masuk sebagai SPG di perusahaan tempat Dinda dan Sekar bekerja. Dinda dan Sekar masih dekat sama aku sampai sekarang, mungkin Grace bisa masuk jika ada orang dalam.
Tubuh Grace juga terbilang
tinggi, kulitnya Ketimbang kehilangan
kecantikan dan sangat menjual. dia harus kecantikannya,
karena gak bisa merawat tubuhnya. Lebih baik aku sarankan dia untuk memanfaatkan kecantikannya dalam mencari uang bulanan.
“Lu kan tinggi, lu juga cantik dan body lu bagus. Kenapa lu gak coba pakai kecantikan lu untuk cari uang? Gue coba kasih lu lowongan kerja sebagai SPG. Lu hubungin si Dinda nih, tanyain di tempat
kerja dia masih ada lowongan gak,” saranku kepada Grace kala itu.
Dan untungnya Grace langsung menerima saran dari aku. “Bo—Boleh deh, tapi gue tetep mau pinjem duit lu dulu yaa La. Nanti kalo udah dapet kerjaan, hutangnya gue bayar setiap bulan. Maaf banget gue keseringan
ngerepotin lu, sekali lagi gue minta maaf.”
Aku akhirnya meminjamkan Grace uang sebesar 100 ribu rupiah. Dan setelahnya dia kembali pulang ke rumahnya bersama Doni. Singkat cerita aku masih belum mendapatkan pekerjaan sampai bulan Juli. Aku mulai merasa frustasi dan down banget.
Hampir semua teman- temanku sudah mendapatkan pekerjaan. Baik itu jadi kasir, penjaga toko di mall, spg, sampai office girl. Hanya tinggal aku dan Dara saja yang belum mendapatkan pekerjaan. Dara tidak dapat pekerjaan karena tubuhnya lebih pendek dariku.
Tinggi dia hanya 155 cm saja, sementara aku tidak
mendapatkan pekerjaan. Karena aku pendek dan nilai ijazahku sangat jelek. Sampai akhirnya ketika aku sedang berselancar di sosial media facebook. Ada seorang laki- laki yang mengirimkan aku pesan di sana.
Aku membuka pesan itu, laki- laki itu bernama Bobby. Dan di sana dia menyapaku secara personal. “Haloo, Danilla. Lagi
butuh pekerjaan yaa? Aku liat kamu di facebook terus menerus minta lowongan pekerjaan. Aku punya lowongan pekerjaan buat kamu, gajinya 5 juta sebulan.”
Aku yang membaca pesan itu, dan melihat dia menawarkan aku gaji 5 juta sebulan. Tentu saja aku langsung tergiur oleh tawarannya. Namun, aku mencoba untuk tetap
menjaga pikiranku. Aku mencoba membuka facebook pria bernama Bobby itu.
Dan aku melihat dia bekerja sebagai fotografer, di sebuah agensi majalah terkenal. Dia juga mencatumkan link instagramnya di facebooknya. Aku yang tidak punya instagram, seketika langsung membuat instagram. Dan
menaruh beberapa fotoku yang cantik dengan terbuka.
Aku memeriksa akun instagram milik Bobby. Dan fotonya sangatlah banyak, akun instagramnya dipenuhi dengan foto pemandangan. Serta foto beberapa wanita cantik dan seksi, yang sepertinya baru bergabung dengan agensi tempat dia bekerja.
Gaji 5 juta saat itu, bisa dikatakan sangatlah besar. Di mana gaji UMR rata-rata pada tahun itu masih 2,4 juta. Melihat profil facebook dan instagramnya yang meyakinkan. Aku pun membalas pesan chat dari pria bernama Bobby itu. Aku menyatakan bahwa aku tertarik.
“Pekerjaan apa yaa Kak? Kok gajinya besar banget, sampai 5 juta sebulan? Aku memang sekarang lagi butuh uang dan pekerjaan. Kalo memang lowongannya serius, aku mau coba lamar,” balasku yang menerima tawaran pekerjaan darinya.
Jika dilihat dari profil facebook dan instagramnya, sepertinya pekerjaan yang
ditawarkan Bobby adalah model wanita. Sepertinya dia berani menawarkan aku pekerjaan ini, karena aku cantik dan wajahku sesuai dengan standar agensinya. Namun aku tidak terlalu berharap.
Sekitar 1 jam kemudian, Bobby kembali membalas pesan dariku. “Pekerjaannya sebagai model majalah
dewasa, di agensi mediatama management. Gaji 5 juta itu hanya gaji pokok, kamu bisa dapat bonus dan insenstif lain. Jika kamu mau tampil berani di depan kamera.”
Sejujurnya ini menjadi pertimbangan berat bagiku, sebentar lagi adikku akan lulus SMP. Dan dia akan ikut ke Jakarta untuk melanjutkan SMAnya di sini. Tentunya ini
akan membutuhkan biaya yang lebih besar lagi. Sebelum aku mengambil pekerjaan ini.
Aku mencoba mendiskusikan hal ini dengan Dara via telfon. “Ra, ini gue dapet tawaran pekerjaan sebagai model di agensi mediatama management. Katanya sih ini agensi model untuk majalah dewasa. Menurut lu gimana,
Ra? Gue terima atau enggak tawaran pekerjaan ini?”
“Model? Iyaa kalo saran gue terima aja. Lu kan emang cantik dan body lu lumayan bagus. Kalo bayarannya sesuai dengan besarnya resiko yang akan terjadi. Menurut gue ambil aja sih La,” jawabnya yang menyarankan aku untuk mengambil tawaran itu.
Aku berpikir sebentar, lalu berkata lagi. “Gajinya 5 juta sebulan, Ra. Kan lumayan banget buat orang baru lulus sekolah kaya gue. Katanya itu cuma gaji pokok, masih ada banyak bonus lainnya. Tapi gue takut kalo datang sendirian, apa lu ikut ngelamar di sana juga aja Ra?”
“Kalo lu ngajak gue, yaa gue jelas maulah. Tapi coba tanyain dulu, bisa gak nambah 1 model lagi. Kalo bisa yaa gue ikut, soalnya gue juga belum dapet kerjaan. Coba tanyain dulu aja sama orang yang nawarin lu kerjaan,” jawabnya yang mau ikut bekerja sebagai model di sana.
Aku meminta Dara ikut, karena Dara itu wajahnya lebih cantik dari aku. Meskipun tubuhnya lebih pendek dan lebih kecil, tapi seharusnya jika wajahku bisa dianggap menjual. Seharusnya wajah Dara pun terbilang bisa lebih menjual lagi ketimbang wajahku.
Aku akhirnya memberikan jawaban atas tawaran dari
orang bernama Bobby itu. “Aku mau Kak, tapi aku boleh ngajak temen gak? Namanya Dara, dia lebih cantik dari aku. Kalo masih ada lowongan satu lagi untuk temenku ini. Aku akan langsung nemuin kamu.”
“Coba kamu kirimin dulu foto temen kamu yang namanya Dara itu. Kalo cantik dan bisa masuk, nanti kalian langsung
dateng aja ke kantor kami di daerah Mega Kuningan. Coba kamu kirimin dulu aja fotonya,” jawabnya yang meminta foto wajahnya Dara.
Aku seketika langsung menghubungi Dara, dan Dara langsung mengirimkan salah satu foto terbaiknya kepadaku. Aku pun langsung memberikan foto Dara kepada Bobby. Dan seketika
0 Komentar