Sepeninggal mbak jum budi pun merebahkan badannya hingga kemudian terlelap tidur. badannya sudah sangat letih dan capek, di tambah tadi sudah meminum jamu pegal linu dari mbak jum membuat badannya sedikit enteng hingga dirinya melayang pergi ke alam mimpi. Kringgggg… alarm di hp budi berbunyi dengan keras nya perlahan budi menggapai hp itu dan melihat jam.
“Waduh sudah jam 7 pagi aja, perasaan kemarin masih sore.. ujar budi” ya hari itu budi terbangun di hari selesa jam 7 pagi. budi tertidur lama sekali mungkin tubuhnya seolah ingin balas dendam untuk rehat sejenak. kemudian budi pun bangun kembali dengan badan yang sudah segar. akhirnya budi pun mandi dan bersiap ke tempat kerja di hari itu.
Hari demi hari budi lalui dengan keringat dan peju. Seolah kangen sekembalinya budi dari kampung lani dan mbak inesh kompak meminta jatahnya maasing-masing. hingga beberapa malam ini kedua wanita itu begitu buas menghisap semua peju di gudang senjata milik budi. setelah menuntaskan hasrat dua adek kakak itu budi masih harus meladeni si teteh yang sedang hamil muda itu.
Pekan ke empat di bulan mei, mentari bersinar terik di atap langit biru. Tawa, canda, raungan dan desahan menjadi warna baru kehidupan budi. Saat itu budi sedang mengendarai vespa nya jalanan aspal ibukota. Tengah siang di mulai menepi ke samping warung di pinggir jalan, untuk sekedar mengisi perutnya yang saat itu sudah cukup kerongkongan.
Setelah mengisi perutnya budi pun meneruskan perjalanannya untuk menemui teman kontrakan sekaligus teman tidur nya lani. hari itu lani sedang ke salon karena malam hari nya di hari itu lani di ajak budi untuk ke undangan pernikahan mbak susi, maka dari itu lani pun memutuskan untuk pergi ke salon untuk sekedar mempercantik dirinya yang sebenarnya sudah cantik.
Budi: udah lan?
Lani: udah donk yang… gimana cantik nggak lani? (terlihat kini rambut hitamnya di cat beberapa helai warna orange blonde, dengan tambahan bulu mata dan alis yang di tebalkan. makin mempercantik dirinya)
Budi: huhhhh cantik lan… budi jadi pengen… hehe (sambil tangan budi meremas pantat lani dari belakang)
Lani: yahhhh jangan donk… ntar acak-acakan lagi hehe, nanti aja ya kalau udah pulang dari nikahan.
Budi: hehe iya deh.
Akhirnya mereka pun melaju pulang melewati beberapa jalan ibukota yang cukup lengang, akhirnya sore hari nya mereka pun sampai di kontrakan. budi dan lani memutuskan masuk ke kontrakannya masing-masing untuk mandi dan mempersiapkan pakaian untuk ke acara resepsi pernikahan mbak susi pada malam harinya.
Budi: lani cantik banget…
Lani: makanya kalau cantik, jadiin pacar donk… hehe
Budi: budi terlalu jelek kalau buat lani
Lani: jelek, tampan ukuran untuk seseorang kadang berbeda bud, menurut lani kamu yang paling paling tampan. apa lagi yang di bawah sana tampan banget bud… hehe
Budi: heuuhh budi jadi mau terbang nih kamu puji-puji gitu.
Lani: hahaha kamu memang lucu bud… bikin lani nyaman kalau di samping kamu.
Tak terasa setengah jam perjalanan akhirnya mereka sampailah di suatu gedung di daerah jakarta barat. suasana tampak sudah ramai beberapa orang mulai berjalan memasuki gedung tempat berlangsungnya acara. suguhan sesajian makanan tersaji dengan menarik, membuat orang-orang tidak sabar untuk menyantapnya.
Kini di panggung terlihat mbak susi dan koh anton sudah berdiri bersandingan, dari wajahnya mereka tampak ceria dan bahagia. mbak susi malam itu begitu cantik dengan gaun pengantin warna putih yang di kenakannya di bagian dadanya sedikit terbuka. membuat pandangan budi teralih kedepan. seakan tidak segangaja pandangan budi dan mbak susi saling beradu.
Satu persatu orang-orang sudah mulai menyalami kedua mempelai, tampak beberapa orang juga meminta berswa foto untuk sekedar mengabadikan momen bahagia mereka. kini budi dan lani masih berada di pojokoan ruangan, tampak lani sedikit berjongkok memperbaiki ikatan tali sepatunya yang kurang rekat. mata budi seketika di suguhi pemandangan selangkangan yang mulus tampak paha dalam nya terlihat menggoda.
Celana budi serasa sempit, gemuruh syahwat mulai menggelayut di dada budi. “lan sini benatar lan..” budi menarik tangan lani pelan menjauhi kerumanan orang kini budi mengajak lani kesebuah ruangan sepi di balik gedung. seperti nya ruangan itu tadi di pakai untuk tempat makeup sementara. klek budi pun mengunci ruangan itu dari dalam.
Lani: ihh bud.. mau apa… kok jadi ke sini.
Baudi: bentar aja lan, budi gak kuat ngeliat kamu yang udah di makeup gini.
SLuprhhhh budi pun langsung melahap mulut lani, lidahnya menari-nari di dalam rongga mulut lani. kini tangan nya mulai meremas-remas dada lani dari balik baju yang di kenakannya, budi sengaja tidak melepas baju lani karena takut keburu ada orang. ia ingin melakukannya dengan cepat dan nikmat, terlihat budi menarik gaun rok mini lani ke atas dan mulai melepas cangcut semi gtring yang di kenakannya.
Kini budi mulai melumat dan merojok memek lani dengan lidah nya… ahhhhh ahhhhh bud… kontan saja lani terbujuk rayu untuk sama-sama menuntaskan hasratnya. kini budi menunggingkan tubuh lani ke meja yang berada di rungan itu, di belakang sepertinya budi sudah mengeluarkan torpedonya melewati resleting celana yang di kenakannya.
Bleshhhh kontol itu langsung masuk dan memompa memek lani dari belakang, kontol itu terasa panas dan hangat di memek lani. budi pun mulai memompa memk lani dengan cepat dan kuat… clokk clokk clokk clokk clok.. ayunan pantat budi menusuk memek lani semakin dalam. kini budi terus mengayuh cepat… clook plokkk clokk clokk clokk, di balik tembok samping samar-samr terdengar orang mulai meberikan ucapan selamat kepada kedua mempelai.
Sayup-sayup budi mendengar suara mbak susi yang renyah… serenyah memek nya yang masih sangat menjepit. dalam pompaan kontol budi ke memek lani. kini budi jadi menghayalkan kalau yang di pompanya ini adalah memek nya mbak susi… hingga kemudian budi semangat ganas merojok liang lani dengan begitu kuat dan cepat…
Clokk clokk clokkc lok.. plokk. plokk… ahhhh bud… kenceng banget… perasaan budi bercampur aduk… antara cemberu… cinta… kecewa.. dan juga nikmat. jauh dalam hati budi, budi masih mencitai mbak susi. anga-angan nya serasa hilang ketika mbak susi untuk serius menjalin hubungan dengan orang lain.
Padahal di dalam lubuk hati yang paling dalam budi mengidamkan mbak susi untuk menjadi istrinya. clokk clokk clok plokkk clokk, ahhh ahhahh fuck terus bud.. ahhhh hingga satu hentakkan keras. ahhhh yuk mbak… lani pun menganguk mengejang bersamaan dengan budi… crotttt crotttt crottttcrotttt semburan peju budi beradu dengan semburan cairan memek lani, hingga kemudian kedua cairan itu merembes kepaha lani.
Keduanya sama-sama orgasme dengan cepat. “tumben sekali budi begitu bernasfu hingga kehilangan kontrolnya.. ujar lani dalam hati”. kemudian lani dan budi pun kembali memperbaiki pakaiannya masing-masing setelah persetubuhan itu lani sedikit murung, bukan karena permainan budi yang cepat. Walaupun cepat sodokan kontol budi begitu kuat terasa hingga memmbuatnya melayang-layang hingga kemudian dia pun sampai ke puncak kenikmatannya.
Pikiran lani sedang berkecamuk karena ketika hendak menyemprotkan peju nya, budi sempat memanggil lani dengan panggilan mbak… entah mbak siapa yang sedang di khayalkan budi. hal itu membuat lani sedikit kecewa. Kini giliran budi dan lani naik untuk menyalami mbak susi dan koh anton. terlihat mata mbak susi seperti menerawang jauh kebelakang mengingat semua kenangan manisnya bersama budi.
Mbak susi: wahh budi hebat banget pilihannya, beneran gak salah milih cantik nih.
Koh anton: mantap bud, gitu donk biar nanti bisa nyusul kokoh ama mbak susi.
Lani: (mata lani sepeti menangkap pancaran sorot mata mbak susi kala itu, sehingga kemudian lani pun berusaha mengalihkan perhatiannya itu) doain aja mas… mbak… supaya cepat menyusul hehe
Budi: hhmmm…(terlihat melirik lani dengan heran) semoga langgeng ya mbak..
Mbak susi & koh anton: makasih ya bud..
Mereka pun ikut berfoto dengan kedua mempelai sebelum akhirnya, budi dan lani ikut serta menyantap sajian nikmat di beberapa stand-stand makanan yang sudah ada tersaji. tampak beberapa orang menyapa budi.
Lani: bud… kamu pernah ada hubungan apa dengan mbak susi?
Budi: hemmm, (budi sedikit kaget mendengar perkataan lani barusan) apa lan? maksudnya gimana?
Lani: ya lani juga cewek bud, lani tau koq ketika kamu dan mbak susi bersalaman sepertinya ada sesuatu di antara kalian, cuman lani gak tau itu apa..
Budi: itu.. ahh itu perasaan kamu aja lan, budi dan mbak susi gak ada apa-apa. hanya saja budi sudah menganggap mbak susi seperti kakak budi sendiri.
Lani: hmmmm gitu ya bud. (lani seperti menjadi pendiam tampak di raut wajahnya ada sebuah rasa yang tidak bisa di ungkapkan oleh kata-lata, dadanya terasa sesak saat itu)
Hingga kemudian lani dan budi memutuskan untuk kembali pulang, di perjalan lani tidak banyak bicara hanya pelukan yang erat yang dia berikan kepada budi. Entah apa yang terjadi dengan lani mungkin hanya sesama wanita yang bisa merasakannya. suasana malam itu tampak cerah dengan di hiasan kelap kelip bintang di langit yang hitam, tapi nampak nya suasana indah di langit pada malam hari itu tidak seindah dengan persaan lani kala itu.
Akhirnya malam itu budi dan lani sudah sampai di kontrakan mereka, lani terlebih dahulu turun dari motor. “bud, lani langsung masuk aja ya sepertinya lani agak kurang enak badan.. ujar lani” kemudian berlalu masuk ke rumah kontrakannya. budi hanya terdiam terpaku seolah otaknya tidak bisa bekerja untuk memberikan respond kepada lidah di bibirnya.
Hingga kemudian lani pun hilang masuk kedalam kontrakanya, budi masih terdiam sambil duduk di atas motor vespanya. budi berusaha mengingat apa yang tadi terjadi sehingga menyebabkan sikap lani malam itu begitu dingin kepadanya. ketika akan memutar gagang pintu, terdengar pintu rumah depan seperti di tutup dengan kencang brakkkkk hingga kemudian pintu itu bukannya tertutup rapat malah menjadi terbuka kembali sepertiganya.
Budi pun mengalihkan perhatiannya ke arah sana, terlihat di sana bang danu berdiri sambil meneteng tas punggung. bang danu terlihat masih mengumpat ke orang yang berada di balik pintu itu. “ahhh brengsek jadi istri koq gak ada pengertian-pengertian nya ama suami, di bilang uang nya di pakai buat asuransi malah ngira buat di pake nge jablay..”
Mbak nita: bang aku gak nuduh gitu, aku kan cuman tanya.. terus itu di hp kamu smsan ama siapa?
Bang danu: (bang danu terlihat menghampiri mbak nita yang sedang duduk menangis di lantai, plakk.. bang danu menampar mbak nita kembali, seakan tidak memperdulikan kehadiran budi di luar sana, seakan danu ingin memperlihatkan kekuasanya atas istrinya nita.) kamu ini di kasih tahu malah ngeyel… sudah aku muak dengan semua tuduhan kamu, lebih baik malam ini aku pergi saja.
Mbak nita: mas, sudah maafin nita bang (terlihat mbak nita sedikit menurunkan tensinya dan mulai mengalah)
Bang danu: Sudahlah..(terlihat danu tidak memperdulikan tangisan nita, dan tetep beranjak ke sepeda motornya kemudian berlalu pergi sambil melotot tidak suka kearah budi)
Malam itu budi tidak mau mencampuri urusan rumah tangga pasangan itu, hingga budi hanya diam dan menunggu saja. sebenarnya budi ingin membalas tamparan bang danu kepada mbak nita, hanya saja entah kenapa hatinya seperti menolak untuk melakukan itu. hingga ketika bang danu sudah jauh meninggalkan kontrakannya.
Budi: mbak… mbak nita tidak apa-apa?
Mbak nita: hmmmm.. mbak tidak apa-apa koq bud (sambil tangannya menghapus air mata di wajah dan kelopak matanya)
Budi: maaf mbak budi, tidak ingin mencampuri urusan rumah tangga mbak dan bang danu. hanya saja budi tidak bisa membiarkan mbak dalam keadaan seperti ini. (budi terlihat jongkok di samping mbak nita, hingga kemudian budi membantu mbak nita untuk berdiri dan duduk di sofa empuk ruang depan kontrakannya)
Mbak nita: hhmmm makasih ya bud…
Budi: iya gpp mbak, ini mbak pakai saputangan budi.
Mbak nita: (meraih sapu tangan budi dan mulai mengelap wajah nya) kamu baik banget bud… mbak gpp koq, mbak biasa kaya gitu.
Mbak nita: kamu tahu bud, hati wanita yang terluka sakitnya melebihi sakit yang di rasakan sekujur tubuhnya. hingga kemudian banyak sekali wanita yang lebih baik mati dari pada tersiksa rasa sakit itu.
Budi: iya mbak, tapi jangan gitu juga mbak. walaupun sakit tapi kita tidak boleh menyakiti orang yang di sekitar kita. hanya satu orang yeng menyakiti mbak nita. tapi akan bertambah juga yang sakit ketika mbak nita larut dalam keadaan sakit yang terlalu dalam. masih ada anak mbak nita yang membutuhkan kehadiran mbak nita.
Mbak nita: iya bud, makasih ya kamu dewasa banget.
Mbak nita pun kembali tersenyum, hingga kemudian mereka pun kembali bercanda-cada kembali seperti sediakala ketika mereka bertemu dan saling melemparkan candaan. tawa mbak nita sudah menggantikan tangis yang tadi terdengar. hingga kemudian mbak nita seolah telah teralihkan dari permasalahannya dengan suaminya tadi itu.
Budi pun seperti merasakan hal yang sama entah kenapa ketika dengan mbak nita seolah dia lupa kalau tadi dirinya sedang terlibat pertangguhan perasaan dengan lani. kini mereka larut dengan cerita dan oboralan masing-masing. mbak nita terlihat lebih relax dan santai. tidak terdengar suara tangisan anak nya mbak nita yang biasa menangis ketika di rasakanya ada sesuatu yang berisik mengganggu.
Budi: mbak sekecil kemana kok dari tadi gak kedengeran?
Mbak nita: ohh iya bud tadi kayanya sudah tidur maklum tadi sudah mbak kasih parasetamol, soalnya tadi pagi barusan di imunisasi jadi badannya agak sedikit panas.
Budi: wah kalau punya anak lumayan repot juga ya mbak… hehe
Mbak nita: ya namanya juga anak kecil, nanti kamu merasakan sendiri lah. memang kamu udah mau punya anak bud.. hehe
Budi: ya gak sih…(kini budi teringat bayi yang di kandung teh lilis, untung sudah ada bapaknya)
Mbak nita: kamu ini memang mau enaknya aja, begitu udah keluar hasil nya malah merasa jadi repot hehe
Budi: ya gak gitu juga mbak, ehh mbak umurnya si kecil berapa sih mbak sekarang?
Mbak nita: sekitar satu tahunan lah bud, lagi lucu-lucu nya. tapi sayang bapak nya sekarang jarang ada di rumah jadi kasian juga..
Budi: wah gak mau nambah lagi mbak? hehe (seakan mengalihkan pembicaraan mbak nita untuk tidak kembali mengingatkan akan suaminya itu)
Mbak nita: kamu ini bud… orang sekarang mbak nita jarang di siram, mau jadi lagi gimana. memang kamu mau bantuin… hehe
Budi: haha jangan deh nanti bang danu heran anak nya mirip tetangganya.
Malam itu mbak nita terlihat cukup sexy dengan menggunakan baju lekbong tanpa lengan dengan tonjolan di dada yang kencang dan bulat, dan di bawahnya ia memakai celana srit pendek model leging yang membuat segala tonjolan di tubuh bagian bawahnya menonjol dengan jelas. hanya saja malam itu lampu diruang tamu itu sudah sedikit temaram karena kalau malam memang biasanya di rumah itu mengganti dengan lampu yang lebih kecil.
Perlahan mata budi kembali melirik-lirik nakal ke tubuh mulus sexy milik mbak nita. seolah kembali sadar kalau di depannya ini adalah mbak nita. perempuan yang di kaguminya selama ini. mbak nita masih asik saja mengobrol padahal lawan biacaranya dari tadi sudah tidak konsen dengan kata perkata yang keluar dari mulut mbak nita.
Yang ada di pikirannya sekarang hanyalah mulut bawah mbak nita yang begitu tembem tercetak di balik celana ketat yang di kenakannya malam itu. Mungkin malam tadi ketika berselisih dengan suaminya mbak nita lupa untuk mengganti baju ketika budi akhirnya masuk ke rumah dan sekarang sedang duduk berada di depannya.
Mbak nita: kamu kenapa bud, dari tadi duduk nya kaya kurang nyaman gitu. (mata mbak nita sedikit melirik ke tubuh bawah budi, “ehhh buset itu tonjolannya kok kaya gede banget.. ujar mbak nita dalam hati”)
Budi: ehhh gak mbak… tadi kaya ada semut hehe
Mbak nita: semut apa belut hehe
Budi: anak sanca mbak hehe
Mbak nita: gede dong… (degg.. jantung mbak nita seakan terasa kencang, pentil susu nya mengeras seketika. dan di bawah sana seperti ada aliran listrik yang merembet di bawah memeknya. maklum saja sebulan ini memek itu sudah jarang di celup penis suaminya. ya walaupun penis itu tidak bisa membuat mbak nita sampai di puncak kenikmatannya tapi gesekan-gesekannya lumayan untuk pemanasan ketika dia menuntaskan hasratnya dengan beberapa jari nya.
Budi: hehe, ihh mbak nita mulai nakal. emang punya bang danu gak gede..
Mbak nita: hehe (hanya tertawa masam)
Eyyya eyaya xxixii eya eya… terdengar suara tangisan anak kecil, obrolan budi dan mbak nita pun seketika berhenti sejenak. padahal obrolan mereka sudah mulai panas dan sudah mulai menjurus-menjurus kearah selangkangan. Akhirnya mbak nita pun bangkit dari duduknya dan kemudian beranjak melangkah kedalam salah satu kamar.
Mbak nita: bud… bud.. sini aja, dari pada kamu bengong sendirian di situ.
Budi: iya mbak…(tanpa lama-lama budi pun melangkah masuk ke dalam suatu kamar)
Di sana mbak nita sedang tiduran menyamping sambil menyusui anak nya, salah satu susu nya di keluarkan dan sedang di emut anak nya itu. bagian yang terbuka itu di tutupi oleh selimut tipis gar tidak terlihat. kontol budi sudah sangat keras. mbak nita pun sebenarnya melihat tonjolan itu dengan sangat jelas ketika budi masuk ke kamarnya.
Mbak nita: tjupp tjup… si dede ternyata aus ya… maaf ya tadi mamanya di culik om budi..
Budi: wah ternyata masih keluar ya mbak susu nya.
Mbak nita: iya bud, disedot tiap hari ya masih keluar bud.. hehe
Mereka pun kembali bercanda ria terlibat beberapa oborolan bersama, sehingga karena asik mengobrol mbak nita tidak sadar kalau selimut nya turun sehingga kini budi dapat melihat susu yang besar putih dan masih mengkal sedang di sedot anak usia 1 tahun. kontol budi kembali menumbuk-numbuk celana bahannya.
Budi: beruntung banget ya si dede, masih dapet asi padahal di jaman sekarang ibu-ibu senengnya ngasih susu sapi. hehe
Mbak nita: iya bud, mbak sangat seneng bisa ngasih terus. soalnya kalau sehari aja gak di minum payudara mbak serasa sakit.
Budi: ohh gitu ya mbak.
Mbak nita: iya bud, (sambil mbak nita meremas-remas payudaranya yang kanan, karena di kirinya sedang di hisap oleh anak nya)
Mbak nita: ya si dede nya malah tidur, aduh mana yang kanan belom di isep…(sambil memandang budi)
Budi: ya nanti sakit donk mbak.
Mbak nita: hmmm bud… mau bantuin mbak gak? bisa tolong isepen susu mbak yang sebelah kanan gak?
Budi: waduh gimana ya mbak… tapi gak apa-apa mbak.
Mbak nita: gak apa-apa sini bud, (kemudian mbak nita membuka 1 payudara sebelah kanannya, kini terlihat2 susu indah menggantung di tubuh bagian atas mbak nita, budi pun kembali menelan ludah dalam-dalam)
0 Komentar