ANAK LURAH PART 12

 

Kurang lebih sepuluh menit Harun memijiti pundak dan lengan Siti, kini kedua telapak itu berhenti memijat dan hanya mengelusi sambil meremas pelan pundak dan lengan Siti yang putih dan kenyal itu. Walau udara dingin, namun kulit Siti mulai mengeluarkan keringat.




Kini telapak tangan Harun mulai mengelusi punggung atas Siti, di area yang masih terbuka dan belum tertutup kain. Yaitu sekitar belikat. Terkadang belikat Siti diremasnya perlahan, terkadang jemari Harun sedikit menyusup ke antara lengan dan belikat namun ditarik kembali. Siti merasakan geli sedikit, namun geli ini bagaikan menyetrum memeknya dengan dahsyat karena memeknya kini mulai banyak mengeluarkan cairan.




Suatu kali jemari Harun menyusup sehingga meraba ketiak Siti yang sudah basah oleh keringat. Rambut ketiak Siti yang halus dan jarang ditekan oleh jemari Harun.




Siti menjerit kecil dan berkata,




"Jangan, dong. Geli."


'Tempat lain aja?" tanya Harun.




Siti mengangguk malu tanpa menjawab dengan kata-kata.




Harun menurunkan sedikit telapaknya yang sedang menekan ketiak Siti, sehingga belum keluar dari liang ketiak perempuan itu.




"Di sini?"




Siti menggeleng pelan.


Harun menurunkan jemarinya lagi.




"Di sini?"




Siti menggeleng.




Harun menggoda Siti beberapa kali dengan menurunkan telapaknya sedikit demi sedikit. Sehingga tahu-tahu telapaknya sudah ada ditempat di mana kain batik membungkus tubuh Siti.




"Di sini boleh?"




Siti hanya diam saja yang menunjukkan bahwa perempuan itu tidak geli.




"Tapi, Mbak, mana kerasa dipijit kalau di sini? Di sini kan kainnya digulung. Ya sudah, Harun buka saja biar pijitannya terasa."




Kain batik Siti diikat dengan cara ujung satu di taruh di sebelah kiri badan dari arah depan, lalu sisa kainnya di sampirkan menggulung tubuhnya searah jarum jam, sehingga ujung kain yang satu sampai di sebelah kanan badan. Ujung itu lalu dimasukkan ke dalam kain yang sudah membungkus terlebih dahulu kemudian kainnya di gulung sehingga tidak mudah melorot.




Tanpa menunggu jawaban, kedua telapak tangan Harun meremas kain Siti sedikit di bawah gulungan kain di bagian atas, lalu dengan gerakan cepat Harun menarik kain itu sehingga kain Siti serta merta melorot ke bawah sehingga melingkari pantat Siti.




Siti kini duduk dengan tubuh bagian atas hanya tertutup BH hitam dan sedikit CD bagian atas pantatnya terlihat juga oleh Harun yang sedang duduk di belakangnya. Siti kaget namun tidak tahu harus berbuat apa karena nafsunya juga mulai bertambah.




Lalu kedua tangan Harun mulai mengelusi lengan Siti lagi. Kini tangan itu menjelajah ke lengan bawahnya. Kedua tangan Siti sedang bersidekap di atas kedua pahanya, posisi lumrah wanita jawa. Selain k[edua tangan Harun yang berjalan dari lengan atas ke bawah secara perlahan itu, dilain pihak Siti merasakan setiap senti tangan itu bergerak, maka tubuh Harun pun mendekat tiap senti ke punggungnya.




Ketika kedua tangan Harun mencapai pergelangan tangan Siti, punggung Siti yang hanya berbalut BH itu mulai menempel pada dada bidang Harun. Nafas Siti mulai memburu. Ketika kedua tangan Siti diremas oleh kedua tangan Harun, Siti merasakan tubuh mereka sudah erat, dan tiba-tiba saja pipi kirinya ditempel oleh pipi kanan Harun.




Siti merasa lemas dalam nafsunya yang membara, tubuhnya seakan tak dapat ditopangnya lagi sehingga dalam sekejap Siti merebahkan diri dalam dekapan Harun di belakangnya. Sementara kedua tangan Sit mulai meremas kedua tangan Harun.




Siti menolehkan kepalanya kepada Harun. Harun pun menolehkan kepalanya. Satu detik mereka berpandangan. Dua pasang mata yang menahan gejolak asmara saling menyorot satu sama lain. Dalam satu detik itu, semuanya telah terjelaskan. Satu detik itu mampu membuat mereka berdua saling mengerti. Satu detik itu telah meyakinkankan mereka berdua akan apa yang nantinya terjadi.




Siti yang chubby itu tampak cantik sekali. Kulitnya yang putih dan semok kini mulai berkeringat sehingga membuat tubuh perempuan itu seakan mengkilat terkena sinar lampu kamar. Harun sudah sangat horny melihat kemolekan tubuh perempuan ini. Apalagi bau tubuh perempuan ini tercium samar-samar yang bercampur dengan wangi sabun wanita.




Harun menggerakkan kepalanya maju. Bibirnya menyentuh bibir Siti. Siti merasakan nafsu yang demikian hebatnya sehingga ketika bibir keduanya bertemu, Siti secara buas membuka mulutnya dan melahap bibir remaja lelaki itu. Lidah siti bergerak bagaikan ular mengamuk yang segera dibalas dengan lidah Harun.




Kedua tangan Harun kini menyusuri kedua lengan Siti dan bergerak ke atas. Sambil tetap berciuman dengan buas, Harun menarik tali BH Siti ke bawah. Siti membantu dengan meloloskan kedua tangannya dari tali itu. Harun kemudian memegang mangkuk BH perempuan itu dari samping, lalu menariknya ke bawah, sehingga kedua payudara Siti terlepas dari kedua mangkuk BH itu.




Kedua tangan Harun kini meremasi kedua buah tetek putih Siti yang besar dan bulat itu. Masing-masing telapaknya tak dapat penuh menutupi bukit kembar itu karena besarnya. Jempol dan telunjuk Harun memilin-milin puting merah muda Siti yang kini sudah mancung. Pentil Siti belum besar karena belum punya anak, namun pentil itu kini berdiri tegak akibat birahi.




Siti melenguh penuh nafsu ketika ia merasakan kedua payudaranya diremas-remas dan pentilnya dipelintir jari Harun. Ia bertambah nafsu dan berusaha menyedot keras-keras mulut dan lidah Harun yang masih menyelomoti mulutnya sendiri. Ludah mereka telah bercampur, bahkan terkadang sedikit liur mereka saling berpautan di antara lidah mereka sehingga seakan membuat jembatan air liur di antaranya.




Harun tiba-tiba mendorong Siti ke kasur lalu menarik celana dalam perempuan itu. Harun sendiri telah membuka sarungnya sehingga kontolnya yang besar yang telah tegang dari tadi dapat dilihat Siti. Harun mendapati memek Siti telah basah kuyup oleh cairan kewanitaan. Foreplay yang sebentar itu ternyata sudah membuat kedua insan bukan muhrim itu tidak mampu lagi menahan gejolak libido masing-masing.




Harun melebarkan kedua kaki Siti, lalu menuntun kontolnya sehingga kini sudah menempel di luar memek Siti yang penuh dengan jembut yang lebat yang tidak pernah dicukur. Ketika sedikit kepala kontolnya memasuki lubang kenikmatan Siti, Harun segera memposisikan diri di atas Siti. Kedua tangannya memegang pergelangan perempuan itu, lalu menarik kedua tangan Siti ke atas sehingga kedua tangan Siti terbuka ke atas memperlihatkan ketiak perempuan itu yang dihiasi bulu-bulu halus yang jarang namun ikal.




Begitu seksi dan cantiknya Siti, Harun merasa amat beruntung dapat melihat isteri termuda gurunya itu dalam posisi pasrah seperti ini. Harun menusukkan kontolnya perlahan. Siti mengerutkan wajahnya ketika merasakan kontol besar itu mulai menerobos liang senggamanya. Kontol Harun lebih besar dari kontol suaminya, sehingga memek Siti bagaikan diselusupi tongkat besar yang seakan merobek liang senggamanya.




"Addduuuuuh.. besar sekali tititmu, Run.." kata Siti ketika setengah kontol Harun sudah menggagahi mahkotanya itu. "Memek Mbak serasa penuh sama tititmu.."




Harun merasakan nikmat sekali ketika ia merasakan perlahan-lahan liang kewanitaan Siti dijelajah batang kontolnya. Dinding memek Siti begitu rapat sehingga seakan menggenggam kontolnya kuat-kuat. Dinding yang hangat dan licin namun sangat rapat sekali.




Bau tubuh Siti kini telah tercium dengan jelas. Bau yang sangat tajam keluar dari memeknya yang sedang diselusupi tongkat wasiat Harun. Belum lagi kontol Harun ambles sepenuhnya, Harun merasakan kepala kontolnya mentok. Ia merasakan ada lubang lain di ujung memek Siti. Ini pasti lubang ke rahim Siti.




"Aduh. Perut Mbak mules, Run.. sudah. Jangan ditekan lagi.. belum pernah ada yang masuk sejauh ini."


"Kontol Guru pasti kecil, ya, Mbak? Gedean aku ya, Mbak?"


"Kontol kamu besar sekali, Run. Mbak semaput rasanya.."


"Tenang aja, Mbak.. nanti pasti lebih enak."




Lalu Harun menindih Siti. Ia mendekap tubuh perempuan itu, lalu dengan tangan kanan memegang ubun-ubun perempuan itu. Setelah sebentar mengambil ancang-ancang, ia menarik sedikit kontolnya lalu menghujamkan keras-keras pantatnya di selangkangan Siti sehingga menimbulkan bunyi tumbukkan yang keras.




Siti menjerit ketika merasakan kepala kontol Harun tiba-tiba menerobos ujung lubang memeknya dan melewati lubang itu sehingga kini seluruh kontol Harun ambles pada kemaluan Siti. Kepala kontol Harun berhasil melewati ujung liang senggama Siti dan kini sudah berada di rahim perempuan itu. Rasanya seakan menembus ulu hati Siti dan menimbulkan rasa nyeri.




Harun tidak bergerak.




'Diam dulu, Mbak. Biarkan memek Mbak terbiasa dengan kontol Harun. Lama-lama nanti enak, kok."




Mereka berdua terdiam dengan Harun menindih Siti. Keduanya tersengal-sengal. Siti memejamkan mata sambil mengernyit. Harun lalu mulai menciumi wajah Siti. Selang beberapa saat Siti membuka matanya dan mencium balik. Akhirnya mereka berpagutan lagi. Kini perlahan karena Siti masih merasakan perih di ujung liang senggamanya.




Tak berapa lama keduanya mulai berciuman secara buas lagi. Memek Siti mulai terbiasa dan mengeluarkan cairan lagi. Sehingga akhirnya Harun merasa memek itu kembali hangat dan licin. Perlahan Harun mulai menggoyangkan pantatnya maju mundur. Siti merasakan nikmat bercampur ngilu ketika batang Harun mulai menggerus dinding memeknya perlahan.




Dapat dirasakannya otot Harun yang keras menggeseki dinding memeknya yang sempit itu senti demi senti. Barulah Siti dapat merasa sekujur dinding memeknya itu hidup bahwa liang senggamanya memiliki syaraf-syaraf yang bila digesek-gesek akan mengirimkan sinyal kenikmatan tiada taranya. Baru sekali inilah ada lelaki yang mampu menggagahi seluruh dinding vaginanya.




Harun mulai mabuk birahi. Kontolnya dijepit dinding lunak yang basah, licin dan hangat. Dinding yang mengeluarkan cairan pelumas yang memiliki bau yang khas. Bau memek Siti tercium jelas, dan bau itu juga keluar dari ketiak berbulu yang tak jauh dari hidungnya. Harun melepaskan ciumannya dari Siti sehingga mendadak air liur mereka bagaikan tali tipis tertarik sampai putus.




Tubuh Siti begitu nikmatnya. Perempuan gemuk ini enak sekali ditindih, bagaikan menindih sofa yang liat dan empuk. Memek perempuan ini begitu rapat dan licin dan hangat. Keringat perempuan inipun memiliki rasa yang legit. Asam, asin dan seakan manis bercampur di lidah Harun ketika lidahnya itu menyusuri ketek putih dan berbulu halus itu.




Lalu Harun mulai mengenyoti ketek perempuan itu keras-keras. Siti merasa geli namun penuh birahi. Ia merasakan ketiaknya disedoti sementara kontol Harun terus-menerus menghujami memeknya sehingga seluruh tubuh Siti terasa linu dan nikmat.




Harun mulai mengarahkan kepalanya ke tengah. Mulutnya terus mengenyoti Siti tanpa pernah terlepas. Dari ketek, Harun mengenyoti ke payudara kiri. Mulutnya Harun seakan tidak ingin meninggalkan tubuh molek Siti. Sampai akhirnya pentil kiri Siti ia kenyoti juga. Siti kini serasa di ank ke tujuh. Sensasi payudaranya disedoti Harun membuat kenikmatan yang ia rasakan menjadi bertambah tinggi.




Tak berhenti sampai di situ, Harun mulai menjelajah ke dada sebelah kirinya. Mulutnya terus menempel di tubuh isteri gurunya itu. Belahan dadanya pun habis dicupangi, dijilati dan disedoti. Sehingga akhirnya Harun menyedoti pentil kanan Siti. Kini tangan kanan Harun yang meremasi payudara kiri Siti.




Siti mulai menjadi liar. Badannya ikut bergoyang sesuai irama goyangan Harun. Pantatnya maju ketika ia merasakan kontol Harun menghujam. Kedua selangkangan mereka kini berbenturan keras sehingga suara mereka ngentot memenuhi ruangan. Siti juga mengerang dan mendesah secara keras, tak peduli dunia luar.




"Enak. Shhhhh. Aaaahhhh.. kontolmu enak, Ruuuun pinter ya kamu.. ayo nenen yang keras. Ayoooo.. tusuk yang keras.. entot Mbak yang keras, Ruuuun."




Seluruh dada Siti kini basah oleh campuran keringat dan air liur selain cupangan yang sangat banyak menghiasi daerah itu. Kini Harun sedang asyik menjilati ketiak kanan Siti yang semakin mengeluarkan keringat dan bau yang khas perempuan itu.




Harun kini menumbuki memek Siti dengan keras karena sudah sebentar lagi sampai. Demikian juga Siti. Akhirnya, mereka berdua berteriak nikmat dan mengalami orgasme bersamaan. Harun menyetorkan spermanya tepat di dalam rahim Siti.




Mereka akhirnya tidur dalam keadaan telanjang.

Posting Komentar

0 Komentar