PEMBANTU YANG CANTIK PART 4


 Lalu tiba-tiba tekanan pant*tnya di wajahku semakin kuat, dan tubuhnya mengejang, dan dia mengeluarkan d*sahan kecil tertahan. Sepertinya dia udah ‘keluar’. Aah benar-benar saat-saat yang indah, walaupun nantinya aku bakal mengalamin yang lebih menarik lagi…Sejak itu, aku selalu berusaha menyentuh pant*tnya, dan membuatnya seolah-olah gak sengaja.

Tetap aja aku gak berani menyentuhnya dengan terang-terangan. Kadang-kadang aku lewat-lewat di belakangnya, atau meletakkan tanganku di tempat dia akan duduk, dan kelihatannya dia juga gak perduli walaupun dia sedang menduduki tanganku…

Seminggu kemudian, dia melakukan hal yang lebih gila lagi. Dia udah gak memakai apapun lagi di badannya. Walaupun gak setiap saat (mungkin dia takut masuk angin ;). Tapi, ketika dia bekerja, dia tetap dalam keadaan b*gil. Bukan itu aja, kalo dia ke kamar mandi juga udah gak pernah menutup pintu lagi.

Sehingga, apapun kegiatannya di kamar mandi kelihatan dengan jelas dari luar…Aku langsung menunggu dia nyapu ke kamarku, supaya bisa melihat lebih dekat. Dan setengah jam kemudian dia masuk kamarku., dan mulai membereskannya. Dan ketika dia nungg*ng, terlihat jelasalah an*snya yang indah itu.

Ingin rasanya menj*lati an*snya itu setiap hari, membersihkan kotoran-kotoran yang menempel di sekeliling an*snya, uugh.. Lalu tiba-tiba dia menghadap ke aku yang sedang tiduran di tempat tidur, lalu berkata..
“Dek, kakak cape nih. Numpang duduk bentar yah??”
“Eh? Yaa.. udah kak boleh”
Dan dia juga melebarkan b*lahan pant*tnya dengan kedua tangannya, seolah-oleh ingin menempelkan an*snya ke wajahku. an*snya menempel tepat di bibirku. Badanku bergetar karena gembira, dan ga*rah. Pertama-tama kucium mesra an*snya, dan pembantuku itupun mulai mend*sah. Kucium lagi pinggiran-pinggiran an*snya dengan lembut.

perlahan-lahan kujulurkan lidahku dan kuj*latin sekeliling an*snya, dan dia pun menggelinjang kegelian. Lalu kutusukkan secara perlahan lidahku ke an*snya. AAAh, sentuhan pertama yang bakal kuingat sampe tua. An*snya rasanya agak pahit trus aneh gitu, susah deh ngejelaskannya.

Kuj*lat-j*lat an*snya dan sekarang dengan penuh n*fsu, dan penuh kerinduan. Dia pun mulai bergerak liar di atasku. Tangannya sekarang gak hanya diam. Yang kanan mengelus-elus k*nt*lku. Yang kiri sedang sibuk bermast*rbasi ria. Koc*kannya berkali-kali terhenti karena sedang berkonsentrasi untuk menggapai kenikmatan…

“aaaaah,, budi j*latin terus an*s kakak. Ah ayo sayang..” Teriaknya. Kelihatannya dia udah gak perduli apapun lagi. Dan beberapa saat kemudian dia menjambak rambutku dengan keras, dan setengah berdiri dengan lutunya, dan mengerang, pertanda dia sudah mencapai org*sme…

“Makasih yah dek, sekarang giliran kakak yang muasin kamu” katanya sambil tersenyum manis. Dic*uminya bib*rku dengan ganas. Karena aku masih dalam pertumbuhan, ukuran bibirnya dengan bibirku jauh berbeda. Dengan mudahnya dia mel*mat bibirku yang mungil ini, bahkan ketika dia menc*umku, dagukupun ikut terkena c*umannya.
Setelah itu dia mulai menj*latiku lagi. Dari mulai pipi, hidung, keningku, dan daguku. Sampai-sampai wajahku basah kena j*latannya. Dan dia pun mulai mel*dahi wajahku dengan gemas. Aku hanya diam aja menikmati segala perlakuannya padaku.

Perlahan-lahan j*latan-j*latannya mulai turun keleher, lalu ked*d* dan sampai ke put*ngkupun dij*lat-dan dih*sap-h*sapnya. Dan tangannya mer*ba-r*ba put*ngku yang satunya ladi… Setelah itu, dia membuka celanku sampai terlihatlah k*nt*lku yang masih kecil mungil ini.

Posting Komentar

0 Komentar