Ataku masih belum terbuka benar saat samar-samar kulihat seorang perempuan paruh baya bersusu mirip pepaya Solo itu tengah asik mengulum kontolku yang ternyata sudah mulai tegang.
Kucoba mengingat dimana aku saat ini… aah iya, ini di villa milik ibu, dan aku tadi tertidur cukup nyenyak dan sangat lelap akibat kelelahan melayani dua orang perempuan berumur lebih tua ibu kandungku, Bu Siska yang kini jadi ibuku, calon ibu mertuaku dan Bu Hesti yang juga dosenku. Pelan-pelan aku tersadar dan membuka mata penuh, Bu Hesti adalah perempuan paruh baya yang kini sedang asik menyemoti, mengulum dan menyedot kontolku, matanya melirik kearah wajahku, segurat senyum nakal dari dosen binal itu tampak saat menyadari aku sudah terbangun dan membuka mata.
“Ibu kemana tante?” tanyaku sambil membelai rambut Bu Hesti yang tengah asik mengulum kontolku. Sejenak ia melepaskan kulumannya dan menjawab…
“Eh… sudah bangun kamu rupanya, tadinya tante mau perkosa kamu yang lagi tidur! Hihihi… gagal deech… tuh ibumu di teras belakang, nungguin kita, mau makan malam katanya…”
“Oooooh… tante mau lagi?”
“Iya nih Bud, boleh kan? Waktu bangun tadi tante lihat kontolmu setengah ngaceng, tante jadi horni, boleh ya? Paling juga 5 menit aja tante sudah keluar…” pintanya sedikit memelas setelah melihat kontolku yang kini jadi super keras!
“Boleeeehhhh” jawabku singkat dan langsung menunggingkan pantat Bu Hesti, kutempatkan diri dibelakangnya dan tanpa perlu menjilat memeknya aku langsung mencoblos. Benar dugaanku, memek dosen akuntansi itu memang sudah becek, seperti biasa kalau ia sudah horni ingin dientot, memeknya pasti basah sangat!
Segera kuberi genjotan yang awalnya pelan, tambah kecepatan, tepuk pantatnya, kocok makin cepat, tekan lebih kuat saat kontolku menusuk sampai mentok ke dasar rahimnya, dan yesss!!!
“Aaaaahhhhhhhhh Budiiiihhh Tante kelluaaar akkuuhhh ngecroootttttt aaaahhhhhhhh ennaaaakkkkk!!!” Teriaknya panjang lalu tersungkur ambruk di kasur itu.
“Heeeehhhh kalian pada belum laper?” suara ibu tiba-tiba terdengar dari arah belakangku.
“Hihihiiiii, sorry sis… maklum penganten baru… pengennya ngeweeek teruuussss” Bu Hesti yang menyahut
“Hahahah lu udah bisa ngomong ngewek! Ngentooootttttt noon!”
“Iya ngentot, ngewek, memek gue gatheeellllll!!! Pengen dientot!! Mau diewek terusss ama kontol anak lu!!!”
Ibu rupanya jadi ikutan horny, kelihatan dari matanya yang memelototi kontolku yang masih saja gaceng! Dia mendekati kami, sampai di pinggir tempat tidur, masih dalam keadaan berdiri, ibu menaikkan 1 kakinya, ujung bawah lingerie nya otomatis terangkat dan menunjukkan pemandangan seronok berupa memek berjembut itu kepadaku!
M
“Giliran ibu nih yang minta diservice kamu sayangkoi9” pintanya padaku. Tentu aku juga senang, dengan cepat aku berdiri di hadapan ibu, tangan kiriku memegang ujung kontol, kutempelkan ujungnya persis di bibir memek ibu yang sudah siap menerima masuknya kontol besarku.
Ataku masih belum terbuka benar saat samar-samar kulihat seorang perempuan paruh baya bersusu mirip pepaya Solo itu tengah asik mengulum kontolku yang ternyata sudah mulai tegang.
Kucoba mengingat dimana aku saat ini… aah iya, ini di villa milik ibu, dan aku tadi tertidur cukup nyenyak dan sangat lelap akibat kelelahan melayani dua orang perempuan berumur lebih tua ibu kandungku, Bu Siska yang kini jadi ibuku, calon ibu mertuaku dan Bu Hesti yang juga dosenku. Pelan-pelan aku tersadar dan membuka mata penuh, Bu Hesti adalah perempuan paruh baya yang kini sedang asik menyemoti, mengulum dan menyedot kontolku, matanya melirik kearah wajahku, segurat senyum nakal dari dosen binal itu tampak saat menyadari aku sudah terbangun dan membuka mata.
“Ibu kemana tante?” tanyaku sambil membelai rambut Bu Hesti yang tengah asik mengulum kontolku. Sejenak ia melepaskan kulumannya dan menjawab…
“Eh… sudah bangun kamu rupanya, tadinya tante mau perkosa kamu yang lagi tidur! Hihihi… gagal deech… tuh ibumu di teras belakang, nungguin kita, mau makan malam katanya…”
“Oooooh… tante mau lagi?”
“Iya nih Bud, boleh kan? Waktu bangun tadi tante lihat kontolmu setengah ngaceng, tante jadi horni, boleh ya? Paling juga 5 menit aja tante sudah keluar…” pintanya sedikit memelas setelah melihat kontolku yang kini jadi super keras!
“Boleeeehhhh” jawabku singkat dan langsung menunggingkan pantat Bu Hesti, kutempatkan diri dibelakangnya dan tanpa perlu menjilat memeknya aku langsung mencoblos. Benar dugaanku, memek dosen akuntansi itu memang sudah becek, seperti biasa kalau ia sudah horni ingin dientot, memeknya pasti basah sangat!
Segera kuberi genjotan yang awalnya pelan, tambah kecepatan, tepuk pantatnya, kocok makin cepat, tekan lebih kuat saat kontolku menusuk sampai mentok ke dasar rahimnya, dan yesss!!!
“Aaaaahhhhhhhhh Budiiiihhh Tante kelluaaar akkuuhhh ngecroootttttt aaaahhhhhhhh ennaaaakkkkk!!!” Teriaknya panjang lalu tersungkur ambruk di kasur itu.
“Heeeehhhh kalian pada belum laper?” suara ibu tiba-tiba terdengar dari arah belakangku.
“Hihihiiiii, sorry sis… maklum penganten baru… pengennya ngeweeek teruuussss” Bu Hesti yang menyahut
“Hahahah lu udah bisa ngomong ngewek! Ngentooootttttt noon!”
“Iya ngentot, ngewek, memek gue gatheeellllll!!! Pengen dientot!! Mau diewek terusss ama kontol anak lu!!!”
Ibu rupanya jadi ikutan horny, kelihatan dari matanya yang memelototi kontolku yang masih saja gaceng! Dia mendekati kami, sampai di pinggir tempat tidur, masih dalam keadaan berdiri, ibu menaikkan 1 kakinya, ujung bawah lingerie nya otomatis terangkat dan menunjukkan pemandangan seronok berupa memek berjembut itu kepadaku!
“Giliran ibu nih yang minta diservice kamu sayang” pintanya padaku. Tentu aku juga senang, dengan cepat aku berdiri di hadapan ibu, tangan kiriku memegang ujung kontol, kutempelkan ujungnya persis di bibir memek ibu yang sudah siap menerima masuknya kontol besarku.
0 Komentar