Hari demi hari sungguh cepatlah berlalu apalagi bagiku yang belum juga menikah apalagi ditambah kawan kawanku yang lain sudah mulai satu per satu menikah,sedikit iri namun aku tetap bersyukur saja bahwa sampai saat ini aku masih bahagia. Kehidupanku sebenarnya tak semuram yang ada dipikiranku. Dengan menjadi seorang exportir serta merangkap menjadi distributor hasil tani aku berpenghasilan lebih dari cukup. Sebenarnya untuk menikah sudah mapan dari segi ekonomi namun belum menemukan pasangan yang pas saja.
Akhir akhir ini aku jadi sering dirumah karena memang sedang menunggu hasil panen dari petani, memang rumahku didesa namun aku lebih sering tinggal dikota dikarenakan aku tak kuasa kalau lama lama didesa. Apalagi melihat Indah mantanku bersama suami pilihan orang tuanya itu. Entah mengapa aku susah sekali move on dari indah jujur saja. Saat pacaran dulu sebenarnya aku sudah mulai serius,indah pun memintaku agar secepat mungkin menikahinya namun nasib berkata lain,orang tua indah tak merestuiku,dikarenakan aku yang belum mapan saat itu dan orang tua indah sudah punya calon untuk indah yakni seorang tentara. Ah sial,eh maaf jadi curhat.
Meski sudah berlalu namun tetap masih teringat saja dalam benakku. Saat dikampung pun aku selalu berusaha menghindar dari indah,supaya aku tak lagi menatap matanya,karena aku kalau sudah menatap matanya langsung tak berdaya lagi. Dan anehnya pasti saja aku melihat indah saat dikampung ya mungkin karena jarak rumah kami yang dekat.
Sore itu aku sedang berada digubuk dibelakang rumahku tuk menikmati senja sambil menghisap roko. Awalnya suasana tenang sekali karena memang cuma ada aku disitu. Namun tiba tiba saja perasaanku jadi gelisah,ku rasakan ada seseorang mendekat yang kudengar dari suara langkah kakinya. Saat aku tengok kebelakang,ah sial itu indah.
Perasaanku makin tak karuan saja,mau pergi namun seolah kakiku tak mampu melangkah,akhirnya aku diam disitu saja dan berlagak seolah tegar saja dihadapannya. Setiap langkahnya begitu terasa saat mulai mendekat kearahku,sikap ku dingin terhadapnya. Aku tak mau ramah terhadapnya.
Seperti biasa perkataan yang indah ucapkan saat didekatku yakni maaf dan maaf.
"Maaf ndre, andre aku minta maaf" ucapnya
"Tapi kamu harus bisa cari pengganti aku ndre, biar kmu gak sendiri kyk gini" ucapnya
"Kmu urus saja tuh hidup kamu, gausah urusin aku,kamu pikir semudah itu indah" balasku
"Aku tak sepertimu yang dengan gampangnya lupain aku,dan secepat itu pula kau menerima lelaki itu" tambahku
Amarah yang selama ini terpendam harus aku lampiaskan,apalagi saat kurasakan pelukan hangat indah aku pun juga membayangkan bagaimana wanita yang kucintai ini bisa tidur dengan pria lain dan sudah punya anak pula,aku pun jadi makin liar saja. Hal yang dulu belum sempat aku lakukan harus aku lakukan apalagi suasananya mendukung sekali. Pikiran piciku itu pun akhirnya memenuhi dan mengendalikan pikiranku.
Indah nampak mulai sadar gelagat aneh dariku,namun sebelum ia melepaskan pelukannya aku sudah membaringkan tubuhnya. Indah nampak berontak saat aku memulai aksiku.
"Andree lepasinn aku andreee,,,sadar woii,,aku iniii..." ucapnya
Belum selesai bicara sudah aku bungkam mulutnya
"Udahh kmu diem saja,jangan ngelawan atau aku hajar kmu" ucapku
Indah terus saja berontak namun tenaganya tak lebih besar daripada tenaganu,hingga aku dengan mudah menjagalnya. Namun dengan gejalan kaki dan tangan indah membuatku jadi tak bisa berbuat banyak,aku jadi tak mampu tuk sesegera mungkin menggukinya.
"Pleasee ndah,kali ini sajaa yahhh please" ucapku
Kebetulan ia pakai daster jadi dwngan mudahnya aku lepaskan pakaiannya. Seperti orang yang kelaparan setiap jengkal tubuhnya aku jamah,terutama bukit kembar serta meki yang berbulu lebat itu.
Aku sudah tak peehatikan lagi lokasi sekitar kini aku cuma fokus saja menggggauli indah. Aku pun tanggalkan celanaku agar aku dengan mudah menaiki tubuhnya. Sebelum rudalku yang beraksi,jari jemariku lah yang mengobok obok mekinya terlebih dahulu. Dwngan penuh emosi aku obok obok meki indah itu,ceplak ceplok nampak terdengar ditelingaku.
Karena sudah tak sabar akhirnya aku masukan juga rudalku ini.Indah nampak diam saja sedari tadi,cuma mulutnya saja yang terkadang mengerang erang namun itu juga terdengarh pelan. Karena sudah dipenuhi emosi berlebih jadi aku sudah tak bisa mengontrol genjotanku yang makin liar ini. Gerakannya cepat dan cenderung kasar,bahkan indah sampai sampai menggigit pundaku karena saking liarnya genjotanku
Indah nampaknya ingin melepaskan rudalku saat rudalku menyemburkan lahar namun apa daya ia nampaknya juga ikut klimaks hingga akhirnya ia cuma bisa terkapar menerima lahar panasku ini.
0 Komentar