Burng… bung cklek. kemudian budi pun memarkirkan mobil itu di depan suatu rumah yang pinggir kanan kirinya hanya kebun dan kolam ikan.. jarak antar tetangga cukup lebar. hingga membuat keadaan area rumah itu cukup private. kemudian mereka pun mulai turun dari mobil dan berjalan ke dalam ara rumah pak mul.
Pak mul: nah ini bud, rumah orang tua pak mul…
Budi: wah asri ya pak enak di sini masih sejuk..
Bu minah: iya gini bud, tapi kalau di sini jauh kemana-mana bud ke pasar aja harus naik motor setengah jam lebih baru sampai.
Lela: tapi di sini enak mas bud… sawahnya masih banyak gak kaya di kota.
Pak mul: ya iya lah lel inikan di kampung. hehe
Ujang: ini rumah pak mul koq ada du bagian gini pak..
Pak mul: oh ini rumah si mbah, dan samping nya itu rumah marmo
Ujang: oh mas marmo rumahnya sampingan ya
Ningsih: ya mas ujang namanya juga di kampung mas.. semuanya pasti deketan.
Pak mul: iya jang tanah di sini mah masih banyak yang kosong jadi yang tinggal bangun aja selesai.
Tak lama muncul si mbah yang tua yang sudah sedikit bongkok di dampingi wanita yang cukup manis berpakaian kebaya khas jawa juga seorang gadis abg yang mungkin usianya 14-15 tahun. Pak mul mulai mendekati wanita itu kini pak mul terlihat mencium tangan ibunya. kemudian di ikuti oleh bu minah dan lela anaknya.
Mbak mirah dan mbah mar ibunya pak mul terlihat sangat ramah dan baik, kemudian kami pun mulai menurunkan barang-barang hingga kemudian kamu di ajak untuk makan siang.
Sajian sederhana tumis kangkung, ikang mas baby yang di goreng kering, tempe, juga sambel terasi terasa nikmat di makan, membuat kami makan dengan lahapnya. siang itu kami makan di bale belakang rumah mbah mar. bale itu biasanya di jadikan tempat istirahat si mbah kalau habis dari kebun belakang. di samping bale ada kolam ikan gurame yang membuat suasana begitu tenang.
Bagi budi yang sudah kurang lebih 6 bulan tinggal di ibukota nuasa itu membuat dia kembali teringat kampung halamannya, yang biasanya di nyari belut di sawah ataupun bermain bola di lahan bekas kebun cabe.
Sore itu ningsih ijin pamit untuk pulang ke rumahnya yang berada di dusun sebalah selatan dusun tempat keluarga pak mul tinggal. “ning apa di anter pak mul aja rumah kamu kan lumayan jauh juga walaupun dusun tetanggaan? ujar bu minah”
Ningsih: ndak usah bu… ningsih pulang sendiri aja.
Pak mul: jauh loh ning kalau jalan, gimana kalau kamu di anter ujang atau budi aja. kebetulan ada 2 motor tuh 1 punya marmo 1 punya saya. itu bisa di pakai salah satu.
Ujang: iya ning… gimana kalau ujang aja yang anter..
Ningsih: iya gpp kalau memang gak ngerepotin mas ujang.
Ujang: gpp itung-itung jalan-jalan
Sebenarnya ketika pak mul mulai menawarkan ningsih untuk di antar ujang atau budi, mata ningsih langsung melirik budi dengan lirikan tajam dan penuh arti namun baru saja budi mau mengiyakan ujang sudah duluan menwarkan diri. mau tidak mau budi mengalah membiarkan ujang mengantar nigsih di sore itu.
“Nah ini kamar yang bisa kamu dan ujang tempati bud selama berada di sini, sekarang kamu istirahat dulu saja… ujar pak mul” menunjukkan salah satu kamar dari 1 bagian rumah sebelah kanan yang terdiri dari 3 kamar tidur 1 ruang tamu 1 dapur dan 1 bilik kamar mandi terbuka. di bagian area rumah sebelah kiri nampak 1 bangunan rumah yang terlihat lebih rapih.
Budi menempati kamar yang paling pojok kamar itu berdekatan dengan dapur. suasana sore di desa itu sudah cukup sepi padahal baru sekitar jam 4 sore, sudah 1 jam ujang mengantar mbak ningsih tapi sampai sore ini belum juga balik ke rumah. Hujan di luar turun dengan cukup deras yang sudah turun dari setengah jam yang lalu, hujanitu cukup awet menyirami seluruh bagian desa itu.
Waktu itu budi berusaha memejamkan mati tapi masih belum bisa terpejam juga. sore itu cukup gerah juga walaupun di luar hujan turun dengan masih derasnya, hingga kemudian budi memutuskan untuk mandi terlebih dahulu. budi pun keluar dari rumah nya dengan menenteng handuk di pundak. rumah itu terlihat cukup gelap tidak ada satu orang pun di luar kamar.
Mungkin mbah mar di kamarnya, dan pak mul dan istrinya sudah tidur karena tadi sudah mulai menguap-menguap, sehabis mengantarkan budi ke kamar. lela terlihat dari tadi siang sudah betah anteng dengan mutih bermain di rumah samping rumahnya mas marmo dan mbak sumirah atau biasa di panggil mbak mirah.
Akhinya budi pun berjalan ke belakang melewati dapur hingga kemudian keluar dari pintu kecil di samping kanan rumah. bilik kamar mandi yang di tuju budi berada di belakang di samping kolam ikan sebelah kanan bale peristirahatan yang tadi di pakai untuk makan bersama. letak bilik kamar mandi itu cukup kebelakang terlihat beberap pohon mangga menutupi bilik kamar mandi yang di biarkan terbuka sedada orang dewasa.
Ketika sampai di sekitar kamar mandi sayup-sayup terdengar suara kucekan baju bertemu sikat kayu… srekkk srekk srekk.. kemudian budi pun meneruskan langkah nya ke kamar mandi hingga ketika budi duah masuk ke depan pintu kamar mandi… hhahhhhhh budi pun kaget dan orang yang di kamar mandi pun juga kaget…
Hahhhh anjrit seperti ketiba melon sore itu di kala hujan masih terun lebat budi melihat mbak sumirah sedang menunduk mengucek baju hanya dengan badan di ikatkan kain jarik saja. perlahan-laan budi merasakan pergerakan di dalam celana pendek nya… sesak dan penuh. mbak mirah terlihat sangat sexy dengan hanya menggunakan kain jarik di lilit ke dada…
Budi: ehhh maaf mbak, maaf tadi saya kira gak ada orang.
Mbak mirah: ahhh tak kira siapa… tahu nya mas budi… hehe
Budi: (masih diam mematung menatap tubuh sintal mbak mirah dari depan pintu.)
Mbak mirah: ah sampean ini piye mas, kok malah diem.. kaya belum pernah liat badan wanita saja.. hehe
Budi: anu mbak… anu budi mau mandi…
Mbak mirah: ya sana mas, mandi di ujung aja… gak usah malu-malu kalau di sini kalau di kampung mah biasa. tapi mirah boleh minta tolong gak sekalian mandi tolong sekalian isiin bak mandi nya donk mas… mirah nanggung lagi ngucek baju…
Budi: (seperti di cocok hidung, budi pun meneruti permitaan mirah) iya mbak, eh mbak kalau sore-sore gini di sini memang selalu sepi ya. (mulai bisa mengendalikan diri dan mencoba membuka obrolan dengan mbak mirah)
Mbak mirah: ya namanya juga di kampung mas… gak kaya di kota kan..
Kemudian mereka pun sudah mulai nyaman saling berbicara dan mengobrol. hingga kemudian mbak mirah pun meminta air yang di ember timbaan budi untuk di arahkan langsung ke salah satu ember yang berisi baju itu… karena tidak terlalu hati-hati air yang di tumpahkan budi ke ember di depan mirah jatuh langsung seketika hingga byur…
Air itu langsung menyiprati muka dan badan mbak mirah. karena kaget mbak mirah pun reflek berdiri hingga ikatan jarik di badannya pun terlepas… plekk.. kini budi tidak berkedip memandangi mbak mirah yang hitam manis dengan bentuk badan yang masih aduhai walaupun sudah melahirkan 2 kali di umurnya yang sekrang 31 tahun dadanya terlihat membusung indah dengan pentil susu yang cukup besar, di bawah tampak memek yang subur dengan di tumbuhi jembut hitam yang cukup lebat hingga membuat budi beberapa kali menelan ludah.
Ehhhh mas… kemudian mbak mirah pun berusaha menggapai kain jarik nya kembali. budi pun seperti hendak membantu mbak mirah menarik kembali kain jariknya ke atas tumbuh mbak mirah tapi bukannya memasangkan tangan budi yang menarik salah satu ujung kain itu malah menempelkan nya di dada mbak mirah. karena kagak budi seperti meremas dada mbak mirah..
Budi: eh maaf mbak…
Mbak mirah: udah gpp mas… mas nya kalau mau mandi di pojok situ saja. (terlihat pojokan berbentuk, leter L)
Budi: mbak nya gpp kalau saya mandi di situ..
Mbak mirah: gpp mas… wes.. sana sudah biasa di sini mah…
Kemudian budi pun berjalan menuju ke samping pojokan kamar mandi dan membuka baju, “bener juga kata mbak mirah gak keliatan kalau dari sini hanya badannya nya aja yang masih keliatan.. ujar budi berbisik dalam hati ”… byur… sungguh segar air itu menyirami badan budi.. tak dingin nya air tidak lantas mebuat ade budi di bawah untuk kembali tertidur..
Mbak mirah: (terlihat mbak mirah berdiri dan sedikit meregangkan ototnya, cuciannya sudah selesai di cuci. kini badannya sudah lengket kena air sabun dan air hujan) wehhh seger toh mas…
Budi: iya mbak seger banget…(sambil menyabuni badannya, mbak mirah hanya bisa melihat bagian dada budi keatas, bagian bawahnya terhalang dingding yang menyatu dengan bak mandi.)
Melihat mbak mirah berdiri kini budi kembali mendapat suguhan gundukan besar di balik kain jarik mbak mirah yang terlihat seperempat menyumbul keluar. kontol nya sudah sangat tegang, hingga kini tangan budi turun ke bawah dan mulai mengocok kontol nya dengan air dan sabun.
Mbak mirah: wah jadi pengen mandi juga, ehh mas nya jangan keluar dulu ya… mirah mau sekalian mandi.
Budi: iya mbak santai wae.
Kini mirah mulai berjongkon dan menghilang di balik tembok… plung terlihat kain jarik minah di taoh di atas tembok.. byur… sepertinya mirah sudah mulai membasahi tubuhnya dengan air dari pancuran ke dua dari mbak mandi. ketika budi sedang asik-asiknya mengocok kontolnya. tiba-tiba ada suara mbak mirah sedikit berteriak
Mbak mirah: ehhh mas minta tolong ambilin sabun yang di tembok situ donk, tadi saya lupa buat ambil.
Budi: ohh bentar ya mbak (kemudian budi pun mengambil sabun itu)
Mbak mirah: ya udah sini mas (telihat tangan mbak mirah kelua dari balik tembok pemisah itu)
Entah setan apa yang merasuki budi ketika budi menaruh sabun di tangan mbak mirah bukannya melapaskannya.. malah kini tangan budi menarik tangan mbak mirah kuat dan cepat… hep kontan saja mbak mirah tertarik ke posisi budi berada. bud badan mbak mirah bertabrakan dengan badan budi yang sudah sama-sama telanjang.
Mbak mirah: (masih terpejam) ahhh jangan mas… jangan mas… berhenti. ahhh.. saya sudah punya suami… stop mas.. berhenti.. (mulut mbak mirah terus saja meminta budi berhenti tapi badannya tidak melakukan perlawanan atau pun penolakan)
Kini lidah budi makin keatas, menjilati bagain tengkuk leher dan telinga mbak mirah… hemmm waniat itu mengedesah dan bergetar… sluphhhh mulut budi sudah membetok bibir mbak mirah sluphhhh sluphhh.. ckckkc.. budi masih saja melumat bibir mbak mirah sambil kedua tangan nya meremas dada sekel nya.
Hahhhhh mas… gede banget… ujar mirah… sluphhhh spluhhhh sluphh budi kembali melumat bibir mirah, badan mereka saling berada di bawah guyuran hujan yang masih setia turun. kini budi menarik kain mirah yang tadi di sangkutkan diding. lalu budi mengamparkan kain itu di lantai bawah kamar mandi.. mirah pun mulai jongkok di bawah kain jarik itu…
Kini mulutnya sudah penuh dengan kontol budi… mulut mirah sudah maju mundur.. melahap batang yang dari tadi sudah keras seperti kayu. plop… budi menarik kontol nya, kemudian budi mulai mengangkang memek mirah.. hhhhmmm terlihat memek mirah yang sedikit kecoklatan dengan jambut yang rimbun menghiasi bagian atas, kiri dan kanan memeknya.
Memek itu tampak asri dan meneduhkan… sluphhhhh ckkck sluphhh kini mulut budi sudah berada di selangkangan memek depan mirah… percis seperti memek teh lilis hanay memek mbak lilis lebih terawat dan lebih wangi. memek itu lebih beraroma… tapi aroma semakin membuat budi bergairah.. hingga budipun makin gemas menarik daging memek mirah dengan mulut nya…
Sluphhh skkk “ahhh mas sakit.. ujar mirah” ketika mulut budi tidak sengaja menarik jambut hitamnya.. akhirnya setelah cukup basah.. kemudian budi berlutut di tengah selangkangan mirah.. pinggul nya mulai menusuk.. dan blesh… kontol budi sudah masuk setengahnya dengan cukup lancar… cloook clokk clokk clok clokk, budi sedikit menekan keras di pinggulnya…
Blesh… akhirnya kontol budi akhinya masuk dengan sempurna seluruhnya… ahhhh penuh banget mas.. ujar mirah… clok clokk clokk clokk budi mulai memaju mundurkan kontol nya di memek mirah.. hujan seperti bukan halangan untuk mereka untuk terus mengayuh kenikmatan masing-masing.. cloook clokk clokk clok plokk plok..
Sodokan budi sudah mulai kuat dan cepat… bunyi kecipak air hujan dan cairan memek mirah saling bersautan.. clokk cpokkk clokk plokkk plok… budi masih tanggung memompa kontol nya di memek mirah.. hingga setelah 20 menit mereka bejibaku di lantai kamar mandi… mirah… mengejang… dan meremas tangan budi…
Ccrotttt crotttt crotttt crotttt akhinya memek mirah muntah-muntah.. menyirami batang kontol budi… memek itu kembali berdenyut.. setelah 1 bulan ini belum di aduk-aduk lagi oleh kontol suaminya ya itu marmo. mirah mulai membuka matanya… mirah masih merasakan kontol budi masih keras di liang memeknya..
Plop budi menarik kontol nya keluar dari memek mirah, kini terlihat budi muntun tangan mirah supaya dudukm kembali budi melumat bibir mirah dengan rakus.. sluphhhh spluhhh.. kemudian mirah di bimbing budi untuk menungging memegangi dingding kamar mandi… kemudian budi merapatkan tubuh nya ke pantat minah…
Bleshhh kembali kontol budi masuk liang memek mirah yang masih basah oleh cairan memek mindah tadi… slokk clokk clokk clok plokk… budi memulai kembali ekspedisi nikmatnya di dalam liang memek mirah… clokk clokk clokk dari sodokan pelan clokk clok plokkk sedang plok plok clok clok… hinggga kencang plok plok plok plok…
Kontol budi terus menyiksa memek minah dan terus makin masuk semakin dalam.. memek mirah serasa di colok terong besar… penuh dan nikmat… hingga kemudian mirah kembali mengejang dan melolong nikmat… ahhhhh mas… crottttttttt crotttt crotttt crotttt… kembali kontol budi di siram cairan hangat memek mirah…
Setelah mirah meneluarkan cairan keduanya kini budi mulai cepat dan kuat memmopa memek mirah.. budi merasakan peju nya sudah antri di ujung kontol nya… hingga satu sodokan keras dan dalam. plok plok plok clok lcok plokk. kemudian budi megejang… ahhhh crotttt crotttt crotttt crotttt akhirnya 4 tembakan peju budi menyemprot dingding rahim mirah keras dan hangat…
Hujan sudah mulai reda, plop mirah menarik badannya hingga kontol budi terlepas.. kemudian buru-buru minah memakai kembali baju nya yang tadi di sangkutkan di sisi dingding satunya… tanpa mengeluarkan kata-kata, mirah kemudian berlalu pergi dengan membawa cucianya. matanya seperti sedikit sembab. seperti menyesali apa yang sudah di perbuatnya, tapi tubunya berkata lain tubuhnya merasa lega dan enteng setelah satu bulan ini menahan hasrat keinginan bercintanya.
Kemudian setelah itu budi pun melanjutkan mandi nya lalu berpakaian kembali. tak lupa budi mengambil kain mabk mirah tadi budi sedikit mencucinya kemudian menjemur kain saksi bisu pertarungan kontolnya dengan memek mbak mirah itu.
Setelah itu budi pun berjalan kembali ke dalam rumah mbah mar. kontol nya sudah sedikit lega dengan 4 semburan peju yang sudah di tumpahkan di memek mbak mirah. “wah tadi mbak mirah marah gak ya, tapi tadi kayanya mbak mirah menikmati juga… halah memang cewe mah gitu nolak-nolak tapi begitu di rojok kontol jadi enak-enak..”
Akhinya setelah tadi mandi hujan dan mandi kenikmatan budi pun kembali ke rumah mbah mar, adzan magrib pun mulai berkumandang. tak terasa tadi budi telah menggarap ladang mbak mirah kurang lebih 1, 5 jam an. terlihat pak mul dan bu minah sudah mulai berkumpul di ruang tamu bersama lela, mutih dan mbah mar.
Pak mul: mutih, ibu kamu kemana koq belum keliatan lagi?
Mutih: iya pak de, tadi ibu lagi ganti baju baru selesai menjemur baju.
Pak mul: ohh ya wes lah…
Pak mul: ehh bud… gimana si ujang belum ada balik lagi kesini?
Budi: belum pak, tadi ujang sempet sms katanya gak bisa balik kesini soalnya jalan mau masuk ke dusun ini tidak bisa di lalui karena banjir.
Mbah mar: ohh iya mul, memang kalau hujan deras kaya tadi jalan penyambung desa sini dan desa nya ningsih sudah langganan banjir. dan sudah pasti lama surutnya.
Pak mul: hhmmmm ya udah bud… bilang aja ke ujang nginep dulu aja di rumah ningsih, besok pagi-pagi langsung pulang solnya besok akad nikah susi sekitar jam 9 pagi.. ya kalau dari dusun sini ke dusun susi sekitar 1 jam-an lah makanya besok kita harus siap-siap pagi sekali.
Budi: enjeh pak…
Kemudian kembali mereka terlibat obrolan santai sampai ketika mbah mirah memasuki rungan itu, mulut budi seperti terdiam membeku atas kehadiran mbak mirah. kembali teringat pergumulannya tadi dengan mbak mirah. mbak mirah terlihat santai tanpa beban walaupun sesekali ketika budi melirik ke mbak mirah, mbak sumirah selalu memalingkan wajahnya.
Pak mul: wah semur ayamnya enak nih
Lela: tadi mutih yang masak pa
Bu ningsih: wah mutih hebat sudah jago masak ya.
Mutih: gak kok bude, orang bumbunya udah di siapin ibu jadi mutih tinggal masak aja.
Mbah mar: ayo mas, dimakan dari tadi bengong aja..
Budi: iya mbah
Mbak mirah: ayo mas budi ini mbak ambilin ayamnya, mau dada apa mau paha?
Budi: dada aja mbak
Mbak mirah: hemm sukanya jadi dada, nih mbak ambilin yang montok..(mata mbak mirah masih tajam memandang budi)
Bu nigsih: haha bud.. bud.. makanya punya pasangan biar tiap hari ada yang nyuguhin dada…
Pak mul: wes to bu, budinya jadi malu tuh hahaha
Kemudian mereka pun makan dengan ceria, terlihat sorot mata mbak mirah ke budi seperti sorot mata yang lain. setelah makan kelurga itu satu per satu mulai pamit meninggalkan ruang keluarga di rumah mbah mar. mbah mar terlihat sudah sangat mengantuk dan meninggalkan keluarga itu lebih dulu, kemudian di susul lela, mutih dan mbak mirah yang kembali ke rumahnya yang di samping rumah mbah mar.
Lela memutuskan menginap di rumah bulek nya karena lela masih asik saling cerita dan curhat dengan mutih. ya biasalah kalau sepupu cewek ketemu sepupu cewek yang jarang ketemu begitu ketemu lengket terus. kemudian terakhir di susul oleh pak mul dan bu ningsih, pak mul terlihat sudah menarik-narik baju bu ningsih memberikan istrinya sinyal supaya mereka bisa masuk kamar lebih cepat.
Di tempat yang lain terlihat 1 kamar yang sudah acak-acakan beberapa baju terlihat bergeletakan di lantai kamar.
“Ayo mas ujang ayo di goyang lebih kencang.. ujar ningsih.
Clokk clok clokk clok… ujang masih menhentaak-hentak kan pinggul nya maju mundur di belakang ningsih yang sudah menungging di kasur… sudah 3 ronde mereka lewati malam itu. kini keduanya sudah di ujung ronde ke 4, ujang masih saja dengan gemas memompa batangnya di memek ningsih hingga kemudian susuatu bergetar crotttt crotttt crotttt byuur…
Malam itu hujan kembali turun dengan deras nya tapi tidak membuat badan budi kemudian kedinginan, walaupun hujan di luar di dalam rumah itu maish terasa hangat. kini sudah 3 batang rokok budi habiskan untuk mengisi kesendiriannya sepeninggal pak mul dan bu minah atau kalau di rumah biasa di panggil mpok minah.
Kemudian budi pun mulai beranjak dari duduk nya kemudian berjalan menuju kamar yang yang berada di pojok dekat dengan dapur ya itu adalah kamar yang di berikan pak mul untuk di tempati budi dan ujang. tapi baru beberapa langkah meninggalkan ruang tamu, telinga budi seperti bergetar budi pun berusaha mengatupkan telinga selebar mungkin berusaha menangkap suara, yang sayup-sayup suara itu terbiaskan oleh hujan di luar.
Budi merasakan suara-suara itu seperti dekat, mungkin berasal dari salah satu kamar yang letaknya di samping ruang tamu tempat tadi dia duduk menyendiri. perlahan budi mendekati kamar itu, kini budi mulai mencoba menempelkan telinganya di daun pintu kamar tersebut. Budi mengatahui kalau kamar itu adalah kamar yang di tempati pak mul dan mpok minah istrinya.
Ahhhh ahhh hmmm ahhhh clokkk clokk clokk clok.. ahhhh pah enak pah… plokk plokk lcokk clokk clokk lambat laut budi mulai memincingkan matanya di lubang tempat kuci. di dalam budi melihat mpok minah yang sudah telajang sedang meremas-remas buah dada nya yang terlihat besar membusung sedang menunggangi tubuh pak mul di bawah nya.
Pak mul: bu… jangan kenceng-kencang… aduhh papa jadi gak kuat nih..
Mpok minah: ahhh papa ini mama lagi enak.. udah ahh diem dulu bentar..(sambil terus bergerak naik turun cepat menaiki pak mul, plokk plokkk clokk clok)
Pak mul: (terlihat pak mul memegangi pinggul mpok minah untuk menghentikan goyangannya dulu, tapi mpok minah menepis tangan pak mul dan terus bergoyang tanpa memperdulikan pak mul yang sudah di ujung) mammmmammm…
Mpok minah: suruh siapa tadi ngajakin mama… papa harus tanggung jawab. tunggu bentar pah mama jugga udah di ujung..(clok plok plokk clokk.. mpok minah tidak menghentikan gerakannnya)
Hingga kemudi pak mul pun mengejangkan badannya… mmma hhhhh ahhhh crotttt croitttt crotttt kontol pak mul terlihat berkedut di dalam memek mpok minah…
Mpok minah: ah papa (sambil terlihat di muka kekecewaan atas suaminya… plop.. akhnirnya penis pak mul keluar mengkerut dengan sendirinya)
Pak mul: maaf ma papa tadi gak kuat..
Mpok minah: papa sih… kalau badan lagi capek jangan mancing-macing mamah, kebiasaan ah.. suka bikin mama tanggung…
Pak mul: maaf mah tadi cuacanya lagi dingin papa jadi pengen.. sini papa isepin aja pake mulut..(memang kalau sudah keluar penis pak mul agak susah untuk berdiri kembali mungkin faktor umur juga)
Mpok minah: ahhh udah lah nanti mama keluarin sendiri di kamar mandi..
Pak mul: hmmm maaf ya ma..(terlihat pak mul mulai terlentang dan memejamkan matanya)
Mpok minah: tuh kan papa kalau udah dapet enak pasti langsung tidur…
Kemudian mpok minah pun memakai piyam tidur nya kembali. di balik pintu budi yang tadi masih mengintip kemudian buru-buru berjalan menjauh dari kamar itu. bukannya masuk ke kamarnya budi malah terus berjalan ke dapur, hingga kemudian ia membauka pintu belakang dapur dan melangkah keluar. kini budi berdiri melihat sekeliling bagain belakang rumah mbah mar, di luar hanya ada 2 lampu 5 watt yang menyala 1 di belakang pintu dapur dan 1 lagi di bagian belakang rumah mbah mirah.
0 Komentar