2 bulan kemudian.
(Pov Ine)
Tut.. Tut.. Tut !!
Suara nada panggilan di hpku. Aku sekarang sedang menelepon pacarku yang bernama Fian.
“Halo sayang”
“Hikss.. Iya halo” jawabku sambil menangis.
“Kenapa menangis sayang?”
“Galau. Emmhh. Jadi gi..ma..na kepu..tu..san..mu?”
“Sudah jangan nangis sayang, 2 hari lagi aku akan menemui papamu. Ndak perlu galau lagi ya”
“Hiks.. gimana gak galau, aku ta..kutt”
“Sudah jangan khawatir, susah senang kita selalu menghadapi bersama-sama. Apalagi hanya masalah ini. Aku lelaki jantan sayang. Kita pasti bisa menyelesaikan masalah”
“Bukan masalah itu, aku taa...kuutt papa menolak kamu sayang”
“Sudah jangan terlalu dipikirin. Aku yakin papamu pasti menerimaku meskipun.. meskipun itu sulit. Tapi aku siap kok dan akan memperjuangkan kamu. Apa perlu aku membawa orang tuaku ke sana?biar bisa ngeyakinin kamu”
“Kal..lau bawa keluargamu aku semakin takut”
“Yasudah biar aku sendiri. Setelah itu baru aku bawa keluargaku”
“Iya. Yasudah kalau begitu. Aku tunggu 2 hari lagi ya”
“Iya. Dadah sayang. Tunggu aku ya. Sebentar lagi aku akan menikahimu. Sudah ya.. love you”
“Iya sayang. Love you too”
Klik !
Aku mematikan handphoneku, kemudian aku merebahkan badanku di atas kasur sambil menatap langit kamarku.
Sebentar lagi aku akan dinikahi lelaki pujaanku. Sudah 2 tahun kami berpacaran. Semenjak aku putus sama elle waktu SMA aku lama enggan punya pacar, tapi semenjak kuliah pertahananku runtuh. Aku terpikat oleh seniorku di kedokteran. Akhirnya aku berpacaran sama dia, ohya nama dia Gilang. Awal-awal pacaran dia baik, akan tetapi setelah 6 bulan berjalan dia selalu uring-uringan sama kayak elle. Masalahnya sederhana yaitu aku tidak mau diajak berhubungan badan. Aku sangat menjaga perawanku ini. Akhirnya aku trauma kejadian dengan Elle. Maka aku putuskan saja si Gilang ini.
Kemudian datanglah pangeranku ini. Dia seorang penyabar, perhatian, dan pastinya baik hati. Akhirnya aku berpacaran lagi dengannya. Awalnya aki takut kejadian dengan Elle dan Gilang terulang kembali. Tapi semakin lama berpacaran tidak terjadi. Waktu si Fian ngajak hubungan badan, aku sempat beberapa kali menolak. Tapi semakin aku menolak perhatian, penyayangnya masih sama tidak berubah sama sekali. Akhirnya tepat setahun berpacaran aku menyerahkan keperawananku kepada Fian.
Semenjak dapat perawanku Fian malah semakin sayang kepadaku. Dan aku tidak menyesal menyerahkan keperawananku ini, malah aku bangga karena aku yakin Fian ini akan menjadi pendamping hidupku nanti.
Dan telepon barusan ini, Fian akan segera melamarku. Sebenernya aku sekarang masih menjalankan studi kedokteran yaitu koas di salah satu rumah sakit di kotaku tempat kuliah. Tapi dalam minggu ini aku ijin cuti karena Fian akan segera melamarku.
Aku degh-degh an sekarang, aku takut lamaran Fian di tolak papa karena aku masih menjalani pendidikan. Tapi Fian tetep bersikukuh mau melamarku. Apalagi tadi katanya mau membawa ortunya ke rumah. Tapi aku bersikukuh biar fian sendiri yang meminta papaku, setelah papa setuju baru fian bawa keluarganya di hadapan papa.
Sekarang aku takut mau memulai pembicaraan kalau fian mau ke rumah, karena pasti papa akan marah karena aku masih menjalani studi. Tapi memang harus secepatnya Fian kesini dan melamarku agar kita berdua tenang dan khususnya aku agar tidak terbebani lagi.
Papa dan mama sekarang sendiri di rumah, hanya ada pembantu dan sopir yang setiap hari pulang, kalau dulu ada Untung yang mengabdi kepada papa mama. Sekarang Untung sudah kembali ke desanya setelah kakeknya meninggal. Kasian aku sebenernya sama Untung. Dulu aku sama dia sempet dekat, sebenernya terakhir sama dia aku ada rasa sedikit, sedikit saja. Tapi aku sadar Untung siapa, apa jadinya kalau aku berpacaran sama dia?yang hanya sebagai pembantu di sini.
Akhirnya perasaan itu aku kubur dalam-dalam. Apalgi semenjak aku kuliah aku sudah jarang ketemu dia, dulu sering aku curhat ke dia tapi setelah berpacaran dengan gilang aku sudah jarang menghubunginya. Bahkan sampai kakeknya meninggal aku juga tidak melayat karena kesibukan kuliah dan persiapan koas. Dan sampai sekarang kita semua lost kontak sama dia karena nomernya tiba-tiba tidak bisa di hubungi. Papa dan mama berulangkali menghubungi nya tapi selalu tidak aktif. Semoga kamu bahagia di Desa dan sukses ya Ntung.
Akhirnya aku sedikit tenang sekarang. Besok aku akan bicara sama papa dan mama mengenai rencana fian ke sini. Rasa kantukku pun mulai menyerang. Sekarang aku mau tidur dulu menyiapkan hari esok.
Triingg !!
Alarmku berbunyi, aku pun segera menggeliat dan bangun di pagi ini. Rencananya waktu sarapan ini aku bilang ke papa mama mengenai rencanaku semalam. Aku pun pergi ke kamar mandi untuk mandi pagi hari biar tenang dan otak segar agat aku lanacat membicarakan dengab papa mama.
Tok.. Tok.. Tok !!!
“Sayang, ayo sarapan dulu, makanan sudah siap di meja” suara mama berteriak memanggilku.
“Iyaa sebentar ma, habis mandi, mau nyisir rambut dahulu”
Setelah dandan ala kadarnya, aku segera keluar kamar untuk segera sarapan dengan papa mama. Terlihat papa mama sudah menunggu di meja makan.
“Pagi pa, ma”sapaku
“Pagi sayang” jawab mama
“Kenapa wajahmu kok sendu sayang, lagi ada sesuatu?ayo cerita ke papa dan mama”ujar mama
“Iii..yaa ma. Setelah sarapan ada hal yang akan Ine bicarakan”
“Oh yaudah, ayo makan duluan” kata mama seraya mengambil nasi ke piring papa.
5 menit kemudian kita semua sudah selesai sarapan.
“Gimana sayang, apa yang mau dibicarakan?”tanya mama memulai pembicaraan, sedangkan papa hanya diam saja.
“Gini ma, pa. Ehhmmm. Besok Fian mau ke sini”
“Oh iya. Kesini mah kesini aja. Udah lama papa sama mama nungguin kamu ngenalin pacarmu. Ya kan pa?” Jawab mama melegakan aku, terlihat papa juga menganggukkan kepala tanda setuju.
“Iya ma, semoga papa dan mama besok welcome ke fian ya ma, pa”
“So pasti sayang. Itu aja yang di bicarakan?”
“Iya ma, ii..tuu aja” jawabku gelagapan. Sebenernya aku mau terus terang bahwa tujuan fian kesini mau melamarku tapi aku entah mengapa hatiku bilang jangan dulu biar fian aja yang bilang ke mama papa. Kalau sekarang aku bilang aku takut di tolak papa sama mama.
“Yaudah, mama kira apaan kok tegang banget wajahmu”
“Hehe. Enggak ah masak tegang si ma”
“Yaudah papa dan mama berangkat kerja dulu ya. Kamu kapan berangkat koas?”
“Rencana setelah Fian ke sini, besoknya aku berangkat koas ma”
“Oh ya udah jaga rumah ya sayang”
Setelah itu papa dan mama berangkat kerja, sedangkan aku malas-malasan di kamar sambil membaca novel. Dan tak lupa aku WA fian untuk mengabari kalau papa dan mama sudah siap menyambutnya. Setelah terkirim, aku melanjutkan membaca novel.
Pagi ini merupakam pagi yang sangat cerah, sinar mentari sudah muncul untuk menyinari bumi. Tapi semakin mendekati kesini, hatiku semakin degh-degh an. Aku harus menyiapkan mental seandainya terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Tak lupa, aku pun berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar di lancarkan hari ini.
Kemudian aku menelpon pacarku.
“Halo sayang”
“Halo.. jadi jam berapa kesini sayang?”tanyaku
“Jam 8 an aku berangkat, paling nyampek rumah ya jam 11an sayang, kan 2 jaman perjalanan dari rumahku ke rumahmu”
“Kamu berangkat naik apa kesini?”
“Naik mobil sayang, biar papa dan mamamu semakin yakin dengan aku”
“Sayang. Aku deg-degh an”
“Sama sayang, tapi yakinlah semua baik-baik saja dan papamu menerima lamaranku. Tenang ya”
“Tapi kan.. gak semudah itu sayang”
“Ssssttt. Sudah gak usah terlalu dipikirin. Nanti kamu jadi stress. Biar aku aja yang menghadapi. Kamu tenang ya sayang”
“Yaudah kalau gitu”
“Yaudah aku siap-siap ya.. love you. Mmuaachh”
“Iya. Kalau mau berangkat kabari ya. Love you too. Mmwuachh”
Klik !!
Telepon dimatikan pacarku.
Huftt. Haaahhh !!
Aku menarik nafas panjang. Aku mau mandi dan dandan bersiap-siap untuk menyambut sang pangeranku ke rumah.
Tepat jam 8, Fian WA aku mengabari kalau mau berangkat, aku balas oke dan hati-hati di jalan gak usah ngebut. Kemudian aku melanjutkan dandan secantik mungkin.
Jam 9 aku keluar kamar, terlihat papa dan mama berada di ruang tv. Sekarang memang hari minggu jadi papa dan mama gak kerja dan santai-santai di rumah. Aku memandang kemesraan mereka berdua, tersenyum bercanda bahlan kadang tertawa.” Apakah setelah fian kesini, beliau berdua masih bisa bercanda dan tersenyum ya? Semoga lancar hari ini” ucapku dalam hati.
Akupun melangkah dan menyapa papa dan mama.
“Jam berapa pacarmu kesini sayang?”
“Paling sampai kesini 1 jaman lagi, tadi jam 8 mengabari kalau sudah mau berangkat”
“Yasudah kalau gitu mama mau mandi dulu dan siap-siap”
“Ikut mandi donk ma”
“Apa se papa ini. Di depan anak kok masih aja genit”
“Hahahaha”
Papa hanya tertawa saja setelah menggodai mama, aku hanya senyum-senyum saja melihat mereka berdua. Huft haaaahhh !!
Tepat jam 10 semua sudah menunggu di ruang tengah, papa juga sudah mandi setelah mama barusan. Papa juga sudah rapi dengan memakai kaos kerah polo, sedangkan mama memakai gamis panjang.
Aku pun segera WA ke Fian menyakan sudah sampai mana? Tapi hanya centang dua dan belum biru artinya belum di baca. Aku menunggu sambil degh-degh an.
Jam 11 fian belum menampakkan batang hidungnya. Aku beberapa kali WA gak ada balasan sama sekali. Aku telepon hanya dapat balasan “telepon yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar area…” aku, papa dan mama masih menunggu dengan sabar.
Jam 12 masih belum ada batang hidungnya fian, bahkan hpnya masih gak aktif. Aku pun risau dan galau. Sedangkan papa dan mama juga sudah gak sabar, beliau bolak balik tanya mana fian?perasaanku semakin gak enak. Sebelum ketemu papa mama sudah mengecewakan, apalagi setelah ketemu. Padahal masih ada mission yang akan kami lalui. Huft haahhh..
Karena papa gak sabar dan mulai mengantuk, beliau lalu pergi ke kamar untuk istirahat siang dan minta di temeni mama. Sontak, aku sendirian di ruang tamu sambil beberapa kali menghubungi fian. Beberapa kali aku menghela nafas sambil memikirkan keberadaan fian, “Apa jangan-jangan dia takut kemudian dia pergi dan ganti nomer?terus gimana nasibku ini. Hiks..hiks..hiks” Gumamku sambil meneteskan air mata.
0 Komentar