Pagi-pagi aku sudah bangun membersihkan dan bila perlu mencuci bagian luarnya saja biar tidak berdebu. Setelah acara bersih-bersih aku pun mandi dan dandan, kemudian sarapan dan ngopi sembari menunggu Bu Juleha untuk berangkat ke mini marketnya.
Terlihat Bu Juleha sudah siap dan aku menyudahi acara ngopi.
“ Mas sudah siap mobilnya?” teriak bu juleha.
“ Sudah siap Bu tinggal berangkat aja.” jawabku kepada bu juleha.
“ Mama berangkat dulu ya pa.. Assalamualaikum. doakan lancar” ucap bu Juleha sambil berpamitan kepada pak karim.
“ Saya juga berangkat dulu Pak” aku juga berpamitan kepada Pak karim
“ Iya hati-hati kalian berdua. Semoga lancar penjualan tokonya hari ini” kata Pak Karim
"Aminn ” ujarku bebarengan dengan Bu Juleha.
Setelah itu kita berjalan ke arah mobil dan aku mulai mengendarai mobil menuju toko di dalam kota dulu selanjutnya 2 kota sebelah. di dalam mobil aku dan Bu Juleha ngobrol-ngobrol ringan.
“ Mulai sekarang kalau lagi diluar jangan panggil Bu lagi. keliatan aku tua banget. Panggil aja mbak biar lebih akrab bagaimanapun kamu sekarang jadi wakilku biar tidak ada jarak” ujar Bu Juleha memulai obrolan.
“ Bener gak apa-apa aku panggil Ibu dengan sebutan mbak? “ Tanyaku kepada Bu Juleha
“ Iya gak apa-apa gini-gini jiwaku juga masih muda meskipun umur sudah tua, tapi manggil mbak di jam kerja aja kalau di luar kerja panggil Ibu aj” Jawab Bu Juleha.
“ hehe. Siaapp lagian gak kelihatan kok mbak kalau udah tua. Masih cantik kinyis-kinyis” Ujarku sambil sedikit menggodanya
“ masak ? Gak lagi nggombal kan?” Tanya Bu Juleha dengan wajah yang sedikit memerah.
“ eh.. maaf keceplosan tadi mbak, spontan aja jawabku tadi.” Ujarku malu – malu.
"So? Itu jawaban jujur atau Cuma menggoda aku” tanya Bu Juleha
“ hehe. Jujur mbak, sumpah. Masak Boss sendiri di goda.” Jawabku yang agak kikuk
“ hehe. Makasih mas, gak sia-sia donk perawatanku selama ini” ujar Bu Juleha. Memang setiap weekend Bu Juleha sering mengahabiskan waktu di salon untuk merawat wajah dan badan.
“ hehe iya mbak” jawabku sambil tersenyum.
“ ohya nanti kita bagi tugas ya, kamu ngecek stok gudang dan aku mau ngecek penjualan dan pembukuan keuangan. Agak siangan dikit kita ngecek di luar toko luar kota sekarang ngecek toko yang di dalam kota dulu” Ucap Bu Juleha
“oke siap mbak” Ujarku.
Setelah sampai toko kita sama-sama bagi tugas aku menju gudang dan mengelist barang mana yang stoknya tinggal sedikit dan perlu di pasok lagi sedangkan bu Juleha mengecek penjualan berserta keuangan.
Setelah agak siang kita pindah ke toko yang ebrada diluar kota. Kita sempet singgah di rumah makan untuk beristirahat dan makan siang bersama Bu Juleha. Selama perjalanan kita saling ngobrol, diskusi pandangan-pandangan masalah bisnis, politik indonesia, bahkan gosip artis pun kami obrolkan dan banyak hal lagi yang kami diskusikan selama perjalanan, beruntung aku dulu sering membaca buku, koran, mapun menonton berita. Jadi bisa mengimbangi apa yang menjadi bahan diskusi kami.
Begitulah sehari-hari aku bekerja menjadi supir maupun wakil dari Bu Juleha. Aku semakin akrab dengan beliau. Obrolan ringan, diskusi serius, bercanda apapun mewarnai kebersamaanku dengan Bu Juleha. Aku semakin nyaman kalau lagi dekat dengan beliau.
Aku tidak lagi menganggap Bu Juleha sebagai atasanku malah aku menganggap seperti teman bahkan sahabat. Bu Juleha tidak lagi menganggap aku sebagai bawahan atau orang tua dengan anak, dia menganggap aku sebagai temen dan rekanan bisnis. Kadang kalanya dia seperti orang tua memberikan aku petuah-petuah seputar kehidupan, kadang kalanya juga tentang usahanya banyak masukan-masukan untuk mengatasi masalah di usahanya seperti ide-ide untuk membuat barangnya lebih laku dan di terima di pasaran, kadang juga gosip seputar karyawannya, tetangganya, bahkan kita pernah obrolan tentang Ine juga.
“ kalau mbak perhatiin kamu kok sepertinya belum pernah bawa pulang pacar?” tanya Bu Juleha
“ Boro-boro punya pacar mbak, coba mbak pikir STM mayoritas cowok semua, setelah pulang sekolah juga langsung banyak kerjaan yang belum selesai, lagian aku juga masih memandang status yang gak seberuntung temen-temen jadi masih minder mbak.” Jawabku diplomatis
“ Ohh gitu. Jadikan ketidak keberuntunganmu cambuk agar kamu sukses mas tapi baguslah kalau begitu, cari pacar kalau udah sukses dan bisa menghasilkan uang dulu. Sekarang fokus kerja dulu” ucap Bu Juleha memberi petuah.
“ Iya mbak, hehe. Tapi sering grogi kalau deket sama cewek mbak” Ujarku
“ lha sekarang kan aku cewek. Apa kamu grogi?” Tanya Bu Juleha dengan wajah genit.
“ ya kan sudah sering bersama, awalnya dlu grogi tapi sekarang udah enggak” jawabku malu – malu.
“ ya makanya awal-awal aja kan. Lama kelamaan juga enggak, tapi sebentar - sebentar kamu gak hom-hom kan ? hehehe” Bu juleha masih tetap menggodaku.
“ enak aja hom-hom, normal ini mbak” jawabku sambil meyakinkan Bu Juleha.
“ iya-iya percaya, pokoknya pelan-pelan aja cari cewek. Jangan terburu-buru” bu jeuleha mulai memberika petuah-petuahnya.
“iya. siap mbak.” Godaku
Begitulah obrolanku sehari-hari bersama Bu Juleha yang membuat aku semakin nyaman. Cinta ke bu juleha? Bisa jadi tapi aku gak mau itu terjadi. Sungguh berdosa aku ke Pak Karim kalau sampai aku jatuh cinta ke Bu Juleha.
Sudah 4 bulan berlalu sejak mini market yang berada di luar kota berdiri berarti sudah hampir 5 bulan sejak aku jadi supir sekaligus wakilnya bu Juleha. Growth pertumbuhan mini market dari bulan ke bulan mengalami kenaikan. Bu Juleha merasa senang atas pencapaian karyawan tokonya dan tentu saja aku. Beliau mengucurkan bonus yang lumayan dalam pencapaian 4 bulan ini.
Kedekatanku dengan bu Juleha terus berlanjut. Bu Juleha sering curhat masalah-masalah kecil tentang suami, anak, dan sebagainya. Waktu aku tanya kenapa dia memilih cerita kepadaku?, jawaban dia karena sudah nyaman sama aku. Aku sudah di anggap lebih dari sekedar sahabat. Aku gak tau maksud dari jawaban bu Juleha. Tapi yang penting aku juga nyaman berada di deket Bu Juleha.
Mulai hari ini, ada yang beda dengan Bu Juleha, gak biasanya beliau murung seperti ini, sejak di jalan tadi beliau selalu diam seperti ada permasalahan yang aku gak tahu masalahnya itu apa. Sepanjang perjalanan tadi kita diam-diam padahal biasanya Bu Juleha selalu mengajak ngobrol, ada aja yang dibahas, kemudian muncul ide untuk mencairkan suasana.
“ Mbak, kemarin malam ada cerita lucu lho? ” aku mencoba untuk mencairkan suasana padahal kemarin malam gak ada cerita lucu apa-apa.
“.......” Bu juleha terdiam
Sepertinya gagal caraku seperti itu. Mungkin aku langsung to the point aj.
“ Ehm.. maaf mbak, tadi aku lihat mbak sepertinya ada masalah ya.. kalau tidak keberatan cerita aja mbak, gak baik disimpan sendirian nanti bikin cepat tua, rambut beruban semakin banyak lho” tembakku tapi sedikit memberikan lelucon.
“ enak aja, aku tiap minggu perawatan wajah sekaligus rambut lho kok di bilang ubanen” yess sepertinya berhasil.
“ wkwkwkwk. Bercanda mbak, gitu donk bicara, jangan diem - dieman” Ujarku dengan bercanda
“ kamu emang kadang-kadang nyebelin, itu lho si Ine, udah aku kirim uang sebulan sekali eh 2 minggu minta transferan lagi, kasih uang untuk 2 minggu eh seminggu udah minta lagi, pusing aku mas.” Curhat Bu Juleha
“ ya namanya kuliah diluar kota dan sendiri, mungkin ada kebutuhan mendesak mbak jadi di tengah-tengah jalan uang kiriman sudah habis.” Jawabku mencoba berpikiran positif.
“ tapi gak hanya sekali lho mas, berkali-kali seperti itu.” Jawab Bu Juleha
“ oke-oke mungkin mbak, mungkin di tanya buat apa, kalau memang buat kuliah gak apa-apa kan mbak sapa tahu buat beli buku dan lain-lain, kan kita gak tahu kuliah kedokteran seperti apa.” Jawabku mencoba berprasangka baik.
“ iya juga ya. Itu aku pikir masalah ringan sebenernya. Tapi ada satu lagi mas yang bikin aku gak ceria hari ini” ucap bu juleha
“ kalau boleh tahu apa mbak?” tanyaku
“ mmmmmmm ... mmmmmmmmm .... mmmmmmmmm ... aku malu ngungkapinnya mas”. Ucap Bu Juleha
“ kalau mbak belum bisa cerita gak apa-apa kok, tapi jangan ditekuk gitu wajahnya, nanti cantiknya hilang lho mbak” ucapku menggodanya. entah setan dari mana aku keceplosan bilang seperti itu.
Tanpa sadar Bu juleha menatapku lama. ”eh maaf mbak kalau aku salah ucap” ucapku. Aku semakin merasa gak enak sama Bu Juleha.
“ bener masih cantik?” Tanya Bu Juleha sambil menatapku.
“ ............ ”
“ Diem kan kamu, gak bisa jawab pasti tadi bohong” aku lihat mulai berkaca-kaca matanya
“ be..be..benaran kok mbak, masih cantik, apalagi mbak sering nyalon seminggu sekali, pasti awet cantiknya”.
“ Serius? Kalau tubuhku gimana masih sexy?”tanya bu Juleha sambil mengedipkan mata.
“ iiii.....yaaaa masih sexy pake banget kok mbak” jawabku terbata-bata
“ Tapi kok bapak gak pernah nyentuh aku ya” ucap Bu Juleha dengan sedih. Ohh ini yang bikin dia cemberut terus daritadi.
“ Gak mau nyentuh bagaimana ya mbak,perasaan tadi aku lihat bapak nyentuh gitu te, bahkan berangkat tadi aku lihat mbak cium tangannya bapak” ucapku dengan bingung sekaligus agar membuat tenang.
“ Bukan gitu mas. Kamu kok polos banget??. Nyentuh itu maksudnya berhubungan suami istri” Bu Juleha mencoba menjelaskan apa arti menyentuh.
“ oohh maaf gak tahu beneran aku mbak, mungkin bapak capek mbak tahu sendiri bapak seharian ke gudang kadang ngecek ke pabrik yang barangnya di suplay bapak,ke toko meubel untuk tagihan. bolak balik keluar kota kayak mbak sekarang ini. Kadang juga bapak sampai keluar pulau untuk menagih lagian umur bapak juga gak semuda dulu jadi tenaga terforsir” ucapku mencoba menghibur Bu Juleha.
“ ya kadang kalanya kita butuh untuk memenuhi kebutuhan rohani atau batin mas, sekedar merefresh akibat jenuh di pekerjaan. Tapi bapak selalu bilang capek-capek terus. Mungkin bener ucapan kamu”. Ucap bu Juleha sambil tatapannya kosong.
“ ya sabar aja mbak, mungkin mbak perlu bicarakan dahulu dengan Pak Karim permasalahan mbak ini” ucapku diplomati
“ iya deh coba nanti aku bicara sama Bapak, sapa tahu dapat solusinya” jawab Bu Juleha
“ Aminn” jawabku
Setelah selesai ngobrol mobil pun sudah memasuki halaman mini market. Kemudian aku parkir mobinya.
“ Oh ya mas tolong jaga rahasia yang barusan aku ceritain ya. Setelah aku curhat entah kok kenapa kok agak plong sudah gak sesedih tadi.aku juga gak boleh egois mikirin diri sendiri mungkin bener bapak lagi capek.“ ujar Bu juleha
“ syukurlah mbak kalau udah plong, pokoknya gini aja mbak, kalau butuh bantuan aku siap membantu untuk mengusir kegalauan yang mbak alami........” ucapku yang belum selesai bicara lang dipotong Bu Juleha.
“ beneran ya? Janji dulu sama mbak ?” tanya Bu Juleha
“ iya mbak aku janji, yang penting mbak gak sedih kayak tadi” jawabku agar Bu Juleha melupakan masalah yang membuatnya sedih dan cemberut kayak tadi.
“ oke sekarang mbak masuk toko dulu, silahkan kamu kerjakan apa yang harus dikerjakan. Sudah gak perlu aku intruksikan apa aja ya.. ” ujar Bu juleha sambil membuka pintu mobil
“oke siap mbak, aku mau langsung ke gudang mengecek sekaligus merapikan barang-barang di gudang” jawabku.
“oke” ucap bu juleha sambil menutup pintu dan berjalan ke dalam toko.
Beberapa hari setelah kejadian curhat itu, tidak ada kejadian yang menarik lagi. akupun semakin giat bekerja. Tapi ada yang mengganjal di hatiku semakin lama semakin tumbuh rasa kepada Bu Juleha, entah kena penyakit dari mana. Apa ini akibat dari doa temenku STM dulu kakak John yang dulu sempat mendoakan aku suka sama binor (bini orang)
>>>>
Waktu lagi istirahat di kantin Jojon (John) bercerita kalau dia habis kena borgol dan di kasih tato merah (Cupang) di seluruh dadanya karena ketahuan speak speak iblis (SSI) salah satu cewek kenalannya.
“ makanya ta lurr, suka kok suka binor, umur tua, susu kendor, pantat kendor kok masih di sukai” kataku ke John
“ Kamu gak merasakan sensasinya bisa menaklukkan binor lur, nih lihat nih cupanganku” ucapnya sambil membuka bajunya memperlihatkan tato merahnya (cupangan)
“ Idih di cium binor aja bangga lurr, bangga itu bila di cium artis kayak nikita mirzani, aura kasih, vanessa angel, syahrini dll” ucapku
“ Asuuu kamu ntung, tak doakan kamu kecantol binor yo.. pegangen omonganku” kata john bersungut-sungut
“ ngoahahahahahaha.. gak akan terjadi lurr, aku masih suka yang daun muda” ucapku nyinyir john.
(Flashback end)
<<<<<<
Aku segera menepis pikiranku. Aku bertekad mengubur rasa ini ke Bu Juleha biar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Aku tidak boleh suka ke Bu Juleha. Memang badannya Bu Juleha padat dan sekal seperti gadis 20an tapi bagaimanapun dia status bini orang dan umurnyanya pun sudah 38 tahun. Jadi aku harus bisa mengalahkan rasa ini di pikiran dan hatiku.
Selang beberapa hari kemudian saat itu lagi keluar kota bersama Bu Juleha. Terlihat masih agak murung lagi. tiba-tiba dia curhat lagi.
“ Mas aku cerita lagi, aku sudah berbicara dengan Pak Karim terkait masalah itu. Awalnya Bapak bilang ‘iya memang capek, karena kalau udah tua capek mempengaruhi nafsu ’ akhirnya kita cari waktu yang pas untuk melakukan itu sampai kita ke luar kota hanya untuk begituan lho mas, tapi Bapak udah gak kayak dulu. Gak sekuat dulu” Ujar Bu Juleha menceritakan masalahnya.
“ ...... ” aku diam tidak bisa menjawab dan masih berpikir
“ Mas kok diem?” ujar Bu Juleha membuyarkan konsentrasiku untuk mencari solusi
“ Eh iya mbak. Jadi gini pernah aku baca majalah dewasa memang mbak faktor usia mempengaruhi daya tahan sex, dulu kuat sekarang gak lama. Tapi mungkin ini mbak masih mungkin di kasih obat kuat” ucapku setelah aku menemukan solusi
“ Obat kuat yang gimana?” tanya Bu Juleha
“ Mungkin ya jamu kuat, atau STMJ bisa juga teluar ayam kampung” Ucapku
“ Oh iya ya kok aku gak kepikiran ya. Nanti aku akan coba kalau begitu” jawab Bu Juleha
Lega rasanya bisa memberikan solusi. Awalnya aku sempet bingung tapi setelah aku berpikir dan aku ingat di majalah dewasa pernah ada yang curhat soal suami yang kurang tahan lama. Akhirnya aku menemukan solusi itu.
“ Sebentar-sebentar mas, tadi kamu bilang baca majalah dewasa? Bener?” tanya Bu Juleha.
'Aduh matih aku” batinku
“ iiiii...yaaa mbak.. ya bagaimanapun aku juga cowok normal mbak” ucapku lega karena sudah memberikan alasan yang masuk akal
“ sekarang masih sering lihat?” tanya Bu Juleha
“ maasih mbak, kalau lagi longgar dan pengen aja” jawabku jujur
“ sekarang lagi pengen? ” tanya Bu Juleha sambil mengedipkan mata
“ ehh ... mmmm ... mmmmm ...” aku bingung mau menajwab apa
“ hahahahahaha.. bercanda - canda,, aku lagi pengen nggodain kamu” jawab Bu Juleha memotong kegugupanku tadi
“ hehehe. Dasar kamu mbak” ucapku sambil menggaruk-garuk rambut yang tidak gatal
“ hahahahahaha” Bu juleha masih tertawa seneng.
Akhirnya kami sampai di tokonya dan kita mulai bekerja lagi untuk menaikkan penjualan toko.
0 Komentar