Bobby langsung menerima Dara. Dia meminta aku membawa Dara ke kantornya.
Aku pada akhirnya menerima tawaran pekerjaan sebagai model. Dan Bobby memberikan aku sebuah alamat, agar aku datang ke sana bersama Dara. Dia memintaku untuk datang pada jam 10 pagi, di sebuah
gedung besar yang berada di Jakarta Selatan.
Aku dan Dara datang berdua menggunakan sepeda motor, namun karena aku gak pernah masuk gedung besar dan mewah seperti ini. Aku merasa takut dan tidak percaya diri. Takutnya bukan takut pekerjaan ini bohongan, tapi takut melakukan kesalahan yang memalukan.
Untungnya Bobby mau menjemputku ke bawah bersama temannya. Bobby menjemputku di basement gedung, tepatnya di parkiran motor. Dan ternyata Bobby yang asli lebih tampan dari yang ada di foto. Begitu juga dengan temannya, yang tidak aku kenali namanya.
Siang itu, Bobby bersama satu orang temannya menghampiri aku dan Dara di dekat parkiran motor. Dengan begitu ramah, mereka menyapaku terlebih dahulu. “Haloo Danilaaa. Aduuhh, kamu ternyata kalo dilihat langsung lebih cantik yaa? Yang ini namanya Dara yaa?”
Dara pun berjabat tangan dengan Bobby dan memperkenalkan diri. “I-Iyaa Kak Bobby. Namaku Dara Gisella, aku sahabat deketnya Danilla di sekolah. Aku ikut ke sini, karena ditawarin Danilla untuk ikut melamar di agensi Kak Bobby. Boleh kan aku ikut daftar?”
“Ohh ya jelas boleh dong. Kan kita memang kerjaannya
mencari
perempuan
berbakat.
stalking akun facebook dan instagram kalian. Pose kalian foto itu cocok untuk masuk ke agensi kami,” jawab Bobby dengan ramahnya.
“Kalo temen kamu yang satu lagi ini namanya siapa? Kok dia dari tadi diem aja? Kenalin nama aku Danilla Revitalia.
perempuan- cantik dan Kita soalnya
Aku salah satu kenalannya Bobby.” Aku memperkenalkan diriku kepada pria yang berada di samping Bobby. Dan kami berdua pun berjabat tangan.
“Aku Brian, sama kaya Bobby aku juga fotografer di sini. Iyaudah yuk kita langsung naik aja ke lantai 12. Kalian udah ditungguin sama bos di sana. Yuk Bob kita langsung
naik ke atas.” Aku dan Dara pun mengikuti mereka berdua dari belakang, kami menaiki lift gedung.
Dan menuju ke kantor mereka yang berada di lantai 12. Sesampainya di sana, kami mengisi formulir data pribadi di ruang interview. Suasana kantornya sebenarnya ramai dan banyak orang. Namun di ruang
interview ini hanya ada kami berdua saja.
Setelah mengisi formulir, kami dibawa ke ruang pemeriksaan tubuh. Di sana terdapat dua orang perempuan, yang memeriksa tubuh kami. Kami diperiksa dari tinggi badan, berat badan, lingkaran dada, lingkaran pinggang, lingkaran
bokong, sampai ke lingkaran lengan.
“Danilla, kamu harus turunin berat badan kamu sekitar 2 kilogram lagi. Berat badan kamu ada di 57 kilogram. Kamu harus ikut proses diet dan pembentukan tubuh. Kamu juga harus naikin kekencangan payudara dan bokong kamu,” ungkapnya kepadaku.
Aku yang mendengar perkataan petugas yang memeriksa tubuhku. Seketika aku merasa sedikit kebingungan. Dan aku pun bertanya, “Aku harus nurunin berat badan? Jadi aku gak masuk kriteria yaa? Atau aku harus daftar lagi setelah berat badanku turun?”
“Enggak perlu Kak. Kakak nanti naik ke lantai 20, di sana
ada fitness gym. Temui personal trainer bernama Pak Farhan. Nanti kamu akan dibantu oleh dia. Aku sudah buat catatan dokumen tubuh kamu. Nanti temui HRD dan
berikan ini,” kepadaku.
Tidak lama, menghampiriku
bertanya. “Gimana hasilnya, La? Gue di suruh naikin berat
jawabnya
Dara dan dia
badan 5 kilogram. Tinggi gue kan 155 cm, berat badan gue 40 kg. Katanya gue harus naikin berat badan sampai ke 45 kilogram. Biar badan keliatan berisi dan lebih seksi.”
“Lu disuruh naikin berat badan? Lah, justru gue disuruh nurunin berat badan 2 kilogram. Katanya gue kelebihan berat badan, dan
gue disuruh naikin kekencangan payudara sama bokong,” jawabku menginformasikan dokumen catatanku kepada Dara.
Setelahnya Bobby mengarahkan kami lagi ke ruang interview, di sana kami diberikan beberapa pertanyaan tentang diri kami. Seputar latar belakang keluarga, latar belakang
pendidikan, latar belakang pemikiran, sampai tujuan kami masing-masing untuk bekerja.
Kami ditanya apakah bersedia untuk tampil terbuka, setengah telanjang, atau bahkan telanjang. Semakin berani kami menunjukkan bagian tubuh seksual kami, maka semakin besar bayaran yang akan kami dapat. Dan
karena kami membutuhkan pekerjaan, maka kami bersedia.
Hingga akhirnya kami diminta menjalani pendidikan modeling selama 3 bulan. Selama 3 bulan ini kami dibayar sekitar 3 juta rupiah perbulan, untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari- hari. Kami menjalani pembentukan
tubuh di gym, dan juga diajarkan tentang berpose.
Kami diajarkan
memilih
menggunakan
dengan lebih baik. Bahkan sampai ke cara berjalan dan tersenyum. Setiap hari, kami menempuh pendidikan dari jam 10 pagi sampai jam 9 malam. Tentunya dengan kegiatan yang berbeda-beda.
tentang pakaian, make up
Dari jam 10 sampai jam 12 siang, kami berlatih pose dan gesture tubuh di lantai 12. Dari jam 1 siang sampai jam 5 sore, kami mengikuti sekolah fashion pakaian. Dari jam 7 malam sampai jam 9 malam, kami menjalani latihan gym pembentukan tubuh di lantai 20.
Benar-benar pelatihan yang melelahkan bagi kami berdua.
Setiap 1 minggu, ukuran tubuh kami selalu diukur. Dan untungnya hanya dalam waktu 2 minggu saja, aku berhasil mencapai target ideal tubuh yang diminta oleh pihak agensi perusahaan.
Namun Dara mengalami nasib yang lebih sulit. Menaiki berat badan 5 kilogram itu tidaklah mudah. Dia harus meminum susu suplemen
penambah nafsu makan. Harus banyak makan makanan yang berlemak dan berprotein tinggi. Sehingga Dara membutuhkan waktu lebih lama.
Hingga akhirnya 1 bulan berlalu, malam itu aku masih mengikuti latihan pembentukan tubuh dengan Pak Farhan. “Ayoo, Daraaa. Kamu harus memperbesar
0 Komentar