Aku menarik ritsleting dan mengancingkan celana panjangku dan berusaha duduk di kursi lain yang ada di sana.
Beberapa saat kami hanya duduk terdiam sambil mengatur napas yang perlahan-lahan mulai normal kembali.
Tiba-tiba dia berkata, “Sebaiknya bapak segera pulang, sebab sebentar lagi suami saya akan datang menjemput, saya tidak ingin suami saya curiga dengan apa yang kita lakukan barusan..”
Tanpa menjawab aku berdiri, mengambil tas laptopku, Sebelum aku meninggalkan ruangan itu aku berusaha menciumnya. Namun dia menepis mukaku dan menghindar.
Akhirnya aku pun pergi meninggalkannya sendiri di ruangan itu.
Sepeninggalanku, Fatma tampak termenung melamunkan apa yang baru saja terjadi.
Hari ini kembali dia berbuat dosa, kembali dia mengkhianati suaminya.
Dan yang paling membuatnya tersiksa adalah, kembali dia merasakan puasnya kenikmatan sex yang tak pernah didapatkan dari suaminya.
Dan peristiwa barusan, semakin memperbesar ketergantungannya akan pemenuhan kebutuhan sex dariku.
“Uhhh..” tanpa sadar dia menghela napas panjang, sebagai ekspresi dari melepaskan beban berat yang sedang menghimpitnya.
Tiba-tiba badannya tersentak kaget, ketika ingat bahwa di layar monitor, masih terlihat aplikasi media player yang sudah selesai menampilkan adegan persetubuhannya denganku.
Dengan tergesa-gesa dia keluar dari aplikasi tersebut dan menghapus file video tersebut.
Tak lama kemudian suaminya datang menjemputnya.
Untuk menutupi rasa bersalahnya, Fatma menyambut suaminya dengan memberikan kecupan mesra, dan tak lama kemudian mereka pun pulang.
Sepanjang perjalanan pulang dengan menggunakan sepeda motor, Fatma memeluk erat tubuh suaminya dari belakang dan meletakkan kepalanya di punggung suaminya.
Tapi ingatannya melayang pada saat-saat di mana tubuhnya terguncang-guncang, diombang- ambingkan oleh rasa nikmat yang telah kuberikan beberapa saat lalu.
Sepanjang perjalanan pulang, suaminya merasa nyaman dan bahagia, karena istri tercinta memeluk erat tubuhnya dari
belakang, merasakan istrinya punggungnya.
Kondisi begitu membuat gairahnya naik dan dia ingin segera sampai di rumah, untuk
dan dia pun
bahwa disandarkan di
kepala
melakukan hubungan suami istri dengan istrinya.
Namun pada saat keinginannya tersebut dia sampaikan ke Fatma, Fatma menolaknya dengan halus dengan mengatakan bahwa dirinya sangat lelah, sehingga takut tidak bisa memuaskan suaminya.
Namun dia berjanji bahwa besok dia akan melayani dan memuaskan suaminya.
Suaminya pun mengerti akan alasan tersebut dan akhirnya mereka pun tidur.
Alasan Fatma menolak ajakan suaminya, sebenarnya adalah dia merasa takut, kalau penyelewengannya denganku di kantor dapat dirasakan oleh suaminya, jika malam itu dia bersetubuh dengan suaminya.
Itulah sebabnya dia memberi alasan bahwa tubuhnya lelah, juga takut dia tak bisa melayani suaminya dengan baik.
Dia bersyukur karena suaminya bisa menerima alasannya.
Keesokan malamnya, setelah anak-anak mereka tidur, suaminya menagih janji Fatma
untuk melakukan hubungan suami istri.
Fatma pun menyambutnya dengan senyuman dan kecupan mesra pada suaminya, yang membuat gairah suaminya semakin tinggi.
Malam itu kembali Fatma begitu agresif terhadap suaminya, dia menciumi bibir suaminya dengan penuh nafsu dan membukakan seluruh pakaian suaminya.
Fatma tidak memberi kesempatan pada suaminya untuk mencumbunya.
Pada saat tubuh suaminya sudah telanjang bulat dan telentang di kasur, dengan batang penis yang mengacung tegak, Kembali ingatannya pada saat dia mempermainkan batang penisku,
dan membuat terkejang-kejang mengerang nikmat.
Ingatan tersebut
gairah Fatma terpacu, maka dengan semangat dia mempermainkan batang penis suaminya yang mengacung tegak.
Tentu saja suaminya kaget. ”Mah, kok Mamah
tubuhku sambil
membuat
bergairah sekali..? Tidak biasanya Mamah seperti ini..?”
“Kan saya udah janji untuk memberi kepuasan yang lain dari biasanya pada Papah..”
Jawab Fatma sambil mengocok batang penis suaminya yang semakin tegang, dan suaminya pun semakin menggeliat-geliat menahan nikmat yang diberikan olehnya.
Semakin suaminya menggeliat dan mengeluh nikmat, rasa nikmat dan puas pun semakin menjalar, ke seluruh penjuru darahnya, Gairahnya pun
semakin tinggi serta vaginanya semakin basah, berdenyut dan gatal.
Hal ini membuat Fatma semakin bergairah mempermainkan batang tegak suaminya, hingga akhirnya Fatma pun mengemut batang penis suaminya yang semakin tegak dan bengkak.
“Aahhh..!!” Tubuh suaminya bergetar, ketika dia merasakan batang penisnya merasakan panas dan basahnya mulut istrinya.
Tubuhnya kejang dan melayang dihantam oleh rasa nikmat, yang
baru pertamakali dialaminya selama hidupnya.
Karena seumur perkawinannya belum pernah Fatma melakukan hal ini padanya.
Tentu saja dia merasa surprise dan nikmat luar biasa, yang membuat tubuhnya melenting- melenting tanpa dapat dia kendalikan.
“Mah, Mamah, Ohhh, Oh..!!” Dengan tersengal-sengal menahan nikmat mulutnya terus meracau, Mendengar racauan suaminya, Fatma semakin bersemangat mengoral batang
penis suaminya, sehingga semakin lama dia merasakan batang suaminya semakin bengkak, dan mulutnya terasa semakin penuh oleh batang suaminya.
Hingga akhirnya, tanpa diduga tubuh suaminya melenting kaku dan menjerit nikmat.
“Aakkkkhhhh..” serta Cret, cret, cret..!
Sperma kental terpancar tanpa dapat ditahan menyirami rongga mulut Fatma.
Fatma pun kaget dan tersedak, sehingga terbatuk-batuk, dan melepaskan batang penis suaminya yang masih memancarkan sisa-sisa sperma.
Napas suaminya tersengal-sengal merasakan nikmat yang luas biasa yang diberikan oleh istrinya.
Sementara itu, Fatma benar- benar kaget dan kecewa, karena suaminya sudah selesai, sedangkan dia belum apa-apa, padahal dia merasakan vaginanya demikian basah, dan berdenyut-denyut ingin diobok- obok oleh batang suaminya
0 Komentar