JENDELA KENANGAN PART 15

 


Pagi hari dirumahku




" Ding...dong....ding....dong " ah pagi-pagi sudah ada yang datang kerumahku, mataku masih sepet banget lagi. Aku bergegas keluar untuk melihat siapa yang datang.




" Via ? " tumben banget pagi-pagi main. Segera aku bukakan pagar rumahku untuk dia masuk.


" Kamu gak kerja ? " tanyaku. " Ayo masuk "


" Kan libur akhir tahun " jawabnya.


" Anak kamu mana ? "


" sama baby sisternya "


" Katanya kalo libur kamu sendiri yang jagain ? "


" Khusus liburan kali ini, baby sisterku yang jaga " Via tersenyum manis " eh kamu udah sarapan Sam ?"


" Belum, baru bangun "


" Pantes masih lecek gitu, ini aku bawa sarapan buat kita. Sebentar ya aku siapin dulu di dapur " ucap Via seraya pergi ke dapur rumahku, masih inget ternyata dia dimana letak dapurku.


" Gak ada yang berubah ya rumah kamu, Cuma atapnya aja " ucap Via agak kencang dari arah dapur.


" Kamu masih hafal ya detail rumahku " ucapku


" Aku seperti bernostalgia saat kesini lagi " ucap Via sekembalinya dari dapur, membawa 2 mangkuk bubur ayam.




Dan kamipun larut dalam obrolan seputar kenangan-kenangan kami yang terukir dirumah ini, sampai gak terasa bubur yang kami makan sudah habis. Hebatnya dia, masih inget letak-letak aku menaruh barang-barang dirumahku, dimana aku biasa meletakkan kunci mobilku saja masih dia ingat dengan jelas. Aku sendiri sudah lupa beberapa hal tentang dia.




" Sam " Via meletakkan kepalanya dipundakku, seraya tangannya meraih tangganku, merangkul erat.




Aku pandang wajahnya yang kini tergeletak dipundakku, aku belai perlahan gerai rambut indahnya. Ah rasanya seperti terbang menembus lorong-lorong waktu kembali ke masa-masa aku bersama dengannya. " Cup " tiba-tiba bibirnya sudah menempel pipiku, hangat.




Perlahan bibirnya merambat naik menuju bibirku, lembut sekali, baru kali ini aku merasakan kelembutan bibirnya. Aku pejamkan mata untuk menikmati setiap desiran nafasnya, menikmati bagian-bagian terlembut dibibirnya.




Tangannya perlahan menjaran berkeliaran menuju punggungku, lalu menariknya dan memelukku erat. Lidahnya mulai menggedor-gedor bibirku, meminta agar terbuka. Aku turuti keinginannya, aku buka bibirku dan disitu sudah ada lidahku yang menunggu geliat lidahnya.




Jemariku mulai merambat, menggelitik punggungnya, membelai halus kulitnya dari luar pakaian. Permainan lidah kami semakin lama semakin liar, hingga terdengar suara gemerincik liar kami beradu dengan lidah dan mulut kami. Hanya terdengar suara erangan-erangan dari mulut kami.




Via merebahkan tubuhnya di kursi, seraya menarik tubuhku agar ikut merebahkannya. Jantungku jadi berdebar kencang melihat Via yang terbaring pasrah dibawahku. Kemudian jemarinya mulai mengangkan kaosnya perlahan, sedikit demi sedikit terlihat tubuh mulusnya yang masih ada pelindung bra. Walau sudah punya anak tapi tubuhnya sangat indah, aku hanya bisa diam dan melotot tajam memandang keindahannya.




" Vi " ucapku yang hanya dijawab dengan senyuman oleh Via, seakan mengerti maksudku.




Lalu ia kembali menarik leherku, hingga bibir kami kembali bertemu. Kami berciuman lebih liar dari sebelumnya, naluriku menuntun untuk menjalarkan jemariku diatas kulit mulusnya. Aku belai perlahan lekuk pinggangnya lalu merambat naik. Sedikit Via naikkan tubuhnya dan aku paham bahwa ini adalah isyarat agar aku melepas kaitan branya. Alangkah kagumnya aku saat melihat bongkahan payudaranya menjulang indah seakan menantangku, walau putingnya terlihat menghitam tapi masih kencang.




Segera lidahku bergerilya menyusuri indah payudaranya. Aku jilati putingnya hingga ia menggelinjang dan mendesah, aku hisap-hisap pelan putingnya seraya tanganku meremas-remas gundungan indah dihadapanku. Jemarinya mulai menarik kaosku dengan kasar, hingga aku hentikan terlebih dahulu aktifitasku untuk membuka kaosku.




Sepertinya Via sudah tidak sabar, setelah aku buka kaosku, dia langsung menyerang celanaku dan dengan segenap nafsu, aku langsung turuti kemauannya. Begitu pula celana jeans yang ia kenakan, langsung aku buka beserta celana dalamnya. Dan kini kami sudah tak mengenakan apapun.




Aku tuntun Via menuju kamarku, setelah sampai kamar dan menutup pintu, bibirnya langsung mengulum bibirku, dan mendorongku hingga terhembas ke tempat tidur, kini ia menindihku. Jemarinya langsung meraih penisku yang sudah tegak berdiri. Akupun gak mau kalah, jemariku kembali meremasi payudaranya, sementara jemari tanganku yang satunya merayap menuju vaginanya. Menggelitik clitoris yang mengeras.




" Ooouuuggghhh Sam " erang Via di sela aktifitas birahinya, aku hanya mendengus pelan menikmati permainannya. Jemariku terasa semakin basah terlumuri lendir yang terus menerus keluar melumasi vaginanya.




Kemudian Via memposisikan penisku tepat berada dibibir Vaginanya tanpa melepas pagutan kami. Digesek-gesek sebentar penisku pada bibir vaginanya, baru dimasukkan dengan sekali hentak " AAAAAAakkkkkkhhhh " erang kami berbarengan. Via mulai mengeluar-masukan penisku di dalam vaginanya.




Aku ikut mengimbangi ritme goyangannya, perlahan semakin lama semakin cepat. Desahan, pagutan, kecupan serta gigitan kecil menghiasi pergumulan kami, hingga tak terasa keringat kami bercucuran deras.




Aku balikkan tubuh Via, hingga kini aku yang berada diatasnya. Aku pompa vaginanya yang telah licin hingga terdengar gemerincik kelamin kami yang beradu semakin liar. Via hanya bisa mendesah-desah serta jemarinya sudah tak karuan menjambaki lalu mencakar rambutku. Hingga terasa olehku vaginanya semakin sempit dan berkedut semakin kencang " Aaaaaakkkkhhhhhhhhhhh " terasa ada cairan yang menyembur membasahi penisku, dan menambah licin laju penisku di vaginanya.




Tak lama kemudian penisku juga terasa berkedut " Vi aku mau keluar " ucapku mendesah. Dengan sigap Via mendorong tubuhku hingga penisku tercabut dari vaginanya. Aku terbaring tepat disampingnya, dan Via langsung bangkit dan meraih penisku lalu mengulumnya




" Plop....plop....ploppp " oouugghh ngilu serta nikmat sekali rasanya, aku sampai tak bisa membuka mataku, dan akhirnya " Crooott...crooottt...croootttt " semburan spermaku berhamburan membasahi rongga mulutnya, dihisap terus menerus penisku hingga spermaku kering, dan menelan habis spermaku.




Lalu ia terbaring disampingku kemudian memelukku erat. Aku belai lembut indah rambutnya, lalu kukecup keningnya.




" Sam, aku punya kejutan buat kamu pas malam tahun baru " ucap Via, nafasnya masih tersengal


" Apa itu ? " tanyaku


" kalo dikasih tau namanya bukan kejutan donk " ucap Via manja " yang pasti nanti kamu de ja vu deh, pasti kamu akan lebih merasa bernostalgia dengan masa-masa kita dulu bersama " ucap Via.




Ya sudahlah terserah dia saja, aku hanya bisa menunggu-nunggu kejutan apa yang nanti dia buat untukku. Baru kali ini dia membuat kejutan untukku, hhmm kira-kira apa ya. Dan kamipun terlelap setelah melakukan pergulatan birahi yang melelahkan.


Posting Komentar

0 Komentar