IBU KOST KESAYANGAN PART 6

 

“Oooh, aku mo keluar, Sayaaang! Telentang, Sayaaang! Aku di atas!”


Mendengar desahanku, Mbak Rini langsung menarik tangan untuk kembali bangun. Gantinya, ia langsung mengambil posisi telentang di ranjang. Aku merangkak menaiki tubuh telanjang sang ibu kos cantik. Lalu sambil menciumi bibir, kedua kakiku membuka kakinya mengangkang. Aku tahan kedua kaki yang mengangkang itu dengan kedua tangan. Lalu satu tangan Mbak Rini terulur ke selangkangan, membimbing batang kejantananku masuk kembali ke belahan liang kewanitaannya.


“Tekan dalam-dalam. Keluarin di dalam, Sayang!”


Aku yang juga sudah merasa cairan kenikmatan sudah akan keluar, perlahan mendorong batang kejantanan yang keras sempurna itu masuk ke dalam liang kewanitaan Mbak Rini. Dengan tubuh menunduk, kembali kucium bibir sang ibu kos cantik. Refleks, ia pun langsung mengalungkan kedua tangan memeluk erat.


Lalu dengan cepat, kumaju-mundurkan pinggul. Batang kejantanan yang keras itu pun kembali mengocok-ngocok. Hingga dengan waktu yang tidak lama, liang kewanitaan sang perempuan paruh baya itu kembali berlumuran cairan kental keputihan. Bunyi benturan selangkangan kami berdua, terdengar senyaring suara desahan.


“Ooooooooohh! Nikmat banget, Fraaanssss!”


Plak! Plak! Plak!


Mbak Sri kembali mendesah. Kami berdua pun memang sudah tidak peduli jika terdengar oleh penghuni kos lain dari luar kamar.


“Aduuuh! Oooohhh! Terus, Fransssss! Terus, Fraaaansssss!”


Plak! Plak! Plak!


Desahan Mbak Rini kembali tidak tertahankan. Desah yang nyaring itu seakan berlomba dengan suara benturan kedua selangkangan kami. Dengan tangan yang menekan pantatku, kedua kakinya melingkar di pinggang dan ikut menekan pantat agar batang kejantanan yang keras itu terus menekan lebih dalam di liang kewanitaannya.


“Oooooooooohhhh … Fraaaanssss! Aku keluaaaaaaaaar!”


Mbak Rini melenguh mencapai puncak kenikmatan percintaan kami untuk yang ke sekian kali. Hangat cairan cinta yang membanjir itu, membuat batang kejantananku ingin segera menumpahkan cairan cinta di dalam rahimnya pula. Dengan kepala terdongak dan mata terpejam, tubuh sang ibu kos cantik menggelinjang. Otot liang kewannitaan pun terasa berkedut-kedut. Remasan itu seakan mendorong cairan kenikmatan di batang kejantananku menuju ke kepala untuk disemburkan.


Tanpa memberi kesempatan untuk beristirahat, aku lanjutkan kocokan-kocokan batang kejantananku di dalam liang kewanitaan Mbak Rini dengan cepat. Sambil menciumi bibirnya, terasa jepitan dan remasan otot liang kewanitaan sang ibu kos cantik terus mengurut batang kejantananku. Terasa kepala batang kejantananku berdenyut hendak mengeluarkan luapan cairan kenikmatan, tanpa tertahankan lagi kupercepat kocokan.


“Ooooohhhhh, Sayaaang! Sayaaaaaang! Aaarghhhh! Aku keluaaar!”


Aku menggeram menekan batang kejantanan dalam-dalam. Semburan demi semburan cairan cinta yang hangat di dalam rahim, ternyata turut merangsang sang ibu kos cantik untuk kembali mencapai orgasme.


“Aaaaaaaaaaahhhh! Aku keluar lagi, Sayaaaaaaang!”


Sambil memeluk erat, Mbak Rini mengangkat pantat dan kembali menyemprotkan cairan cinta membasahi batang kejantananku. Berdua kami mencapai puncak kenikmatan bercinta secara bersama-sama. Rahim sang ibu kos cantik itu pun dipenuhi cairan cinta kami berdua. Sambil sama-sama menekan dan memeluk, kami berdua membenamkan alat kelamin bersatu dalam kehangatan persetubuhan.


Ciuman hangat dan penuh cinta dilumatkan Mbak Rini sambil berkali-kali menggelinjang karena otot liang kewanitaan yang berkedut-kedut. Demikian juga dengan aku yang sekian kali menyemburkan cairan kental percintaan, menekan pinggul agar batang kejantanan masuk dalam-dalam sambil berciuman.


Beberapa saat kemudian, tubuh telanjang Mbak Rini terkulai telentang. Pelukannya yang erat di tubuh telanjangku yang menindih dari atas, dilonggarkan. Kedua lenganku berpindah melingkari kepala agar telapak tangan bisa menjadi alas untuk sang ibu kos kesayangan. Pun kuangkat badan agar tidak sepenuhnya memberatkan. Tiada kata terucap dari mulut kami. Namun dalam diam itu, rasa kantuk mulai datang.


Posting Komentar

0 Komentar