BIBI DAN MAMA PART 10



Aku pun kembali mengerjakan tugas tugas ku, entah kontak batin atau Feeling. Setelah setengah jam lebih, perasaan ku ingin sekali berjalan kearah Tangga atau sekedar mengintip dari sana.




Walaupun ada Shendy dibawah sana, namun tetap perasaan dan feeling ku berkata lain. Apalagi Bibi selalu menekan kan aku untuk minum obat sebelum aku ke lantai 2 ini.




Karna tak mungkin bagi ku jujur atau melihat spy cam Anya melalui ponsel ku. Setelah ku Pertimbangkan dan perhitungkan secara matang. Aku yang punya Firasat tak enak dan Feeling kuat tentang Bibi dan mamah ku saat ini, secepat kilatku berdiri.






Lalu bergegas berjalan kearah tangga, "eh kamar mandi lantai Satu yah...." Tanya ku sambil pura pura tak tau yang hanya tinggal selangkah menginjakkan kaki di tangga.






Tanpa menghiraukan perkataan Fahri, ku langkahkan kaki walaupun terasa sedikit masih sakit menuruni tangga. Kedua mata ku dikejutkan dengan pemandangan antara Rico dan Shendy!!!!!!




Rico segera merapihkan Penisnya yang sedang dikocok Shendy sambil duduk berdua bersampingan.






"Kemana bro??" Tanya Rico panik sambil terus memasukkan Penis Hitamnya yang konak.


"Mau ke air nih... " Jawab ku sebelum melalui mereka. Sepintas Shendy malu menundukkan wajahnya yang merah padam.






Hanya selangkah lagi aku sampai di dapur, hingga akhrinya..... terlihat jelas oleh ku Aldi dan Fandi sedang mengeroyok merangsang Bibi ku, Dispot tersembunyi dekat kamar mandi.




Mata Bibi ku melotot kaget saat matanya di ujung dapur melihat ku berdiri, ia mendorong kuat Fandi yang mencumbu pipinya dan Aldi yang tengah menyusu di payudaranya. ia memasuki kamar mandi dengan pakaian dan bra acak acakan, lebih parah dari itu aku sepintas memperhatikan Kontol Panjang Fandi dan Kontol gempal Aldi yang gempal seperti badannya. Mereka sempat membalikkan badan melihat reaksi Bibi yang ketakutan dan segera masuk kamar mandi.




Aku membelakangi mereka, sedangkan Aldi dan Fandi sibuk membelakangi ku merapihkan celana mereka berdua.






"Maaf bro maaf... Permisi.... " Kata Aldi melewati ku.


"Sorry banget bro kita khilaf permisi bro.... " Kali ini Fandi melewati ku dan meninggalkan ku sendiri di dapur.






Bisa saja saat itu juga ku hantam Aldi dan Fandi, namun melihat ada beberapa tamu cukup ramai di depan aku menenangkan diri demi manjaga Harga Diri Bibi ku jatuh semakin jauh.




Lebih parah lagi andai malah Bibi ku diarak warga, karna diluar tempat ini cukup Ramai.






"Maafin Bibi nak, Bibi mohon... Beri Bibi kempatan buat jelasin sama kamu..... " Kata Bibi ku memeluk ku dari belakang, setelah cukup lama di kamar mandi. Dengan suara yang menahan tangis.


"Aku mau ke kamar mandi bi... " Karna saat itu aku berdiri membuka pintu belakang dapur sambil melepaskan pelukannya. Terkena angin sore sambil melihat lalu lalang warga menjalani aktifitas kesibukan masing masing.






Setelah cukup lama dikamar mandi sambil mengecek kamera spycam berjalan baik baik saja, aku berjalan seperti biasa ke lantai Dua bangunan ini.




Sinar matahari Sore mulai meredup, warna langit senja ku nikmati bersama hembusan angin segar beberapa saat di pintu belakang Dapur sambil menenangkan diri. Namun dihari itu tak menyurutkan yang Tamu semakin ramai, makanan pun hanya menyisakan beberapa jenis mennu bisa dibilang hampir Habis. Namun semua itu tak seimbang dengan raut wajah Bibi yang terlihat murung dan sedih, membuat beberapa jenis Juice dan Minuman hangat.




Tak kalah dengan Bibi, keceriaan dan expresi Shendy pun hilang seperti saat ia datang kesini,sambil merapihkan piring bersih didekat Bibi.




Hanya Anya, yang terlihat ceria menghitung Tagihan dan ceria kepada Tamu pengunjung. Hingga Anya sadar ku sedang menatapnya ia berkata....






"Baru sadar ya deek gue paling cantik disini." Sambil mengedipkan matanya pada ku.


"Plakk.... GR amat siii dilatin gitu aja... " Protes Shendy sambil menapar pantat Anya.






Wajah Bibi terlihat ceria dengan prilaku mereka berdua, seolah olah lupa dengan kejadian didapur tadi.






"Iii Bibi.... Liat tuh Shendy main Pukul." Protes nya manja.


"Elu balesnya tampar pantat gue aja.... Gue iklas kok gue Ikhlas.... " Serobot Aldi yang rupanya ikut memperhatikan candaan mereka.


"Wuu.... ngarepp mimpi.....!!!!!" Jawab Anya ketus.


"Hahahahaha hahhhahaa.... " Fahari dan yang lain menertawakan Aldi yang berbadan gemuk atau tepatnya gempal.


"Anya nampar pantat elu, yang ada tangan Anya yang cedera bukan pantat elu yang merah hahahaha.... " Cela Fahri dari atas tangga.


"Oke sekarang tugas hukuman gue cuci piring kotor dibelakang ia kan??? " Tanya Fahri penuh semangat sambil menatap Bibi ku mesra. Lalu segera memalingkan wajahnya karna baru sadar aku ada dibelakangnya.


"Kak mau pulang bareng gak?? Aku lupa ni ga bawa obat!!! " Kak Anya yang paling cantik dan Cute itu mendadak kaget. Walaupun paling cantik diantara Shendy dan Karina Bibi ku, kak Anya tak Sesexy Shendy apalagi Karina Bibi ku.


"Hmmm ia deh, aku juga balik ah, sekalian jemput mama ni dirumah sodara." Tambah Shendy yang sepertinya tak ingin kejadian tadi terulang padanya.


"Ya ampun dek udah jam berapa ini?? Kamu kok ga minum obatnya siii...?? Ya udah yuk.... " Namun wajah Anya terlihat bingung sambil seperti mengajak Bibi ku Karina pulang bersama kami.






Aku dan Anya membereskan buku dan perlengkapan sekolah di lantai 2, sambil membereskan buku aku berfikir akan mengajak serta Bibi ku Karina. Karna saat itu sudah menunjukkan pukul 17.20




Sebenci apapun dan kekesalan ku kepada Bibi, namun tetap semua tadi aku yakin akan lebih parah Andai mereka bertiga lakukan didalam kamar mandi. Sisi lain hati ku mengatakan Bibi ku hanya terbawa suasana, toh nyatanya ia sangat sayang pada ku.






"Yuk semua duluan yaa.... " Sapa Anya yang ada dibelakang ku. Ke arah Fandi dan Rico yang duduk dimeja dekat Tangga.






Wajah Bibi terlihat sangat tegang, melihat aku bersiap membawa tas pulang. Sampai sampai Bibi terlihat pura pura sibuk, karna Bibi tau mata ku menangkap Bibi, Shendy dan Aldi sedang berdiskusi di meja belakang etalase jualan.






"Biii.... Yuk pulang duluan aja kita, dah sore banget lho ini... Bibi udah lelah seharian kerja." 




Bibi ku segera menatap kearah ku dengan mata berkaca kaca. Beberapa detik Bibi yakin dengan ajakan ku ia menatap Fandi.




Namun sebelum Bibi ku yang cantik dan Sexy berbicara Fandi mendahuluinya.






"Iya kak gpp bareng Cepi aja, lagian kan masih ada 'babu dadakan' hahahaha... " Seolah Fandi ikut menegaskan dan mencoba pura pura lupa aksinya mencabuli Bibi ku sekitar satu jam yang lalu.


"Hmmmpppttt... Serius ya nanti bantuin Fandi sama Aldi supaya nanti aku tulus maafin kalian." Kata Bibi sambil mengusap kepala Fahri. Yang sekarang Fahri menjadi pencuci piring.


"Sayaang bentar ya, Bibi kekamar mandi dulu." Bibi ku pun berjalan centil seperti bebek kekamar mandi karna bokong besar dan celana jeans ketat memperlihatkan pinggulnya yang indah.






Shendy pun mulai tersenyum kepada ku namun terlihat cangung.






"Kayaknya banyak banget ya hari ini yang beli??" Tanya ku untuk melepas kecangungan diantara kami berdua.


"Lumayan banget, bisa dipake Holliday juga.." Kata Shendy.






Setelah ku berbincang dengan Shendy terlihat Pria paruh baya seumuran ayah ku namun berbadan gelap dan lebih gagah melihat lihat beberapa menu makanan.






"Silahkan pak mau hidangan yang mana" tanya sendi hangat.


"Kalau ada teh manis hangat saja. Buat nemenin saya sambil Nasehatin anak saya." Katanya dengan suara berat penuh Kharismatik.


"Aaayahhh....!!! " Komentar Fandi berdiri dari meja tamu, sambil menutup beberapa buku pelajaran yang ia periksa karna diTulis dan diKerjakan langsung oleh Fahri.


"Kamu ini naaak... Mbok di jawab telp ibu mu kalau asik dengan belajar dan kesibukan seperti ini." Sambil menampar pelan kepala anaknya yang sedikit lebih tinggi darinya.


"Ponsel aku diatas sih yah, tadi rame juga jadi ga sempet pegang ponsel." Jelas Fandi.






Sungguh jauh berbeda rupa ayah Fandi dan dirinya yang tinggi kurus. Dimata ku Rico lebih cocok bahkan mirip untuk menjadi anak Om om yang baru ku tau beliau adalah ayah dari Fandi.




Beberapa saat ayah Fandi menatap keadaan di tempat itu yang ramai dengan pengunjung, beberapa pengunjung yang tak terlihat makan pun terlihat asik dan santai menikmati Juice dan minuman hangat.






"Kamu memang mewarisi jiwa bisnis dari ibu mu nak HEHEEHE.. " Puji ayah Fandi kepada anaknya.


"Bukan aku sendiri lho yah, ini semua berkat Teman teman ku dan Kakaknya Kak Karina!!! " Sambil menunjuk Bibi ku yang semakin cantik setelah bermake-up dari kamar mandi, yang kebetulan dekat meja mereka duduk merapihkan hijabnya.




Sorot mata melotot yang entah seperti apa yang tak bisa ku ungkapkna dari mata Ayah Fandi terlihat oleh ku. Bibi ku langsung menghampiri beliau yang hanya 2 langkah dari tempatnya berdiri.






"Kenalin om saya Karina... " Bersalaman dengan ayah Fandi.


"Siswono ayah Fandi.... " Ayah Fandi mengenalkan diri dengan sorot mata kagum atau entah horny. Karna ku tangkap matanya melihat Payudara Bibi ku Karina.


"Tanpa mencicipi masakan mu saya yakin pasti terasa lezat... Bukan begitu Aldi?? Cuma dia ni yang saya tau doyan makan Hahahaha..... " Kata Om siswono yang rupanya sama suka bercanda.


"Jangankan makanan Om!!!! Minum Jamu pait juga liat kak Karina berasa kayak minum Susu....Hahahaha.... " Semua orang makin larut dengan candaan Aldi.


"Nak Karina terimakasih ya sudah membantu mengelola tempat yang sempat terbengkalai ini...... " Kata Om Siswono.


"Apalagi sudah membimbing anak saya yang Bandel ini mau belajar." Puji Om Siswono lebih lanjut.


"Sama sama pak, semua berkat adilnya Fandi dan dibantu teman teman Fandi..... Hihihi... " Terang Bibi ku merendah.


"Ada hidangan yang mau bapak coba malam ini pak, walaupun sudah ngga terlalu lengkap lagi pula saya udah mau pulang pak" Kata Bibi ku.


"Engga apa apa ga apa apa, udah mau malam silahkan istirahat dulu. Nak Karina bisa memanfaatkan tempat ini dan membimbing Fandi saya sudah sangat senang Hehehehe... "


"Kalau gitu saya pamit ya pak... " Kata Bibi ku lalu menjauh dari meja om siswono.






Aku, Anya, dan Shendy pun bergantian menyalaminya lalu pamit pulang bersamaan.






"Lhoo diborong kamu semua toh!!!! Ga disisain??? " Canda pak Siswono, MESUM sama persis kayak siDatuk Maringgih. Umpat ku dalam hati


"Udah pak tenang aja, kalau mau pada nyusu ada si Aldi ini toh.... Lagian bagus nghemat Cost Hahahahahaha..!!!! " Ujar Fandi di iringi tawa Fahri, Aldi dan Rico.


 




DiParkiran sebelum aku membuka pintu depan penumpang mobil Anya, Shendi memanggil ku. Saat itu Anya dan Bibi ku Karina sudah masuk mobil terlebih dahulu.






"Cepi..... " Ku tolehkan wajah ku kearahnya.


"Please jaga AIB aku tadi ya dek...." Ia merangkul ku lalu mencumbu pipi kananku.






Didalam mobil Bibi ku Karina langsung menggoda Anya....






"Ehmm.... Ada yang gerah nih Ehm ehm... Padahal AC dah nyala Ehm ehm...!!! " Kata Bibi ku.


"Iiih Bibi apaan siih...!!! AC dah nyala juga... " Sekenanya Anya menjawab komentar Bibi sambil berusaha menguasai dirinya.


"Cepiii sayaang jelasin dong tadi pas kamu kebawah liat kejadian apa antara Shendy sama Rico. Supaya Kakak mu Anya ga salah paham.... Hihihi..... " Kata Bibi ku karna tak mau melihat Anya sedih.


"Oooh itu kak, tadi Shendy didekati Rico pas aku kebawah mau kekamar mandi." Jelas ku kepada Anya sambil berbohong.


"Dideketin Rico tapi kok cium kamu... " Umpat Anya dengan suara samar tapi ga jelas. Tapi terdengar jelas dengan ku. Bibi pun tertawa.


"'Kakak Cepi Cemburuuuu.... Hahahha...!!!!" Seringai Bibi yang jelas menyindir anya. Saat ini bibi karina duduk di kursi belakang.






Suasana pun hening setelah Bibi ku puas tertawa, hingga mobil Anya berhenti didepan rumah ku. Bibi ku tak henti menggoda Anya salah satu gadis Cantik disekolah ku sekaligus putri seorang Dokter.






"Kalau cemburu bilang aja gapapa kok Anya, dari pada keponakan tante ini nanti direbut si Shendy.... Percaya deh persahabatan tu sakit kalau Cintanya direbut temen sendiri hihihi.... Byeee Anya thanks ya dah Anter kakak... Muach" Setelah nyerocos ga jelas bibi meninggalkan aku dan anya berdua di mobil.


"Kak anya...." Panggil ku kepadanya yang benar benar terlihat bete. Dan membuang mukanya ke arah lain.


"Kakak ku Anya.....!!! "Panggil ku manja Kali ini kuarahkan wajah ku untuk melihat wajahnya.


" Aphmmffttt..... Hhmmmhhhh.... Hmmhhh..." Ku cumbu bibirnya tepat saat ia belum selesai mengucapkan kata apa.






Entah mengapa naluri ku melakukan itu kepada gadis cantik yang banyak membantu ku selama ini, terlebih lagi aku banyak berhutang budi padanya.




Namun naluri ku berkata ini adalah cara terakhir agar ia yakin dan mau mendengarkan kata kata ku.




Responnya sangat tak ku duga, ia awalnya terkejut, namun akhirnya membalas cumbuan ku. Bahkan saat aku hendak mundur melepas ciuman ku, ia malah menahan kepala ku. Malah menjulurkan lidahnya untuk ku lumat mesra beberapa kali.






"Percaya sayang sama aku, ga mungkin aku bilang depan Bi Karina kalau Shendy tadi mau dicium siRico. Makanya Shendy kiss aku tanda terimakasih hhh hhh hhh." Bisik ku meyakinkannya sambil terengah engah yang saat itu bibir kami selesai beradu cumbu mesra dimobil kak Anya, sambil lagi lagi bohong walau faktanya lebih parah dari itu.


"Iyaaa aku percaya..." Anya menundukkan kepalanya seolah ingin ku kiss keningnya. Setelah ku kiss keningnya mesra.


"Istirahat yaa... Dah makan nanti minum obatnya supaya kaki kamu cepet pulih." Sambil bersiap siap akan mencumbu ku lagi tapii......


"Cie ciee.... Bakal viral ni besok video. Ayo dong kiss lagiii...!!!! " Kata bibi ku dari kaca depan yang entah sejak kapan merekam kami berdua didalam mobil.






Melihat ku membuka seat belt dan hendak keluar, dengan wajah marah bibi berlari manja kedalam rumah. Aku yang baru sedikit membuka pintu, lagi lagi ditarik lembut kedalam oleh Anya karna terlihat bibi sudah benar benar masuk ruang tamu dan....




Kami bercumbu mesra dimalam minggu itu pertanda perpisahan sebelum Anya benar benar pulang meninggalkan ku.






"Inget kan pesan ku tadi???" Setelah puas Anya mencumbu dan berkali kali melumat lidah ku gemas. Seolah aku miliknya sejak malam itu.




Ku pegang kedua tangannya lalu ku ucapkan "makan malem trus minum obat dah itu istirahat iya kan??." Kata ku




"Pinterrrr!!!! Cuph cuph cuph.... " 3 kali ia mencium ku mesra.... Sebelum benar benar aku turun dari mobilnya.


"Hati hati ya sayang, janji kamu jangan begadang.... " Pesan ku sebelum kendaraannya meninggalkan ku.




Saat baru saja ku masuk pintu ruang tamu.....




"Cieee cieeee..... Keponakan ku punya pacar cantik sekarang cihuuuyyy....!!! " Sambil menggelitiki ku.






Namun ku tatap dingin wajahnya dan tak merespon candaannya, malah memegang kedua tangannya cukup kuat.Wajah bibi mendadak murung dan seperti ketakutan melihat ku saat itu, ia sadar ada masalah yang belum selsai dengan ku saat itu.






"Bii... Bolehkan kita ngobrol sebentar diruang keluarga, tapi aku aus bi.... " Selembut mungkin ku berbicara dengannya supaya bibi tak ketakutan seperti tadi. Sambil meregangkan pegangan ku di tangannya yang halus dan mulus.


"Hmm ya udah... Hmm bibi abilin minum buat kamu.... " Kata bibi


"Aku juga sekalian kunci pintu pagar bii... " Lalu ku lepas pegangan tangan ku.






Setelah ku pastikan pintu pagar rumah dan pintu rumah ku kunci, aku pun masuk kedalam. Terlihat bibi berjalan membawa air minum saat ku sudah diruang keluarga.






"Ini sayang minum dulu... " Kata bibi sambil kami berdua duduk diSofa ruang keluarga.


"Bii... Aku paham bibi kesepian, aku ngerti bibi baikk banget. Tapi tadi itu gimana sii bi kejadiannya, aku heran bibi kok mau dikerjain Fandi dan Aldi." Setelah mendengarkan keluh kesah ku tentangnya bibi memeluk ku. Lalu menceritakan apa yang terjadi semalam saat aku tertidur diruang tamu setelah minum obat.






Bibi mulai bercerita dari awal saat Anya dan Shendy pulang, bibi sangat terkejut saat tau baik Fahri dan Fandi berselisih memperebutkan perhatian Bibi ku yang cantik dan sexy Karina.




Karna sangat emosi saat itu, Fahri memberikan bukti berupa foto mesra dimana saat itu Fahri tengah mencumbu payudara bibi ku yang indah kepada Fandi.




Fandi mengadu kepada bibi, akan sangat berbahaya andai Fahri tetap menyimpan foto itu. Apalagi Fahri dan Rico sudah berjanji takkan mengungkit itu lagi serta merahasiakan hubungan terlarang mereka.




Fahri dan Rico marah kepada Fandi dan Aldi yang telah mengadu kepada bibi, lalu Aldi mempunyai ide mengajak mereka untuk menyelsaikan lewat balapan mobil.




Siapa pun yang kalah apalagi berada di posisi paling terakhir, akan menanggung 3 permintaan dari juara 1 dan 3 permintaan dari Bibi ku Karina dan kania.




Bibi ku setuju asal semua foto mereka dihapus, termasuk foto kemesraan mama ku kania dan Rico.




Diluar dugaan balapan itu dimenangkan Aldi, sehingga sekarang baik Rico dan Fahri berada di ke 3 dan ke 4.harus menuruti 3 permintaan dari Aldi dan 3 permintaan dari bibi.....




Sebenarnya bibi sangat mempercayakan masalah foto itu kepada Fandi dan Aldi, untuk memastikan semua dihapus bersih dari Ponsel Rico dan Fahri.




Bibi mengakui awalnya hanya akan memberikan sedikit hadiah, kepada mereka. Namun bibi terbawa suana, dan akhirnya keburu ketauan oleh ku saat yang tepat hadir karna bibi saat itu sudah sangat merangsang dengan cumbuan bibir Fandi serta permainan bibir Aldi di payudaranya.




Sebenarnya hampir selesai andai saat itu mereka berdua mendapatkan Klimaks, namun karna kemarin mereka setengah memaksa terpaksa bibi berikan dengan syarat. KALAU ADA YANG LIAT ALDI DAN FANDI Masing Masing harus Memberikan 1 Permintaan Special kepada Bibi.




Tapi bibi mengungkapkan bahwa ia malah larut dan jadi Horny, dan sangat beruntung saat itu aku yang menghentikan aksi itu.






"Jadi itu alasannya bibi memilih spot di dapur bukan di dalam kamar mandi?? " sambil memeluk ku bibi anggukkan kepalanya.


"Berarti bibi dan mama harus siap siap cari kerjaan lain." 


Bibi pun bangkit dari pelukan ku.


"Bibi ga yakin sayang, kamu tau sendiri selain lagi Rame ramenya warung trus..... " Kata bibi ku tertahan.


"Trus kenapa bi...?? " Tanya ku sambil kutatap serius wajahnya serius.


"Warung lagi rame ramenya sayang, masa iya sii bibi dan mama tinggalin?? Bonus juga Bibi Terima lumayan sayang." Kata bibi ku.


"Tapi jujur bi aku ga bisa maafin diri ku sendiri kalau payudara indah bibi sampai merah merah." Kata ku lirih karna saat itu aku tak tau kalau itu adalah efek gigitan saat mencium area sensitif.


"Sayang dengerin bibi.... Liat bibi sayang... " Ku tatap matanya. Dan dengar kan baik baik penjelasan bibi.


"Alasan pertama bibi rela dijamah mereka karna mereka udah berjasa besar buat kita, kedua Fandi dan Aldi itu korban bully dari Rico dan Fahri apa lagi pake foto payudara bibi buat manasin mereka. Dan yang ketiga..." Kata bibi tertahan namun memberikan expresi menggoda dan mulai memegang badan ku.


"Apa sii bii aku janji ga akan ngambek, aku ga akan marah sama bibi.... " Kata ku kepada bibi.


"Yakiin??? " Tanyanya nakal.


"Iya bibi yakiin ...." Kata ku. Sambil tersenyum padanya.


"Mereka kasi bibi uang banyak banget lho sayang, bahkan lebih gede dari brondong bibi kemarin hihihihi...... " Kata bibi sambil mengeluarkan wajah binalnya.


"Tapi biii.... Masalahnya sampe kapan?? Payudara bibi sampe merah merahkan dimainin mereka tadi? Aku takut mereka tiap hari kerjain bibi.... Bukannya lebih bagus kalau bibi punya pacar yang seumuran....? "


"Bibi takut sayang bibi takut.... " Kata bibi sambil memeluk ku erat.


"Bibi takut gagal......." Lalu kami pun terdiam cukup lama hingga akhirnya.


"Bibi laper ya...?? Kita makan yuk.... Ampe bunyi perutnya tu... " Kata ku mecairkan suasana.


"Tapi kamu ga marah kan sayang.... Kamu ga benci sama bibi mu yang binal ini..... " Kata bibi ku dengan sangat sedih banyak sekali air matanya tertahan dipelupuk mata.


"Bii.... Bibi cantik dan sexy, sekarang masalahnya waktu bi, trus yang kedua, aku takut mereka jebak bibi jadi budak atau mainan mereka." Kata ku pelan dan hati hati takut membuatnya makin sedih setelah seharian bekerja.


"Yuk sambil aku masak special bibi mandi ya, siapa tau kita nemu solusinya.... Bibi udah kerja keras seharian, aku ga mau jadi durhaka buat bibi sedih... " Dari raut bingung kini bibi menjadi bahagia.


"Makasi sayang, bentar ya bibi mandi dulu... Tapii kamu mau masakin bibi apa??? " Tanyanya mergukan skill memasak ku.


"Nasi Goreng Special, pasti bibi suka deh... " Kata ku meyakinkannya.






Malam itu kami hanya makan malam berdua, bibi memuji skill memasak ku. Dengan lahap bibi menghabiskan makanannya. Setelah aku menelfon Anya, aku pun bersama bibi menelfon mama. Entah kenapa malam itu mama terlihat lelah sekali, tapi melihat mama dipelukan ayah dan Rudi aku dan bibi jadi merasakan lebih tenang.




Untuk Pertama kalinya aku merokok didalam rumah ku saat itu, hingga akhirnya aku dan bibi merencanakan sesuatu. Tapi semua ini juga menunggu kesepakatan dengan mama.






"Eummpppttt .....sayang.... maafin bibi ya.... " Kata bibi ku manja.


"Maaf kenapa bi??" Aku bingung.


"Kamu ga lupa kan janji bibi ma kamu.... Lagian lama lho kamu ga keluarin.... " Sambil memegang batang Penis ku dari luar celana training ku.






Ku kecup kening bibi ku lalu ku ucapkan "bibi pasti capek bibi pasti lelah, jujur aku kecewa banget sama bibi hari ini. Tapi rasa sayang aku lebih besar daripada rasa kecewa ku kepada bibi ku karina hehehe. " Kata ku meyakinkannya


"Sekarang kita istirahat yuk, mata bibi udah sayu banget tuh.... " Bibi mencumbu bibir ku mesra lalu


"Bibi bahagia banget punya keponakan pengertian seperti kamu sayang. Pantas Anya sama Shendy tergila gila sama kamu." DEGG dada ku entah mengapa seperti bergetar dengan ucapan bibi tadi.






Ingin ku tanyakan perihal video aku dan Anya di mobil, tapi bibi sudah tertidur di kasur lipat ruang keluarga. Bibi sangat Cantik sekali saat tidur hanya dengan guling sebagai pembatas yang ia peluk sampai ia tidur nyenyak, selain bekerja keras seharian banyak sekali tekanan yang tak lain dari aku orang tulus sayang padanya.




Ku kecup kening bibi Karina, lalu ku baringkan tubuh ku di samping bibi.

Posting Komentar

0 Komentar