Saat ku nyalakan kulihat Indah yang sedang berdiri di kamarnya dan sudah bertelanjang hanya mengenakan celana dalam berwarna putih. Terdengar suara musik dari background video tersebut.. dan sambil tertawa Indah melompat-lompat dan berjoget di video itu. Payudaranya terlihat bergerak naik turun.. dan beberapa saat kemudian videopun berakhir.
Entah kenapa aku masih belum puas dengan video itu.. akupun mencoba membuka video lainnya.
Di video kali ini ku lihat Indah duduk bersilah diatas kasur kamarnya dengan jilbab besar, aku sama sekali tak bisa melihat tubuhnya yang tertutup jilbab besar itu.. hanya wajahnya yang tersenyum sambil menatap kamera. Lalu dengan tiba-tiba dia berdiri di atas kasur, dan begitu terkejutnya aku yang melihat anakku yang bertelanjang di balik jilbab besarnya. Hanya jilbab dan celana dalam merah yang menutupi tubuhnya. "Hihii.." Sambil tertawa kecil dia mendekatkan Payudara ke depan kamera.
Sambil memainkan putingnya yang terlihat kecil namun begitu kencang dengan jarinya sambil tersenyum.
"Astagfirullah" Gumamku.
Lalu camera yang sepertinya sudah terpasang pada tripod di pegangnya sambil merekam tubuhya sendiri.. Indah berdiri sambil berputar-putar di kamarnya. Ku lihat payudaranya yang bergerak naik turun dari camera. Aku yang duduk di sofa mulai berdebar saat ku lihat dia menghampiri pintu kamar setelah melepas jilbabnya.
Dia berjalan keluar dengan yakin, seperti tak ada seorangpun di rumah. Aku tak tau itu jam berapa, tapi aku yakin hanya Indah seorang di rumah saat itu.
Sambil menutupi payudaranya dia tersenyum berjalan menuju ruang depan.. dia berdiri di depan jendela depan tanpa takut ada yang akan melihatnya. Lalu dia kembali menuju dapur.. setelah camera di letakkanya di meja dia terlihat seperti melakukan kegiatan yang biasa ku lakukan seperti mencuci piring, menyapu, bahkan mengepel. Dia melakukan itu di seluruh ruangan hanya mengenakan celana dalam. Tak lama di kembali ke kamar dan videopun berakhir.
Aku tak tau apa yang ada di pikirannya saat itu.. aku yang keherananpun hanya terdiam di sofa. Aku ingin melanjutkan menonton video lainnya, namun karena perutku yang mulai lapar.. akupun pergi memasak. Aku yang memasak terus melamun.. memikirkan Indah yang bertelanjang sambil berkeliaran di rumah. Aku saja bahkan setelah atau sebelum mandipun paling tidak masih mengenakan daster. Belum lagi aku terbayang saat dia memainkan putingnya dengan jari.
Sesaat terbesit di benakku membayangkan diriku sendiri sedang bertelanjang bulat sambil memasak. "Astagfirullah" Ucapku.
Malampun tiba, aku yang berada di balik selimut masih memikirkan Indah yang telanjang bebas sambil berkeliaran di rumah. "Kok dia berani banget ya kayak gitu.. kalo sampe ada yang liat gimana coba?".
Keesokan paginya setelah Dini berangkat sekolah aku duduk di sofa sebelum memulai kegiatanku.. setiap melihat sudut rumah aku selalu terbayang Indah yang hanya mengenakan celana dalam sedang membersihkan rumah. Akupun kembali membuka video yang ku lihat kemarin.. ku lihat wajahnya yang seperti merasa bebas berkeliaran tanpa merasa takut sedikitpun. Aku masih tak tau kenapa dia melakukan itu.
Dan bukannya aku berhenti, aku malah membuka video selanjutnya di HP ku. Bukan karena aku ingin melihat Indah yang telanjang.. namun aku ingin tau apa lagi yang dia lakukan di rumahku.
Kali ini ku lihat anak ku sedang berdiri dengan baju tidur dan jilbabnya di kamar.. lalu diapun melepas semua pakaiannya, dan hanya celana dalam putihnya yang tersisa. Tubuhnya masih terlihat lebih langsing.. aku tak tau dia merekamnya kapan dan aku juga tak tau dia merekamnya jam berapa.. namun jantungku berdebar saat dia dengan perlahan membuka pintu kamar nya. Begitu gelap ku lihat di depan pintu kamarnya. Sesaat kemudian dia mengendap keluar.. Terlihat suasana yang begitu tenang dan gelap. Aku yakin dia melakukan itu di malam hari. Dia berjalan mengendap dan kemudian berdiri di depan kamar ku sejenak, seperti memastikan kalo aku dan suamiku sedang tertidur, lalu dia berjalan menuju pintu depan.. setelah mengintip suasana teras rumah yang sepi diapun perlahan membuka pintu yang terkunci dengan begitu perlahan.
Betapa terkejutnya aku.. saat ku lihat anak ku Indah yang hanya mengenakan celana dalam berjalan keluar pintu. Dia berdiri di balik gerbang sesaat. Entah apa yang ada di pikiran anak ku itu.. dia tiba-tiba merebahkan badannya terlentang di lantai teras di depan gerbang, terlihat putingnya mengacung ke atas tak tertutup apapun.
"Eh anak kost ada yang masih bangun gak ya.. coba liat bentar ah" Ucapnya. Indahpun terlihat berdiri dan kemudian dia berjalan menaiki tangga ke kost-kostan di lantai 2. Jantungku makin berdebar kencang melihatnya.. namun sesaat kemudian dia terlihat panik dan lari turun lagi kebawah.
"Untung gak keliatan.. hihi" Ucapnya sambil berjalan pelan setelah mengunci pintu rumah.
Sambil tersenyum diapun kembali ke kamarnya.. sesampainya di kamar dia melepas celana dalamnya dan langsung masuk ke dalam selimutnya.
"Kalo tadi sampe ada anak kost liat.. diapain ya gw? hihi" Ucapannya dari balik selimut dan sesaat video pun berakhir dengan Indah yang tidur dengan selimut tanpa mengenakan apapun.
"Astagfirullah, ngomong apa sih.." Ucapku. Lagi-lagi aku di buat bingung dengan kelakuan Indah di video itu.
Dan Karena siang itu aku ada arisan akupun segera berbenah dan mencoba melupakan video yang ku lihat tadi.
Malampun tiba.. setelah sholat Isya aku pun hanya duduk sambil melamun menonton TV dengan Dini di ruang tengah.
Dini : "Mahh.. maahhh.. mamaaahhhh"
Aku : "Eh iya.. kenapa sayang?"
Dini : "Dari tadi mamah ngelamun mulu.. mikirin apa sih?"
Aku : "Eh.. gak ada kok.."
Dini : "Hmmmm.."
Tentu sana aku tak bisa melupakan video yang ku tonton tadi pagi.
Jam sudah menunjukkan angka 12 malam di dinding kamarku, namun aku masih belum tertidur. Aku terus memikirkan ucapan Indah dari tadi.. ucapan yang membuatku merinding. Ucapan yang Seolah-olah dia berharap orang lain melihatnya telanjang seperti itu.
"Kenapa dia berharap seperti itu? kenapa dia berharap orang lain melihatnya telanjang?" Batinku.
Pikiranku tak karuan memikirkan itu.. aku yang tak bisa tidur pun akhirnya keluar dari kamar. Suasana rumah yang begitu gelap dan hening membuatku terdiam sambil berdiri di depan pintu kamar. Entah apa yang sedang ku lakukan.. aku yang mengenakan baju daster dengan jilbab Instantku kemudian berjalan perlahan menuju ruang depan. Terlihat Cahaya lampu teras yang masuk melalui jendela begitu terang.. sesaat akupun mencoba mengintip dari jendela. Terbayang sesaat anak ku Indah yang terlenjang di lantai dekat gerbang.
Aku termenung sesaat..
"Kenapa?" Hanya itu yang ada di pikiranku saat itu.
Tak lama akupun kembali kekamar ku.. dan berdiri di depan cermin sambil menatap tubuhku sendiri.
Aku ingin tau. "Apa sih sebenarnya yang sedang dia lakukan..? Apa sih yang dia coba rasakan..?"
Dan Sesaat aku mencoba melepas jilbabku.. rambutku yang sebahu ku biarkan terurai. Dan entah apa yang merasuki ku malam itu.. aku mulai melepas dasterku di depan cermin dan di susul BH putih ku. Kulihat tubuhku sendiri yang hanya mengenakan celana dalam berwarna putih di depan cermin beberapa saat.
Aku hanya terdiam sambil menatap dinding di sekitar kamarku.. seketika aku berjalan menghampiri pintu, jantungku pun mulai berdebar tak karuan.
"Apa jadinya kalo aku keluar kamar dengan keadaan seperti ini?" Gumamku.
Dan dengan tangan yang gemetar ku pegang gagang pintu di hadapanku.. dan karena rasa takut yang begitu besar, akhirnya akupun mengurungkan niat itu. Aku berlari masuk ke kasur.. masuk kedalam selimutku.
Aku terdiam tanpa suara sambil memeluk guling yang menyentuh langsung pori-poriku. Dan sambil termenung akupun tak sadar dengan tubuhku yang hanya mengenakan celana dalam akhirnya terlelap di malam itu.
4 jam kemudian Adzan Subuh membangunkanku. Aku yang tadi tertidur tanpa sadar sontak kaget melihat tubuhku sendiri yang terlentang bebas tak tertutup selimut lagi. Payudaraku terlihat begitu bebas dengan celana dalam putihku yang masih menutupi kemaluanku. "Astagfirullah" Ucapku sambil mengenakan kembali dasterku dan berlari ke kamar mandi.
Sampai pukul 8 pagi, setelah Dini berangkat sekolah aku hanya termenung teringat aku yang tertidur hanya mengenakan celana dalam semalam. "Kalo ada yang liat aku semalem gimana.. kalo sampe Dini liat aku gimana coba.. bisa mati aku".
"Aku ngapain sih semalem.. Astagfirullah".
Yang aku lakukan semalam benar-benar membuatku bingung, kenapa aku tidur begitu. Pagi itu pikiranku pun masih tak tenang..
Sambil menyapu aku terkadang melamun "Kalo yang di video Indah itu, tiba-tiba ada orang yang mergokin dia gimana ya? kalo kepergok papahnya sih paling di pukulin.. tapi kalo anak kost yang mergokin? apa jangan-jangan di perkosa? Astagfirullah.. pikiranku kok gini sih. Lagian anak kost juga alim-alim yang masuk sini, palingan juga di laporan ke papahnya." Ucapku.
"Tapi.. kalo Indah di pergokin maling? Astagfirullah.. bisa beneran di perkosa sih."
"Eh.. kalo.. kalo semalem ada maling? kalo pas aku tidur telanjang semalem ada maling?" Aku terdiam sesaat sambil memegang gagang sapu di dapur.
"Astaugfirullah.." Ucapku. Seakan masih tak percaya dengan apa yang ku lakukan semalam. Membayangkan seseorang melihat tubuhku yang sedang tanpa busana.
"Apa jadinya kalo aku di perkosa?" Gumamku sambil kembali melamun.
"Ehh.. Tapi.. aku kan cuma nenek-nenek, mana juga ada maling merkosa orang kayak aku yang udah punya cucu."
"Kalo Indah bisa jadi sih.. dia kan masih cantik"
"Astagfirullah.. udah ah"
Dan Entah kenapa karena memikirkan hal itu ada rasa sedikit kesal di hatiku.
Indah : "Assalamualaikum.. maahhhh" Suara Indah terdengar dari pintu depan.
Aku : "Waalaikumsalam.." Suaraku agak malas menjawabnya.
Indah : "Mamah lagi ngapain?"
Aku : "Lagi nyapu.."
Wajah ku agak sinis melihat anak ku itu.. mungkin karena Video Indah yang keluyuran di rumah tanpa busana.
Indah : "Oh.."
Indah : "Aku titip anak ku lagi ya mah.."
Aku : "Kemana lagi kamu?" Tanyaku agak kesal.
Indah : "Biasa mah.. kerjaan"
Aku : "Pulang jam berapa emang?"
Indah : "Kayaknya agak sore deh"
Aku : "Ya udah"
Indah : "Ya udah aku berangkat dulu ya mah"
Aku : "Iya." Nadaku masih kesal.
Entah kenapa aku begitu kesal padanya.. "Apa karena aku yang melihatnya keluyuran di rumah ku sambil telanjang bulat? atau aku yang cemburu dengan tubuh anak ku sendiri?."
Pagi itu aku hanya bermain dengan cucuku, setelah Indah menitipkan anaknya.
Sampai sore hari setelah Indah pulang kerja aku pun berbincang di teras depan dengannya. Aku tak mau membicarakan video dirinya yang sudah aku tonton.. entah kenapa aku takut dia akan marah kalau aku melihat video dirinya. Kami berbincang tentang kegiatanku akhir-akhir ini, sempat juga dia menanyakan alat pijat yang di berikannya padaku tempo hari.
Indah : "Mah.. alat pijet yang kemaren masih mamah pake?"
Aku : "Masih.. kenapa emang?"
Indah : "Gapapa mah.."
Aku : "Oh iya.. mamah juga nemu minyak urut di bawah kasur kamu.."
Indah : "Minyak urut?"
AKu : "Iya di sebelah alat pijet kamu, kadang mamah pake buat mijet juga sih"
Indah : "Coba mah.. aku mau liat"
Aku : "Bentar mamah ambilin" Aku pun mengambil botol berisi minyak itu di kamarku.
Indah : "Ini mamah pake buat apa?! kok tinggal setengah?" Tanyanya kaget setelah melihat botol yang ku berikan.
Aku : "Ya buat pijet lah.."
Indah : "Ini kan minyak buat ...."
Aku : "Buat apa?"
Indah : "Buat.. ee.. udah mamah gak usah pake ini lagi deh" Nadanya agak keras.
Aku : "Ihh kenapa sih kamu marah-marah gitu"
Indah : "Udah pokoknya jangan.."
Aku : "Kok gitu sih kamu"
Indah : "Pokoknnya jangan maahhh"
Aku : "Iya.. tapi itu minyak buat apa?"
Indah : "Bukan buat apa-apa.."
Aku : "Aneh banget sih kamu"
Indah : "Aku mau tanya sama mamah.. mamah gak kenapa-kenapa kan abis make minyak ini?"
Aku : "Hmmm.. enggak"
Indah : "Biasanya mamah pake buat mijet apa?"
Aku : "Buat mijet tangan sama kaki paling"
Indah : "Mamah gak ngerasa aneh gitu abis pake minyak ini?"
Aku : "Ehmmm.. enggak, biasa aja.. emang kenapa?"
Indah : "Enggak deh mah"
Aku : "Aneh kamu ih"
Setelah nya Indahpun pulang dengan membawa botol berisi minyak itu. Aku tak mengerti kenapa Indah marah setelah dia melihat botol minyak itu. "Baunya emang bukan kayak minyak urut sih, di pake juga gak kerasa panas." Gumamku sambil mencium botol yang sama yang saat ku temukan memang ada 2 botol.
Aku sebenarnya agak takut setelah Indah marah tadi tentang botol minyak itu. Karena takut akupun kemudian hanya menyimpannya dalam lemari.
Beberapa hari kembali berlalu, aku berfikir kejadian kemarin hanya rasa penasaranku saja, dan akupun sudah melupakannya.
Di sabtu pagi hari itu setelah sholat subuh Indah datang lagi menjemputku untuk jalan ke taman. Selama ditaman kembali Indah banyak bertanya tentang apa yang ku lakukan akhir-akhir ini, bahkan dia bertanya tentang perasaanku.. Aku tau beberapa hari lalu aku melakukan hal bodoh, aku juga sering memonton video lamanya. Namun tak mungkin aku menceritakan hal itu.
Sampai akhirnya dia bertanya. "Mamah gak mau nikah lagi?" Tanya Indah padaku.
Aku tak tau kenapa Indah bertanya seperti itu padaku, aku yakin dia sayang dengan papahnya. Begitu juga dengan anak-anakku yang lain.. tapi aku yakin dia pasti berfikir tentang nasibku kelak jika Dini sudah menikah nanti.
Pertanyaan itu membuatku terdiam sesaat, aku hanya duduk terbayang suamiku yang sudah meninggal. Dan dengan tegas aku menjawab.. bahwa aku tak mau menikah lagi.
Indah : "Emang kenapa mamah gak mau nikah lagi?"
Aku : "Enggak sayang.. mamah gak tega"
Indah : "Gak tega kenapa mah?"
Aku : "Mamah gak tega aja sama anak-anak mamah"
Indah : "Tapi nanti kalo Dini nikah terus tinggal sama suaminya mamah kan jadi sendiri"
Aku : "Iya sih.. tapi kan rumah kamu sama Icha juga deket, nanti bisa juga kan Dini tinggal sama mamah kalo udah nikah"
Indah : "Iya juga sih.."
Indah : "Tapi Mamah yakin?"
Aku : "Iya.. mamah yakin, lagian siapa juga yang mau sama mamah yang udah tua begini"
Indah : "Ihh.. kata siapa mamah udah tua.. umur 44 tuh masih muda mah, lagian mamah masih cantik tau"
Aku : "Udah ah.. gak jelas banget kamu"
Indah : "Hehe.. iya mah, maaf"
Indah : "Asal jangan di lampiasin ke yang aneh-aneh aja" Suaranya lirih.
Aku : "Kamu ngomong apa?"
Indah : "Enggak mah.. pulang yuk, aku laper ni.. nanti aku sarapan di rumah mamah aja ya"
Aku : "Ya udah yuk"
0 Komentar