IBU KOST DAN 3 ANAK PEREMPUANNYA PART 31

 

Lalu Icha berjongkok, mengocok penisku dan mengulumnya perlahan.. sengaja agak penisku basah dan makin keras.


Sesaat penisku makin kencang Icha melepas CD putihnya dngan tergesa-gesa.



Icha : "Buruan denn.. Gak tahan gw.."



Sambil berpegangan tembok Icha menungging membelakangiku dan membuka kakinya lebar-lebar, agar penisku bisa lurus masuk di lubang vaginanya. Aku yang juga sudah tak tahan langsung ku dekatkan dan ku tempel di bibir vaginanya yang begitu terbuka dari belakang. Ku gesekkan perlahan kepala penisku, dan dengan sedikit dorongan ku masukkan perlahan ke bibir vaginanya yang sudah basah. "Aakhhhhhh.. penuh banget memek gw anjingg.. aahhhh"



Icha : "Pelan den.. enakin aja"



Sambil ku remas bokong montoknya. ku gerakkan pinggulku perlahan.




"Aaakkhhhh.. aaakkhhhhhh.. aahhhhhhhh.. hmmmppp.. Gede banget.. anjing emang.. aakkhhhhhhhhh.. aaaaakhhhhhh.. aakkkkkkkkkhhhhhhh.. aahhhhhhhhhhhhh.. kontol lu berasa banget.. aahhhhhh.. aaakkhhhhh.. aaaakkkkhhhhhhh.. aakkhhkkhhhhh.. aaahhhhhhh.. pelan aja, masih seret banget denn.. aahhhhhh.. aakkkkkkhhhhh.. aakkkhhhhh.."



Selang beberapa menit..



"Akkkhhhhhh.. kencengin dikit.. aaakkkkkkkkh.. akkkkkkkkkhhh.. aaaakkkkkkhhh.. aaakkkkkhhhhhhh.. aaahhhhhhhhhh.. aaakkkkkkhhhhhh.. aaaakkkhhhhhh.. aaakkkhhhh kencengin den.. kencengin.. aaahhhhh.. aakkkkkkhhhhh... aaaakkkhhhhhhhhhh.. aaaaaaaakkkkkkkkkhhhhh.. enaaakkk.. aaakkkhhhhhh.. enak anjingggg.. aakkkkhhhhhhhh.. aaakkhhhhh.. aaakkkkkhhhhh.. enak bangeeett.. aaakkkhhhh.."


Sambil meremas-remas payudaranya sendiri, Icha makin menikmati penisku yang keluar masuk vaginanya.


"Enak banget anjinnggg.. aakkkhhhh.. aakkhhhh.. aakkkkhhhhhh.. aaaaakkkkhhh.. aaakkhhhh.. aakkkhhh.. den cepetin den.. cepetin.. aaakkkhhhh.. aakkkkhhh.. aaaakkkkkhhhhhh... aakkhhhhhh.. aaakkhhhhh... denn deeeenn gw keluar.. aakkhhhhh.. aaaakkkkkkkkkkhhhh.. aaaaaaaaaaakkkkkkkkkhhhhhh.. aakkkkkkkkkkhhhh.. arrrrrrrrrrrkkhhhhhhhhh.. aaaaaaaarrrrrrrrkkkkkkkkkkhhhhhhhhhhh......" Ku cabut penisku dan terlihat air mengucur deras keluar dari vaginanya yang berkedut kencang.


Icha : "Anjinggg.. sampe pipis gw.. aaakkhhhh.. enak bangeeett kontol lu.."


Dengan lutut yang agak bergetar Icha langsung berlutut mengulum penisku dengan tangannya yang sambil menggosok vaginanya sendiri.


Icha : "Lagi.."


Aku : "Mau gimana?"


Icha : "Gw pengen di atas"



Akupun langsung merebahkan diri di lantai tanpa alas apapun.. dan Icha langsung berlutut d atasku.. sambil menciumku Icha mengarahkan penisku ke lobang vaginanya lagi. Sesaat penisku tertanam lagi di vaginanya Icha langsung menggerakkan pinggulnya naik turun di atas penisku.



"Ohhhh.. shhhhhh.. hmmmpppp.. aahhhhh.. aaaahhhhh.. aaahhh.. sshhhh"


Hanya selang beberapa gerakan Ichapun langsung berhenti.



Aku : "Kenapa?"


Icha : "Lutut gw sakit kena lantai langsung gini.."


Aku : "Terus?"


Icha : "Pindah dapur aja.."



Lalu Icha menarikku sambil berlari kecil ke dapur.



Icha : "Sini den.. "



Sambil duduk di keramik bekas kompor sambil bersandar, Icha membuka selangkangannya. Vaginanya yang agak basah di bukanya lebar-lebar menantang menghadapku. Aku yang juga tak tahan langsung menghampirinya.. mengarahkan penisku kelubang vaginanya tanpa basa-basi. "Uuughhhh.." Desahnya pelan. Terlihat kepala penisku masuk perlahan.. ku biarkan tertanam penisku setengahnya dan kudiamkan sejenak.



Icha : "Memek gw seret gak?"


Aku : "Berasa sempit banget.. lu gak pernah colmek?"


Icha : "Kagak.. jarang.."


Aku : "Emang lu gak pernah di ajak Ibu colmek bareng?"


Icha : "Kagak, kan gw ngajar kalo siang.. gak berani gangguin gw kalo mamah"


Aku : "Ohhh.. mamah lu pengertian banget ya"


Icha : "Iya.."


Icha : "Ya udah.. dorong lagi ihhh.."



Aku yang bersemangat, langsung ku dorong dengan hentakan yang kuat.



Icha : "Aaaaakkkkkhhhh.. anjing.." Icha agak kaget.


Aku : "Rahim lu kena kontol gw yak?"


Icha : "Pelan anjing!"


Aku : "Haha.."



Icha yang sepertinya tak sabar langsung menggerakkan pinggulnya perlahan.



Gerakan yang begitu pelan begitu kurasakan, dinding vaginanya yang bergesekan dengan penisku.. terasa mencengkram hebat dan menghisap penisku dengan kuat. Mata kami tak bisa berpaling, menatap 2 jenis kelamin yang sedang beradu.. dengan lendir hangat yang mengalir dari bibir vaginanya, Icha terus menggerakkan pinggulnya. "Hmmmpppp.. sshhhhh.. hmmmmpppp.. ssshhhhh.. aahhhhh.. hmmmppppp.. ssshhhhh.." Desahan Icha yang terdengar begitu menikmatinya.


"Akkhhhhh.. ahhhhh.. enak den.. ahhhh.. aahhhhh.. aaahhhhh.. ahhhhhhhh.. aaahhhhhh.. kontol lu enak banget sih.. aakkkhhhh.. aaaakkkkhhhh.. aaahhhhhhhh.. ssshhhh.. hmmmppppp.. aahhhhhh"



Ku cabut perlahan dan ku gesek-gesekkan batang penis ku ke bibir vaginanya.


Aku : "Lu suka ama kontol gw?" Sambil ku masukkan lagi penisku.


Icha : "Ahkkkkhhhh.. suka bangeeet.. aahhhh.. aahhhhh.. aaakkkhhhhh.. aaakkkhhhhhh.. Siapa sih yang gak doyan kontol kayak gini.. aahhhh.. aahhhhhh..aakkkhhhhh"


Aku : "Ya udah kita nikah aja.."


Icha : "Aaaakkhhhhhhh... aaaakkkkkkkkkhhhhh... biar bisa ngentot kayak gini tiap hari ya? aaakkhhhhh.. aaaakkkhhhhh.. aaaaakkkkkkkkhhhhhhhh"


Aku : "Iya.. gw suka memek lu cha"


Icha : "Kencengin dong.."




Aku yang terpacu dengan ucapan Icha barusan langsung ku gerakkan pinggulku dengan kencang.. dan Icha pun langsung merangkul leherku dan menciumku dengan hebatnya.



"Aaaakkhhhhh.. aaakkkkkkkkkhhhhh.. aakkkkkkkkkkhhhhh.. aaaakkhhhhhh.. aaaakkkkkkkkkhhhh.. teruss denn.. aakkkkhhhh. aaaaaakkkkhhh.. terussss.. aaaaakkhhhhh.. aaaaakkkkkkkkhhhhhhh.. enaakkkk aaaakkhhhhh.. aakkkkhhhhh.. Kontol enak banget den.."



Setelah beberapa menit kemudian..



"Aaaaakkkkhhhhh.. aaakkkhhhhhh.. den.. gw keluar.. aaaakkkkkhhhhhhh.. dennn.. aaakkkkkkkkkhhhhhhhhh.. aakkkkkkkhhhhh.. aaaakkhhhh.. aaaaaakkkkkkkkkkkhhh. aaaaaaaaaaaaarrrrrrrrrrrrrrkkkkkk" Tubuh Icha bergetar hebat, suara nya mengerang hebat sambil melepaskan rangkulannya. Dan penisku pun langsung tercabut otomatis.. air deras mengucur keluar dari vaginanya dan membasahi tubuhku.


Icha pun hanya terengah-engah dan bersandar di tembok sambil memejamkan mata. Aku yang melihat Icha yang begitu lemas langsung kuhampiri lagi, tanpa basa-basi masukkan dua jari ku bibir vaginanya.. dan ku kukocok dengan kuat.



"Aaaakkhhhh.. denn.. aaakkhhh.. aaaakkhhh.. aaaaaakkkkkkh... aaaakkhhhhhhh.. aaaaaaaaaaaakhhhhkkkhhhhh" Icha langsung klimaks lagi sembari menyemburkan air yang begitu banyak dari vaginanya ke lantai.



Aku : "Gila banyak banget kencing lu.. emang guru lonte lo.. haha"





Sesaat melihat kakinya yang bergetar hebat, akupun langsung mendekatkan penisku lagi ke bibir vaginanya.


"Denn.. bentarrr.. aaakkkkkkkkkkhhhhhhhhh.." Suaranya sesaat penisku ku hantamkan lagi ke bibir rahimnya.


"aaakkkkkh.. aaaaaakkkkkkkkkkhhhhh.. aaaaaakkkkkkkkkkkhhhhhhh.. aaaakkkkkkkkkkkhhh.... aaaaaaaaaaaakkkkkkkkkhhhhh.. anjinggg.. aaakkkhhhhhh. aaaaakkhhhhh.. aaaakkkkkkkkkkkhhhh.. aaaakkkkkkh.. aaakhhhhhh.. aaaakkkkkkkkkkhhh"


Aku : "Cha.. gw keluar di dalem ya?" Ku percepat gerakan ku, sampai keringat yang mengalir di tubuh kami berdua berjatuhan.


"Sepertinya Icha tak memperdulikan ucapanku" Batinku.


"Aaaakkkhhhhhhhh.. aaaaaakkkkkkkkkhhhhh.. aaaarrrrrrrrrkkkk.. aaaarrrrkkkkk.. anjingg.. aaaaahhhhh.. aaaahhhh.. aaaakkhhhhh.. aaaaakkkkkkhhhh.. aaaarrrrrkkkkkkk.. aaaarrrrkkhhhhh.. aaarrrrrrrkkkkhhhhhhhhhhhhh.. aaaaaaaarrrrrrrrrkkkkkkkkkkkkkkhhhhhhhhhhhhhhhhh" Icha mengerang hebat dan lagi-lagi menyemburkan air dari vaginanya ke lantai dan tubuhku.


Ku masukkan lagi penisku kevaginanya, ku gerakkan sebentar.. dan Icha menyemburkan lagi air kencing nya.


Ku masukkan Lagi dan Icha menyemburkan air kencingnya lagi.


Terus berulang sampai beberapa kali.. sampai akhirnya. Aku yang berada di ujung klimaks.. ku biarkan penisku tertanam di dalam vaginanya.. dan kusiramkan semua maniku di bibir rahimnya.




Terlihat Icha begitu lemas.. tubuhnya yang tergeletak di meja keramik dengan rambutnya yang basah dan tubuhnya yang berkeringat hanya terdiam sambil terengah-engah.. Terlihat maniku putih mengalir dari bibir vaginanya yang basah.










Dan setelah beberapa saat kemudian..



Icha : "Anjing luu.." Sambil mencoba duduk dengan normal.


AKu : "Haha.. kenapa?"


Icha : "Bisa mati gw kalo ngentot sama lu kayak gini tiap hari"


Aku : "Katanya lu suka"


Icha : "Gak gitu mainnya bangsat"


Aku : "Tapi enak kan?"





Icha hanya terdiam dan berdiri sambil berjalan ke kamar mandi. Aku yang juga masih kotor langsung menyusulnya masuk..





Aku : "Udah?"


Icha : "Udah ahh.. brengsek emang lo, memek gw sampe merah gini"


Aku : "Coba liat.."



Sambil berjongkok di bawah shower. Ku angkat kakinya dan ku jilat bibir vaginanya. "Ahhhhh.." Desahnya pelan.



Icha : "Udah.. dibilangin udah juga.."


Aku : "Iya-iya.." Akupun langsung berdiri.


Icha : "Tapi lubang yang satunya belom merah"


Aku : "Yang mana? yang ini?" Sambil kuremas bokongnya dan ku colek lubang anusnya.


Icha : "Ihh.. nakal banget sih"


Aku : "Haha.. emang boleh masuk situ lagi?"


Icha : "Hmmm.. boleh kagak ya.. haha"


Aku : "Boleh aja dehh"


Icha : "Enggak ahh.. gak ada pelumas.. sakit nanti"


Aku : "Gw beli bentar di warung yah"


Icha : "Enggak ah.. besok lagi aja"


Aku : "Yahhh.."


Icha : "Sabar ya.. biar gw pemanasan dulu kalo mau masuk situ.. biar gak sakit.." Sambil tersenyum dan mencium bibirku.


Aku : "Ya udah deh.." Jawabku dengan rasa kecewa sambil membersihkan penisku dengan air shower.




Setelah membersihkan diri kamipun langsung beranjak pulang.




Aku : "Itu kagak di bersihin?"


Icha : "Apa?"


Aku : "Itu pejuh gw di lantai, sama air kencing lu tadi"


Icha : "Udah biarin aja.. tar juga kering sendiri"


Aku : "Ya udeh.."















Waktu sudah hampir jam 5 sore.. sesaat sampai gerbang, dan setelah Icha mengunci gerbang tiba-tiba..



Ibu Imah : "Ehh Ibu Guru.."


Icha : "Maaf, siapa ya bu?"


Ibu Imah : "Saya Wali Murid dari salah satu murid Ibu Guru, Si Seno"


Icha : "Ohh.. Seno anak IPS 2 bu?"


Ibu Imah : "Iya bu guru"


Icha : "Senonya dimana bu?"


Ibu Imah : "Ada bu di rumah"


Icha : "Oh.. rumah Ibu deket sini?"


Ibu Imah : "Iya bu, deket taman"


Icha : "Ohh.. ngomong-ngomong Ibu dari mana?"


Ibu Imah : "Saya Habis nganterin temennya seno.. murid Ibu Guru juga"


Icha : "Ohh.. siapa?"


Ibu Imah : "Kayaknya mas Deny tau"


Icha : "Ha? Ibu sama Deny saling kenal?"


Ibu Imah : "Cuma sekedar tau aja bu guru.. ya sudah saya pamit dulu bu. Mau ke dokter dulu.."


Icha : "Oh.. ya udah bu" Icha agak terkaget.


Ibu Imah : "Mari bu, Assalamualaikum.."


Icha : "Mari, Waalaikumsalam"




Dan kami berdua pun langsung beranjak pulang.












"Aduhh.. Ibu Imah mikir apa ya abis liat aku jalan sama Icha, dia kan tau kalo aku pernah jalan berdua dengan Dini.. Tapi Kayaknya Ibu Imah gak tau kalo Icha kakaknya Dini, Aaahh.. bodo amat lah.." Batinku.















Icha : "Kamu kenal sama Ibu yang tadi?"


Aku : "Tau aja sih.. gw kenal anaknya doang.."


Icha : "Kenal dimana?"


Aku : "Ada dulu pas sama Dini.." Sengaja tak kuceritakan panjang lebar.


Icha : "Ohh.. mungkin tadi abis nganterin Dini kali."


Aku : "Iya kali.."


Icha : "Ehh.. tapi kok sampe di anterin?"


Aku : "Mana tau gw"














Tak lama kemudian.. sampailah kami di rumah. Sesaat membuka pintu.. terlihat Ibu kost dengan Jilbab besarnya sedang berdiri depan kamar Dini sambil mengetuk pintu kamarnya dengan wajah yang terlihat marah.




Icha : "Assalamualaikum.."


Ibu Kost : "Cha.. liat tuh kelakuan adek kamu" Nadanya kesal.


Icha : "Kenapa mah?"


Ibu Kost : "Masa' dia mukul orang sampe mimisan katanya"


Icha : "Siapa yang mukul?"


Ibu Kost : "Ini si Dini.. mukul temen sekolahnya sampe mimisan"


Icha : "Loh kok bisa?"


Ibu Kost : "Sampe ibunya dateng kesini tadi marah-marah sama mamah"


Icha : "Jangan-jangan Ibu yang tadi lagi.. Ibu nya bilang apa emang mah?"


Ibu Kost : "Masa' mamah katanya orang tua gak jelas, gak bisa ngedidik anak."


Icha : "Mamah di katain gitu?"


Ibu Kost : "Iyaa.. banyak banget tadi mamah dikata-katain.. kesel banget mamah!"


Icha : "Terus kok Dini sampe mukul temennya?"


Ibu Kost : "Gak tau.. kamu tanya adek kamu aja tuh.. dari tadi ngumpet aja di kamar!"

Posting Komentar

0 Komentar