang dengan Rico .


"Cie cie ampe sorak tuu tadi pas Rico balikkan keadaan." Kata Fahri.


"Au ah.... Kakak tadi takut kalian berantem. Trus...... " Kata mama terpotong.


"Tyrus aku kalah dan ga bisa nemuin kamu lagi ya sayang ..... ???" Lalu terdengar suara mama dan Rico berciuman.


"CIEE CIEEE!!!!! " suara bibi dan Fahri berbarengan.


"Kita rayain dimana nih kemenangan ini??? " Tanya Fahri.


"Eummmppttt sayaaang, kita rayain nanti malem aja ya.... " Kata bibi.


"Iya kita kewarung dulu aja, aku takut lho asmara kita ketauan Fandi dan Aldi.Nanti mereka Curiga aku ga ngwarung saat kamu menang basket dari Cepi." Tambah mama.


"Tenang aja sayang, aku selalu sabar buat kamu. Aku juga lagi persiapin kejutan dirumah buat acara kita malem ini." Kata Rico di iringi suara dua orang sedang berciuman.


"Duuuh!!!! so sweeet...!!! " Kata bibi ku.


"Aku juga kangen sayang, bentar yuk mumpung sepi diparkiran Warung." Kata Fahri sepertinya ikut merangsang. Suara suara erotis percumbuan terdengar beberapa kali di iringi desahan manja dan tertawa mereka terdengar jelas diAlat perekam yang disimpan Shendy diMobil Fahri. Setelah cukup lama mereka bercumbu disana.....


"Sayang lanjut nanti malem ya... Ga enak tu warungnya ditinggal lama." Kata mama dengan intonasi suara yang manja.


"Iya sayang...... nanti sore kita terusin, sampe sama sama enak ya.... Hehehhe....." Pinta Rico kepada mama.


"Bukan enak lagi sayang, tapi sampe PUASS!!! " sungguh lemas aku mendengar kalimat terakhir mama yang menekankan kata PUAS di akhir kalimatnya tadi.






Terdengar suara pintu mobil ditutup, pertanda mama dan bibi ku turun dari mobil. Lalu....






"Gila loe!!! kayaknya elo bener bener jatuh Cinta ama emaknya si Cepi!!! Hahahaha" Kata Fahri


"Elu juga kan, bener bener Sayang ama si Karina.... Hehehehe....." Balas Rico.


"Tapi tenang aja, gue ada ide bagus biar nanti malem kencan kita makin Hot." Tambah Rico.


"Ok... Yang penting, kita bisa jaga perasaan sicepi bro!!! Kita pacaran ma mereka bukan berarti rebut mereka dari Anak anaknya sesuai permintaan mereka." Kata Fahri menjelaskan.


"Tenang aja, Semua Fasilitas gue pasti gue bagi ma si Cepi asal jangan dia Jual hahahahhaaa....!!! " Tambah Rico. Lalu mereka tertawa berdua.


"Ya udah ya!!! Gue siapin semuanya mumpung rumah sepii...!!! Gpp gue turun sini aja bro."






Lalu terdengar Rico turun dari mobil hingga beberapa menit tak ada suara percakapan lagi lalu ku matikan alat penyadap suara milik Shendy.






*******






Setelah ku matikan alat perekam dan ku dengarkan lewat ponsel Shendy, Aku pun duduk lemas menyandarkan punggung ku diBangku penumpang samping kemudi mobil Anya.




Setelah ku buat perjanjian "menjaga Rahasia" Aib Ini dengan Anya dan Shendy, ku kirim rekaman itu ke memory ponsel ku. Lalu ku ceritakan awal mula mengapa semua ini bisa terjadi, hingga berakhir menjadi seperti ini.






"Eummpppttt kalau gitu, sebenernya salah elu juga si ga bisa ngredam emosi. Meski kamu bener, aku juga pasti marah Cep dijadiin taruhan." Kata Anya yang Iba melihat ku.


"Kamu ada Anya, ada aku juga sebagai sahabat kamu kenapa kamu ga cerita siCep bakal jadi aib kayak gini????" Tambah Shendy dibelakang ku. setelah cukup lama ku hanya bisa Diam.


"Entahlah Shen, sekarang aku hanya bakal coba gagalkan kencan mereka dengan rekaman ini. Gue harap nyokap gue bisa denger." Kata ku.


"Kayaknya berat deh, malah yang ada mereka berbalik makin benci sama kamu. Kecuali..... " Kata Anya.


"Kecuali kita nyelinap masuk dan rusak acara Kencan mereka nanti malem??" Kata ku singkat sambil bertanya pendapat mereka.


"Naaah itu masuk akal. Ya udah deh tenangin diri elu sana, ntar sore kabarin gue kalau elu siap. Biar gue Bantu lu bawa Nyokap lu pulang." Kata Anya yang sangat baik padaku.








*******






Dibawah Guyuran shower siang itu, ku dinginkan kepala ku. Ku persiapkan semua persiapan matang untuk menggagalkan kencan mereka nanti malam yang berkedok Jalan jalan malem minggu kepada ku.




Setelah mama menitipkan adik ku ke Tetangga dekat rumah, Aku berakting pura pura tidur sore itu. Sesuai prediksi mama yang langsung memastikan aku ada dikamar dengan matanya sendiri melihat aku tidur seperti baru selsai mengerjakan tugas sekolah. Seperti kebiasaan ku sehari hari.




Bibi dan Mama ku, dijemput Dispot tak terjangkau CCTV rumah oleh mobil Rico, mereka saat itu berpakaian tertutup dan sopan.Lalu aku membuntuti mereka dengan ojek langganan, Akan terlalu beresiko kalau diBuntuti dengan mobil Anya maupun motor pribadi ku.




Shendy stand by membekingi aku dan Anya, setelah ku pastikan Mobil Rico yang membawa mereka masuk rumah. Ku kirim pesan kepada Anya dan Shendy waktunya aman mengambil alat perekam suara di mobil Fahri.




Karna Shendy sendiri masih memiliki hubungan kerabat dengan Fahri, jadi bukan hal sulit bagi Shendy beralasan untuk meninggalkan jejak alat rekam milik Nya dari mobil sepupunya. Dari tempat ku mengintai sungguh dikejutkan dengan penampilan mama dan bibi ketika turun dari Mobil Rico.




Mereka menggunakan Gaun Malam yang membuat mereka tampil Cantik dan Sexy sore itu, sepertinya mereka salin pakaian saat berada di perjalanan tadi didalam mobil Rico karna mama dan Bibi berdua duduk diJok belakang. Rico dan Fahri sungguh lihai dalam membuat Mama dan Bibi ku tenggelam dan memuja mereka dengan Kemawahan.




Sebelum memasuki rumah Rico, Mama diminta Rico dan Fahri mengenakan Penutup mata begitu pula Bibi ku Karina Tepat di depan Pintu Rumah.




Mereka rupanya akan diberikan kejutan seperti perayaan Jadian mereka berdua yang dihiasi bunga bunga diPadu hiasan Dinding Ruang utama, lengkap dengan 2 meja untuk mereka makan malam disitu.




Tak ketinggalan di tiap meja makan mereka dari tempat ku mengintip, Rico dan Fahri meletakkan kalung emas berhiaskan gantungan inisial R dan F untuk mereka.






"Siap yaa.... Berdiri disini.... Tunggu aba aba kami punya kejutan buat kalian."kata Rico dan Fahri.


" Apaan sii aku jadi deg degan deh sayang.... " Kata mama ku.


"Iya nii... Dah kan dah sampe... ??" Tanya Bibi ku yang matanya tertutup.






Langsung ku manfaatkan moment itu meletakkan Ponsel dan Sepatu Pemberian "mereka" Kepada ku Tepat dilantai Depan Pintu Ruang Tamu Rico. Lalu kembali menyelinap mengintip mereka.






"Okee.... Barengan ya buka penutup matanya... Satu... Duaa... Tiga..... " Silahkan buka kata Rico dan Fahri berbarengan. Membelakangi aku marah Ruangan kejutan Romantis bagi Mama dan Bibi.






Wajah Mama dan Bibi terlihat sangat bahagia sore itu, melihat Ruangan Utama Dalam rumah itu diHias Romantis lengkap dengan bunga. Tambah lagi mereka dihadiahi kalung emas yang berInisial nama Rico dan Fahri sebagai tanda Cinta Dari mereka berdua.




Mama dan Bibi terlihat sangat senang, lalu mereka pun berciuman dengan Pasangan mereka masing masing.Tambah Sial bagi ku saat itu,pergelangan kaki ku terselip diantara Tembok Pilar rumah ditempat ku mengintai aktifitas mereka.




Kaki ku terselip akibat nekat ingin melewati celah Tembok dua Pilar rumah, berusaha mengambil spot Bersembunyi dan mengintai mereka dengan kamera yang dipinjamkan Anya lebih dekat,dan tersembunyi. Namun naas, baru hendak mau melewati celah Tembok Pilar yang Kokoh, pergelangan kaki ku malah terjepit disana




Ku coba tarik kaki ku yang terselip ini, namun sangat sulit. Hingga ku putuskan untuk menyaksikan sambil menaruh kamera tempat cukup strategis kearah mereka.




Hingga moment yang pass, aku akan berusaha menarik kaki ku lalu pergi meninggalkan mereka. Membatalkan rencana awal yang akan mengirim kerabat Rico datang ke rumah ini supaya rencana "kencan birahi" Mereka ini gagal. Ku kirim pesan kepada Anya dan Shendy agar menunggu rencana selanjutnya. Ku kabarkan berbohong bahwa mereka segera mengakhiri acara kencan ini, yang hanya makan malam dirumah Rico.




Semua ini ku lakukan agar tidak lebih banyak orang tau akan aib mama dan bibi sore ini.




Ku lihat kedalam rupanya masing masing sudah saling merangsang satu sama lain. Aku yang harusnya sakit hati, entah mengapa saat itu terpana melihat Mama dan Rico serta Fahri dan Bibi ku Karina berciuman di hamparan kasur bertaburkan Mawar merah yang akan menjadi arena peraduan birahi mereka.Mugkin karna suasana didalam sana sangat romantis sekali.




Kamera disisi ku tentunya merekam tiap detik aksi mereka. Karna Fokus terpecah saat Ku coba menarik pergelangan kaki ku yang terbungkus sepatu masih terselip disela Pilar Rumah Rico, namun terasa sakit.




Ku lihat pandangan mata ku kedalam, terlihat pemandangan yang lebih erotis. Fahri dan Rico sudah bertelanjang dada, sedangkan Mama dan Bibi ku terlihat tak lagi mengenakan gaun mereka.




Mereka terlihat hanya mengenakan Bra dan celana dalam, yang terkesan lebih seperti Bikini. Karna hanya sedikit kain dan sangat tipis membalut payudara dan kain jenis Gstring dipinggang mereka.




Dengan intens sesekali mereka mencumbui area payudara dan leher bergantian, tangan Rico dan Fahri juga aktif membelai Vagina pasangan mereka masing masing.




Beberapa menit kemudian Mama dan Bibi bangkit dan otomatis memebelakangi ku, kali ini mereka berdampingan berjongkok diantara selangkangan pasangan mereka masing masing memberikan Oral sex kepada Rico dan Fahri tentunya, bahkan yang membuat ku sangat kesal.Tanpa malu malu sesekali mereka bergantian bertukar Penis untuk di nikmati menghisap penis Rico dan Fahri seperti bertukar rasa Ice Cream.




Baik Kania dan Karina saat itu terlihat sangat menikmati dan bermain main dengan Penis Rico dan Fahri.




Kali ini aku harus diam tak bergerak, meskipun tempat ku mengintip cukup gelap dari arah dalam. Namun kepala Rico dan Fahri mengarah Lurus ketempat ku mengintip mereka, hingga cukup lama mereka menerima service oral sex yang diberikan Mama dan Bibi terlihat Rico dan Fahri kompak melakukan aksi selanjutnya.




Mama dan Bibi ku ditidurkan di kasur arena peraduan birahi mereka, dari tempat ku terlihat Rico mengambil ancang ancang hendak memasukkan Kontolnya kevagina mama. Begitu pun Fahri sudah bersiap mengambil ancang ancang menyodok Vagina Bibi ku Karina.




Beberapa menit Suara suara desahan kenikmatan mereka berempat berbaur bersautan, terlihat seperti saling neresapi kenikmatan proses membelah Vagina bagi para jantan dan menerima Penis dalam Vagina mereka bagi Betina. Semua itu hanya diungkapkan dengan suara suara erotis yang keluar dari mulut mereka yang terdengar oleh ku yang mngintai mereka.




Hingga terlihat dimata ku Baik Rico maupun Fahri mulai benar benar menggenjot Vagina Kania dan Karina yang tak lain ibu dan Bibi ku sendiri.




Ku manfaatkan moment itu untuk mulai mengendurkan tali sepatu ku pelan pelan, kulonggarkan tali simpul sepatu sebisa mungkin. Namun kembali terdengar dari dalam, lolongan kenikmatan serta racuan mereka menggema sampai tempat ku mengintip.




Aku pun pemasaran dan coba mengintip kembali apa yang terjadi didalam, dan rupanya Terlihat kini Rico menindih tubuh mama ku, sedangkan kaki mama melingkar di pinggang Rico yang kontras antara putih Mulus Kania dan Hitam gelap kulit Rico menyatu disana. Tak kalah menggiurkan saat melihat Kontol Hitam Rico masih menanCap keras dan Dalam diMemek mama saat itu.




Sepertinya Rico ingin merapatkan tubuhnya dalam dalam yang atletis dengan tubuh mama yang putih mulus tanpa cacat. Ia ingin merasakan kehangatan tubuh telanjang mama ku saat itu, mama pun menyambutnya dengan merangkul dan menjepit dengan kakinya tubuh Rico.




Sedangkan Fahri terlihat diTopang kedua sikunya diantara tubuh telanjang Bibi ku, ia mencumbui kedua payudara Bibi ku yang ku tau besar dan kencang.






"Hmmfftttt...!!!!" Sial sakit sekali kalau ku cabut!!! Tapi aku ga bisa terus seperti ini.






Suara Erangan demi erangan lambang kenikmatan mereka semakin menjadi diDalam sana, Rupanya sekarang Rico dan Fahri menyodok nyodok memek Mama dan Bibi ku dari belakang.




Meski posisi mereka membelakangi ku, hati ku sangat sakit apabila ku ingat kenikmatan seperti apa yang mereka Rasakan saat itu.




Apalagi dari pandangan ku terlihat baik Fahri mau pun Rico bagai berlomba lomba berkompetisi menyodokkan Penis mereka keBetina mereka masing masing, bahkan Jelas ku lihat mereka bertukar pasangan lalu sekeras mungkin menyodokkan Penis mereka dalam dalam.




Kania mama ku dan Karina bibi ku anehnya tertawa Binal kearah Rico dan Fahri, diHiasi Keringat yang memBasahi sekitar wajah mereka. Lalu melenguh dengan wajah menggairahkan pasangan mereka, jelas menantang agar diSodok lebih keras dan dalam.




Suasana didalam makin panas dan liar, Fahri terlihat lebih bernafsu menggenjot Vagina Kania kali ini.Sedangkan Rico tak kalah brutal dengan mulai menjambak rambut Karina dan memaksa Karina mengerang keenakan sambil melihat kearahnya yang diSodok ala doggy style sambil meremas kedua payudara karina yang besar, putih dan mulus tentunya.




Kania mama ku tak mau kalah, ia juga mendesah menjadi jadi sambil melihat kearah Fahri yang Menggenjot Vagina nya dengan kecepatan Tinggi. Mama ku saat itu membungkukkan dadanya keKasur hingga wajahnya terbenam dikasur, hingga hanya bokong indahnya terangkat tinggi rupanya mama ingin menikmati ujung Rahimnya disodok keras dengan Kontol Fahri malam itu.




Sungguh gila aksi mereka, bertukar pasangan demi mendapatkan kenikmatan yang sangat liar. Aku merasa, saat ini baik kania dan karina ingin merasakan peju hangat Rico dan Fahri. Semakin keras para pejantan mereka menyodok kan kontol mereka makin banyak dan Hangat sperma yang akan mereka Terima.




Mumpung mereka sedang tengah meraung raung liar penuh kenikmatan,kali ini ku manfaatkan dengan memaksa menarik Kaki ku yang terjepit ini. Hingga akhirnya....






"Aaaaaaaaggggrrrhhhhh!!!! Hhhh Hhhhh hhh hhh hhhh..... " Aku pun terduduk di tanah saat berhasil menarik kaki ku yang terjepit, Hingga terduduk karna sangat menyakitkan moment tadi bagi ku saat itu. Lebih sakit lagi Mama dan Bibi ku sendiri merasakan surga dunia yang sepertinya tak mereka dapatkan dari ku.






Tepat waktu itu ku jatuh terduduk berhadapan lurus dengan Mama, Bibi, Rico dan Fahri yang ku lihat sangat terkejut melihat ku diluar ruangan tempat mereka Bercinta. Sambil terengah engah dan bermandikan keringat pertarungan birahi mereka, dengan sisa sisa tenaga baik Mama maupun bibi ku bergerak menjauhi lelaki mereka yang beberapa puluh detik lalu membawa mereka ke surga dunia. Terlihat masing masing dari mereka dengan cepat memunguti pakaian mereka masing masing yang tercecer dilantai.




Mereka pasti sangat tak menyangka aku bisa ada disana dan menyaksikan pertarungan birahi mereka yang liar.






"Cepiii... Cepii.....!!! Cepiii.....!!!" Setelah ku ambil kamera dan mengabaikan sepatu yang masih terselip aku begerak secepat mungkin walau merasakan sakit luar biasa di kaki dan lebih sakit diDada, sungguh tak ku hiraukan panggilan mama dan Bibi dari dalam rumah itu sambil berpakaian.






Terasa sekali menyakitkan berlari terpincang pincang saat itu, namun aku sadar lebih sakit lagi apabila aku berada tetap disana. Kalaupun menghadapi Rico dan Fahri tetap saja pasti dengan mudah mereka akan melumpuhkan ku, apalagi saat ini aku dalam keadaan Cacat.




Sekilas ku melihat mama mengenakan gaun malam yang baru dikenakan dengna kondisi acak acakan, ia juga tercekat berlinang air mata saat melihat Ponsel serta sepatu pemberian "mereka" ada tepat dilantai Depan pintu rumah Rico ia lihat secara langsung.




Kembali terdengar mama memanggil manggil nama ku, Tangan kanan mama terlihat menjulur sambil Terus memanggil histeris nama ku..... Namun sama sekali tak hiraukan, dengan terpincang pincang ku tetap berlari karna telah berada diluar pagar agar segera menjauhi rumah itu. Hingga akhirnya....






"Tiiiiiiiiiinnttt!!!!!! " Klakson panjang, dengan sorot lampu mobil Terang Benderang diujung jalan ditujukan kepada ku.


"Masuk cepet masuk!!!!" Suara nyaring Shendy memerintah ku dari kursi depan diSamping kemudi. Aku pun masuk lalu merebahkan badan ku diJok Penumpang itu sambil menahan sakit yang luar biasa dari pergelangan kaki Kaki Kanan ku.






Denyutan rasa nyeri menjalar dipergelangan Kaki kanan ku, rasa ini menyakitkan terasa hingga ubun ubun kepala. Semua penderitaan itu terpancar dari derasnya keringat yang membasahi pakaian,Dahi , pipi dan leher ku.






"Kenapa bisa jadi gini siiih??? Kaki kamu itu kenapa??? " Teriak Anya panik sambil mengemudikan mobil. melihat kondisi ku saat itu yang berbaring dan berkeringat.


"Please tolong gue, gue ga mau pulang, please tolong gue...!!!" Kata ku lirih hingga akhirnya tak kuat menahan nyeri..... Semua menjadi gelap dan.....


"Aaaarrgghhh!!!" Teriak ku tersadar, merasakan Sakit Luar biasa yang berasal dari Kaki pergelangan kaki yang tadi terselip diantara pillar tembok namun setelah itu Terasa Panas..... Hangat..... Lalu nyaman merambat diPergelangan kaki ku. dengan sisa sisa nyeri tak sesakit saat masuk mobil Anya tadi.


"Anya...!!! Kak Anya gue ga mau pulang kak, please gue ga mau pulang.... Hhh hhh hhh hhh" Sambil Ku pegang tangan Anya yang saat ku sadar ada di samping ku karna saat itu aku berbaring entah dimana.


"Iya iya, tenang aja... Kamu tenang dulu, sekarang kamu istirahat dulu disini ya." Kata Anya yang langsung memeluk ku. Pelukan Anya saat itu terasa hangat, meskipun payudaranya ia tempelkan di kepala ku sama sekali ku Rasakan nafsu saat itu. Malah aku merasakan saat ini ia adalah satu satunya "dewi penolong" Yang tulus melindungi ku saat ini.






Setelah ku lihat seorang wanita didepan ku, suasana hati ku pun semakin tenang. Kak Anya memberi ku 2 jenis obat untuk ku. Hingga beberapa menit kemudian terakhir sebelum ku kembali merasa lebih tenang ku lihat ia dan seorang wanita dewasa merawat kaki ku yang menjadi bengkak. Namun tiba tiba mata ku kembali terasa berat lalu....






"Terima Ka.... Ssshhhh....."setelah mengucapkan itu aku mengikuti kemauan mataku yang terasa amat berat sambil berusaha tersenyum karna merasa diriku jauh lebih baik dan aman bersama mereka saat ini.


"Gapapa bu biarkan Nak cepi istirahat disini dulu, andai ibu Kania mau menunggu hingga cepi bangun silahkan istirahat di sofa panjang itu."


Terdengar jelas suara seorang Wanita yang sangat lembut berbicara, ingin ku buka mata untuk berterima kasih padanya namun sangat berat sekali. Saat itu aku hanya bisa mendengar namun tak bisa melakukan apapun.


"Maaf.... Putra saya sangat merepotkan, entah bagaimana saya membayar kebaikan ini kepada Dokter, Putri anda Nak Anya, dan nak Shendy." Ingin rasanya aku pergi dari tempat ini mendengar suara dia. Namun sekuat tenaga ku mencoba bergerak, hanya bisa sedikit menggeser lengan ku. Lalu beberapa kali ku coba sekuat tenaga, hanya bisa menggeserkan kepala ku untuk berpaling.






Hingga suara mereka hilang, dan terdengar "tenang deek Cepii tenang.... Kak Anya disini kok,istirahat dulu.... Jangan paksakan badan mu bergerak." Lalu aku pun merasa lebih tenang hening..... Hingga......






Ku buka kedua mata ku cepat, kali ini aku merasa semua kembali normal kecuali pergelangan Kaki kanan ku yang terasa berat dan nyeri. Rupanya pergelangan kaki ku memang Bengkak, baju yang ku kenakan juga sudah berbeda. Tapi kok terasa basah ya sama keringat???




Mata ku merhatikan sekeling kamar yang rupanya aku berada di kamar yang cukup mewah, Jam menunjukkan pukul 03.30 dini hari.




Ku geserkan badan ku agar setengah duduk dari posisi Tidur ku namun.......




Sial!!!! Kenapa mama ada disini sih??? Ia sepertinya tertidur di kursi sofa kamar ini. Ku ingat ingat Rupanya tadi itu aku memang tak bermimpi mendengar suara mama.




Tas aku nih.... Ku lihat ada disisi Kiri tempat ku tidur.Ku raih dari sisi tempat ku Tidur. Ku periksa dalamnya, rupanya kamera tadi masih on menyala.ponsel butut dan dompet ku pun masih ada.




Ku pasang head set, lalu ku dengarkan sisa rekaman suara sekitar pukul 08.00 malam dari kamera milik Anya yang masih merekam suara.

Posting Komentar

0 Komentar