Beberapa Minggu kemudian..
Entah perasaan ku saja atau bukan, aku rasa Indah mulai bertingkah aneh.. Indah mulai sering main ke kost atas saat pulang sekolah. Aku tak tau apa yang dia lakukan di atas, yang ku tau di kost atas tak ada orang saat dia pulang sekolah. Awalnya aku tak menaruh curiga padanya.. lalu suatu hari saat aku akan membereskan baju sekolahnya, aku menemukan CD pria di lemari bajunya. Saat ku perhatikan, aku ragu itu punya suami ku. Dan akhirnya ku simpan CD itu di lemari suamiku.
Aku masih tak menaruh curiga dengan anak ku Indah.
Kemudian beberapa hari setelahnya, Aku menemukan lagi CD pria di lemari miliknya. Dan saat aku menanyakannya dia menjawab tidak tau. Mungkin aku tak sengaja menaruhnya saat membereskan baju sekolah Indah.
Keesokannya aku mendapat laporan bahwa CD milik anak kost ada yang hilang saat di jemur.. aku mencoba berfikir positif "Mungkin saja saat aku mengangkat jemuran, salah satu CD anak kost ada yang terbawa". Dan langsung saja ku kembalikan CD yang ada di lemari Indah tadi.
Suatu hari di Rabu pagi, hari dimana jadwalku membereskan kost-kostan.. akupun melakukan kegiatan seperti biasa. Sekitar pukul 8 pagi setelah suamiku berangkat kerja.. aku langsung naik ke lantai 2 dengan membawa ember untuk menjemur pakaian.. aku benar-benar tak tau apa yang sedang terjadi, saat aku menaiki tangga.. ku lihat anak pertama ku Indah yang masih dengan pakaian jilbab SMAnya sedang berdiri di dekat jemuran. Aku yang terheran melihat kenapa dia tak berangkat sekolah, dan sesaat aku ingin menegurnya.. terlihat anak ku Indah sedang memegang CD milik seorang anak kost lagi. Aku terdiam sesaat lalu ku jatuhkan ember di tangan ku yang sontak membuat Indah menoleh padaku.
Akupun langsung memanggil namanya dengan keras. Indah yang begitu panik langsung melempar CD di tangannya. Hari itu aku benar-benar marah padanya.. aku mengomelinya habis-habisan. Aku begitu murka padanya.. Indah yang tertangkap basah tak bisa mengelak lagi.. dia hanya tertunduk dan terdiam saat aku mengomelinya. Saat ku tanya kenapa, dia menjawab bahwa temannya ingin melihat CD pria.. makanya dia ingin membawanya kesekolah. Jawaban yang tak bisa ku percaya.
Sesaat aku berfikir untuk menelfon papahnya, namun langsung kuurungkan. Karena jika suami ku tau apa yang di lakukan anaknya, aku yakin Indah akan di pukuli.
Dan aku pun mengambil keputusan untuk tidak mengadu pada papahnya dan menyimpan rahasia ini sendiri.
Karena aku kawatir, Malamnya aku mencoba berbicara dengan Indah. Setelah Isya sekitar pukul 8 malam, ku coba masuk ke kamarnya mencoba berbicara dengannya terkait kejadian tadi pagi. Setelah berbincang terkait apa yang di lakukannya.. ternyata benar aja, Indahpun mulai terbuka. Di usianya yang masih remaja begitu besar hasrat keingintahuannya. Rasa penasarannya dengan lawan jenis membuatnya bertanya-tanya.. mungkin karena dia hanya memiliki saudara perempuan makanya dia sebegitu penasarannya.
Malam itu dia bertanya hal-hal yang aneh.. aku tak tau apa sudah saat nya Indah tau semua tentang hal itu di usianya yang sekarang. Dalam pikiran ku jika aku tak memberitahunya aku takut dia akan mencari tau sendiri. Akhirnya akupun menjelaskan sebatas yang perlu dia tau.
Aku selalu mengawasinya semenjak kejadian itu.. banyak hal juga yang aku larang untuk dia lakukan. Namun semakin aku melarangnya makin aneh saja yang dia lakukan.
3 Tahun sudah berlalu.. Setelah lulus SMA Indah tak bisa langsung melanjutkan kuliah karena dia meminta untuk kuliah di tempat yang jauh, dan itu membuat ayahnya kawatir. Indah pun sempat menganggur 1 bulan sebelum akhirnya dia mampu membujuk ayahnya untuk memberikannya Ijin kuliah di kota B.
Kini.. Indah sudah mulai masuk kuliah. Dia jarang pulang semenjak kuliah di Kota B, terkadang dia pulang hanya 2 kali sebulan. Aku yang tak berpendidikan ini hanya bisa menuruti kemauan putriku.. selama ayahnya sudah mengijinkan.
Selama dia berkuliah di sana aku selalu menghubunginya tiap malam.. mungkin juga karena aku yang kawatir terhadap anak pertamaku itu.
Dan benar saja.. baru setahun berlalu ketika dia pulang ke rumah, dia pulang tanpa mengenakan jilbab. Tentu saja itu membuatku terkaget melihatnya.. Untung saja saat itu hanya aku dan Dini yang di rumah.
Sampai suatu waktu saat dia sudah masuk semester 4 masa kuliahnya. Saat itu musim libur anak kuliahan, dan Indah berada di rumah sudah hampir 1 minggu, saat itu sore hari setelah Dini pulang sekolah, Dini menanyakan dimana kakaknya Indah pada ku. Dan akupun mengatakannya untuk mencarinya di teras.. Dini yang tak menemukannya di teras bawah berjalan berjalan keatas ke lantai dua, dan tak lama kemudian Dini berteriak dan langsung lari ke bawah. Suamiku yang sedang tidur di kamarpun terkaget langsung berlari menghampiri Dini.. Lalu Dini bercerita ke ayahnya.. bahwa Dini melihat kakaknya sedang telanjang di kursi teras atas.
Suamikupun langsung murka.. saat di tanya Indah mencoba mengelak, namun suamiku yang marah besar langsung menampar putri pertama kami itu.
Aku tak mengerti apa yang sedang terjadi. kenapa Indah telanjang di teras atas..
Semenjak kejadian itu suamiku tak percaya lagi dengannya.. Indah terpaksa berpindah kuliah tak jauh dari rumah kami, agar bisa tinggal di rumah bersama lagi.
Kini anak pertama ku itu di awasi dengan ketat.. dia tak boleh keluar rumah jika bukan urusan kampus, bahkan Ayahnya sendiri yang mengantarnya saat pulang pergi kuliah. Sehingga tak banyak yang Indah bisa lakukan di luar kampus.
Namun, semua itu tak menghentikannya..
Kelakuannya malah makin aneh.. aku tak tau apa yang sedang di perbuatnya. Sering kali aku mendengar suara aneh dari dalam kamarnya, bahkan pernah suatu ketika ku buka kamarnya dimalam hari dia sedang berdiri di depan kaca tanpa busana. Saat kutanya dia berdalih sedang berganti baju.
Dan yang membuatku terkejut suatu waktu saat keadaan rumah yang sepi dan ku tinggal Indah sendiri di rumah.. saat itu aku pergi arisan. Waktu aku pulang ke rumah.. aku melihatnya sedang berlari sambil bertelanjang bulat dari depan sofa. Saat ku tanya lagi dia berdalih habis mandi.
Aku yang makin curigapun akhirnya membuat siasat saat itu. Aku berpura-pura pergi lagi keesokan harinya.. namun kali ini aku langsung pulang.
Dan benar saja.. saat aku masuk perlahan ke rumah. Ku melihat dengan mata kepalaku sendiri, anak ku Indah sedang bertelanjang bulat di sofa depan TV. Aku tak melihat apa yang dia lakukan namun itu tetap membuatku begitu marah.. Aku mengancamnya, dan akan melaporkan pada papahnya.. namun saat itu dia menangis di depan ku, memohon untuk tak melaporkannya.
Entah bukannya kapok, lagi-lagi dia melakukannya.
Pernah suatu ketika saat aku mendengar suara aneh dari kamarnya. Dan saat aku membuka pintu Indah sedang memegang handphone dan merekam tubuhnya sendiri yang tak mengenakan apapun. Aku yang sangat marah tak tau lagi harus bagaimana.. akhirnya akupun melaporkannya pada papahnya. Dan tentu saja Indah pun langsung di marahi dan tampar papahnya lagi.
Sudah hampir satu setengah tahun semenjak Dini pertama kali memergoki kakak Indah saat itu. Sudah beberapa kali juga aku melihatnya telanjang di rumah.. sudah sering kali juga aku memarahinya dan membentaknya keras. Namun sekeras-kerasnya kau marah padanya, aku tak pernah sekalipun memukulnya. Semejak Suamiku mulai sakit-sakitan.. aku tak lagi berani mengadu pada ayahnya setiap aku memergokinya telanjang. Entah kenapa aku begitu kawatir sakit suamiku makin parah jika mendengar anaknya yang terus berkelakuan seperti itu.
Hari makin hari kelakuannya di rumah makin berani. Dia seperti tak peduli lagi dengan ucapanku.. dia seperti tak takut lagi di marahi papahnya. Terlebih lagi saat dia sedang sendiri di rumah. Pernah suatu ketika aku memergokinya di depan kamar anak kost atas, yang dimana kost memamg sedang sepi. Aku melihatnya sedang berjongkok dengan jilbab dan rok panjangnya dengan badannya bergerak naik turun. Aku tak begitu jelas melihat apa yang sedang dia lakukan, yang ku lihat hanya lantai yang basah di depannya.
Aku lagi-lagi mencoba menutupi apa yang sedang Indah lakukan, semua ku pendam dan ku simpan sendiri.
Beberapa bulan kemudian Indahpun lulus, namun karena memang susahnya mencari kerja saat itu.. Indahpun hanya berdiam diri di rumah.
2 Tahun sudah berlalu, Anak terakhirku Dini mulai masuk SMA, anak keduaku Icha pun lulus kuliah. Dan anak pertamaku Indah pun akhirnya menikah dengan seorang lelaki pilihan suamiku. Ada perasaan lega di hatiku.. akhirnya ada yang akan menjaga anak ku Indah.
Indah dan suaminya tinggal tak jauh dari rumah.. hanya beda komplek saja.
Beberapa minggu setelah Indah menikah, aku pun mendapat kabar bahwa Indah anak ku telah hamil anak pertamanya yang berarti cucu pertamaku.
9 bulan kemudian, Indah akhirnya melahirkan cucu pertamaku. Begitu juga dengan Icha yang telah menjadi PNS dan menjadi pengajar di sekolah Dini saat ini. Kehidupan ku kembali tenang..
Namun itu semua hanya sesaat..
Baru 6 bulan umur cucu pertamaku. Suamikupun mulai sakit keras. Memang ini nasib ku dan keluargaku.. suamiku pun akhirnya meninggal dunia. Hampir 26 tahun kami hidup bersama.. kini di umurku yang menginjak 43 tahun, aku harus hidup sendiri hanya dengan anak-anak ku.
Di bulan pertama, aku masih begitu sedih.. walaupun begitu aku yang kini menjadi kepala keluarga tak bisa menunjukkan kesedihanku pada anak-anak ku. Aku mencoba tegar demi anak-anak ku.
3 bulan setelah suamiku meninggal, Icha pun menikah dengan anak dari teman suamiku yang kaya raya.. yang memang sudah di jodohkan dari dulu. Icha tinggal tak jauh dari rumah, karena permintaan ku agar tak jauh dari anak-anak ku.
Aku senang melihat anak ku yang lain menikah, namun semenjak itu aku makin merasa kesepian di rumah, terlebih saat Dini masuk sekolah. Terasa rumah yang begitu sepi, walaupun anak ku Indah dan Icha terkadang menengok ku di rumah.
Sebenarnya aku sendiri di rumah bukan hal biasa, saat Indah dan Icha kuliah dulu, Dini yang sekolah, dan suami ku yang bekerja.. aku sering sendiri di rumah. Namun semenjak suamiku meninggal rumah terasa begitu sepi.
Kesepian yang tak biasa begitu melanda diriku. Aku yang dulu sering ikut pengajianpun sekarang jadi berkurang.. entah kenapa aku lebih sering termenung di rumah. Aku tak berani menceritakan kesepian ku dengan anak-anak ku.. aku takut mereka akan kawatir terhadapku.
Suatu hari Indah main ke rumah dengan cucuku, saat itu dia bertanya pada ku tentang kegiatanku akhir-akhir ini.
Aku tak tau, mungkin memang perasaan anak pertama ku ini begitu kuat padaku.. diapun merasakan bahwa aku terlihat begitu murung akhir-akhir ini. Indah yang sudah menikah dan memiliki anak terlihat begitu dewasa merangkul ibu nya yang begitu kesepian.
Akupun menceritakan semuanya pada Indah, semenjak itu Indah mulai sering mengajakku keluar.. walaupun terkadang hanya pergi makan dan jalan-jalan ke mall.
Pernah suatu waktu Indah mengajakku kesalon.. Jujur, awalnya aku menolak. Aku yang sudah tua ini untuk apa pergi ke salon. Meskipun aku menolaknya Indah tetap mengajakku.. katanya hanya perawatan rambut dan wajah saja agar terlihat lebih segar. Walaupun aku dulu sering melakukan perawatan disalon.. tapi semenjak kelahiran anak ku Dini aku tak pernah lagi sekalipun ke salon. Aku hanya melakukan perawatan di rumah seadanya.
Selain sering mengajakku jalan ke mall Indah juga sering mengajakku jalan pagi ke taman.. indah juga memberiku saran untuk lebih banyak kegiatan di rumah agar tak kesepian. Dia ingin agar aku tetap sehat walaupun di rumah.
Akupun berfikir ada benarnya juga.. aku tak mau sampai sakit dan merepotkan anak-anak ku kelak.
Banyak kegiatan yang di sarankan indah untuk kulakukan di rumah.. seperti merajut, menanam bunga bahkan Indah memintaku untuk ikut senam bersama ibu-ibu komplek.
Awalnya aku menolak karena di umurku yang hampir 44 tahun, tak banyak kegiatan yang bisa ku lakukan.. apalagi senam dengan ibu-ibu komplek, itu tak mungkin ku lakukan karena aku merasa malu tentunya. Namun Indah lagi-lagi memaksaku.. semenjak itu indah mulai mengirimi ku video-video seperti cara menanam bunga di pot, cara merajut baju dan lain-lain.
Aku mulai dari kegiatan seperti bercocok tanam karena mungkin itu saja hal yang mungkin aku mengerti. Akupun meminta Indah untuk membantuku membeli perlengkapan seperti pot kecil, pupuk dan lain-lain.
Aku sebenarnya sering berolahraga, walaupun terkadang hanya melakukan kegiatan seperti membersihkan rumah dan kost, aku rasa itu cukup membuat tubuhku berkeringat. Namun Indah tetap memintaku melakukan olahraga seperti senam.. dia berkata keringat yang keluar dari tubuh saat olahraga itu lebih sehat.
Sebenarnya aku malu olahraga senam seperti itu, akupun memintanya untuk mencarikan video senam yang bisa ku lakukan sendiri di rumah.
Sudah 1 bulan sudah berlalu.. semua kegiatan yang di sarankan Indah ku lakukan. Kegiatanku setiap pagipun muali berubah.. yang tadinya aku hanya nonton TV sebelum bersih-bersih rumah. Kini aku jadi sering melakukan senam dan menyirami beberapa tanaman yang sudah aku tanam. Banyak video senam dari berbagai macam gerakan yang Indah berikan padaku, bahkan Indah kini membelikan beberapa set kaos dan celana olahraga dengan hijab.
Pada suatu Pagi saat Dini sudah berangkat ke sekolah, aku berniat untuk melakukan senam sebelum melakukan kegiatanku dan saat itu akupun berganti kaos dan celana olahraga yang di belikan Indah. "Baru kali ini aku memakai kaos dan celana seketat Ini" Batinku.
Kemudian sebuah video ku casting di TV melalui handphoneku.
Namun entah ini kesengajaan atau bukan, ternyata video yang ku buka adalah video yang benar-benar tak mau aku melihatnya sama sekali.
Video yang direkam menggunakan handphone itu memperlihatkan anak ku Indah sedang berdiri sambil tersenyum di sebuah kamar mandi yang tak asing bagiku, yaitu kamar mandi rumahku sendiri. Terlihat Indah menaruh Handphonenya di wastafel.. dan sambil tersenyum Indah mulai melepas hijab besar dan juga baju terusannya. Ku lihat tubuh jenjang dan putih anak ku yang hanya tertutup BH merah dan CD putihnya. Dan aku yang panik langsung mematikan TV di depan ku.
Aku begitu shock, dan sambil terduduk di sofa aku langsung menelfon Indah.. aku menanyakan kenapa Indah memiliki video seperti itu dan kenapa video seperti itu di kirim pada ku. Tentu saja dia beralasan kalo itu video lamanya sebelum menikah, dan dia tak sengaja mengirimkannya padaku.
Sebelum menikah dulu Indah pernah berkata bahwa dia sudah tidak pernah melakukan hal itu lagi.. itu hanya masalalunya, bahkan kini dia sudah mengenakan cadar.
Tentu saja aku percaya dengan anak ku itu.. Namun karena kejadian itu, di hari itupun aku begitu malas untuk melakukan sesuatu. Pikiranku pun jadi berantakan..
Malamnya aku tak bisa tidur memikirkan kejadian tadi pagi, entah kenapa aku begitu takut. Takut cucuku nanti akan seperti mamahnya.. aku yang masih bertanya-tanya pun sampai lupa video Indah yang tadi siang untuk ku hapus. Saat ingin ku hapus.. entah kenapa ada sedikit rasa penasaran di hatiku tentang apa sebenarnya yang di lakukan anak ku Indah.
Sejujurnya aku belum pernah benar-benar melihat apa yang di lakukan Indah.. terkadang aku hanya melihat sebagian tubuhnya dan Indah langsung menutupi tubuhnya.
Entah apa yang merasuki pikiranku malam itu, akupun berfikir untuk melihat video anak ku itu sebentar. Aku sambil berbaring di balik selimut dengan baju tidur ku, ku coba membuka video yang tadi pagi sempat ku tonton sebentar.
Ku Lihat kembali Indah yang sedang membuka jilbab dan baju rok terusannya.. lalu Indah yang masih sambil tersenyum mencoba melepas BH yang menutupi payudaranya. Aku pun agak takut melihatnya.. setelah BH merah yang di kenakannya terlepas terlihatlah payudara anak ku yang menggantung bebas dengan puting yang agak kecil.
Aku terdiam sejenak melihat video itu.. kucoba menarik nafas panjang. Tak lama aku yang sempat termenung kembali melihat video dari HP di tanganku. Aku tersontak kaget saat ku lihat dia sudah tak mengenakan celana dalam. Tubuhnya yang tinggi semampai terlihat putih bersih tanpa sehelai bulu pun di tubuhnya, Bulu kemaluannya terlihat begitu lebat di antara kedua pahanya. Lalu dia mulai menaruh handphonenya di lantai bersandar pada tembok. Terlihat jelas kaki anak ku yang jenjang dan begitu putih di video.
Lalu sambil berjongkok Indah terlihat bersandar di tembok tersenyum menatap kamera, dan sambil memegang lututnya perlahan Indah membuka kedua kakinya.
Dan.. Handphone pun langung ku matikan. Aku tak sanggup melihatnya.. malam itu aku hanya menangis di balik selimut.
Paginya, aku mencoba membuang apa yang ku lihat kemarin.. aku mencoba melupakan hal yang terjadi.
Dini kembali masuk ke sekolah sehingga aku kembali sendiri di rumah. Aku berfikir untuk olahraga sebentar sebelum memulai pekerjaan rumahku, tentu saja video yang kemarin sudah ku hapus. Aku pun langsung berganti baju. Namun saat berdiri di depan kaca, aku terdiam sejenak memandang tubuhku yang masih tertutup hijab dan daster. Dan entah kenapa sesaat aku teringat lagi video Indah kemarin. "Kenapa ya, Indah melepas bajunya seperti itu.. kenapa sambil tersenyum menatap kamera?" Gumamku.
Pikiranku tak karuan lagi pagi itu..
"Ah sudahlah" Sambil ku lepas jilbabku.. ku rapikan rambutku yang agak berantakan dengan sisir. Sambil berdiri menatap tubuhku yang masih tertutup daster, terlihat payudaraku yang agak membentuk tak tertutup jilbab di balik daster.
Dan kemudian akupun berganti kaos olahraga panjang dan celana panjang serta jilbab bulat untuk olahraga. Aku yang baru sadar ternyata dari samping payudara ku begitu besar saat memakai kaos ketat olahraga seperti ini. "Untung cuma di rumah" Gumamku.
Setelah berganti baju akupun senam sambil mengikuti gerakan video di TV.
30 menit berlalu, aku yang sudah cukup berkeringatpun beristirahat sejenak. Karena ku pikir setelah ini aku mau bersih-bersih, sekalian saja tak perlu berganti baju dulu. Jadi dengan baju olahraga ku, akupun mulai membersihkan rumah. Setelah rumah bersih aku langsung mengambil cucianku yang sudah di ember dan siap di jemur. Sesaat aku akan beranjak ke lantai 2, aku berhenti sejenak. "Di atas ada orang gak ya.." Gumamku yang kawatir jika ada anak kost di atas melihatku mengenakan pakaian seperti ini. Tapi karena hari ini bukan tanggal merah akupun akhirnya yakin di atas tidak ada orang.
Sesampainya di atas ku taruh ember berisi pakaian di dekat jemuran, dan seperti biasa aku mulai membersihkan kost terlebih dahulu. Dan setelah kost sudah bersih aku kembali ke jemuran untuk menggantung pakaian.
Dan sesaat aku menjemur baju, ada sesuatu mengusik pandanganku dan langsung membuatku teringat kejadian masalalu.. saat ku lihat sebuah celana dalam milik anak kost yang tergantung di jemuran. Aku biasa menjemur bajuku bersebelahan dengan pakaian anak kost dan aku juga terkadang melihat celana dalam anak kost yang di jemur dekat dengan jemuranku. Tapi entah kenapa kali ini langsung membuatku teringat dengan Indah yang dulu pernah memegang celana dalam milik anak kost.
"Apa semua yang Indah lakukan di mulai dari sini?" Batinku.
Aku tak tau apa yang terjadi dengan ku.. aku yang tanpa sadar sedang menatap celana dalam milik anak kost yang tergantung di depanku.
"Astagfirullahaladzim.." Ucapku. Jantungku berdebar kencang.. dan aku langsung membereskan jemuran dan berlari ke bawah. "Aku ngapain tadi?" Sambil menggelengkan kepala aku menuju kamar mandi.
Saat di kamar mandi dan melihat wastafel, aku kembali teringat video Indah yang kutonton semalam. Sambil membayangkan kembali anak ku yang melepas bajunya di mana aku berdiri sekarang.
Aku sebenarnya masih penasaran dengan apa yang di lakukan anak ku itu. "Kenapa dia tersenyum menghadap kamera? Apa dia sedang video call dengan seseorang? atau hanya iseng merekam saja? apa yang dia rasakan? apa yang di lakukannya saat berjongkok?".
Aku terdiam sejenak.. melamun menatap kaca. Pikiranku masih berantakan.. sampai lagi-lagi aku membayangkan tubuh anak ku sendiri.
Akupun mulai menyingkap dasterku sampai pinggang di depan cermin. Saat aku melepas BH.. terlihat payudaraku yang menggantung di cermin. Dan aku mulai memperhatikan tubuhku sejenak di kaca.
"Apa sih yang di perhatikan Indah sampai begitunya. Badannya Indah emang bagus sih.. kalo di bandingin sama tubuhku sih jauh."
"Udah badannya tinggi, bokongnya juga montok.. tapi kayaknya perutku lebih langsing sedikit deh.. paha ku juga lebih kecil." Gumamku.
"Eh.. hmmm.. kayaknya payudaraku juga lebih besar deh.. hmmm.. tapi gak sekenceng punya Indah sih, mungkin karena umurku juga.. makanya agak kendor".
"Tapi itu video kapan yah? puting Indah kok udah agak coklat" Gumamku makin tak jelas.
Aku tak pernah melihat payudara orang lain.. kecuali anak ku waktu masih kecil. Dan saat aku melihat payudara anak ku yang sudah dewasa.. ternyata payudaraku lumayan besar juga. Walaupun aku masih tak tau.. kenapa tubuhku yang kecil ini memiliki payudara dengan ukuran yang besar.
Entah apa yang di pikiranku saat itu kenapa aku mulai membandingkan tubuhku dengan tubuh anak ku sendiri.
Selesai mandi aku yang hanya mengenakan daster duduk di depan meja rias sambil menyisir rambutku yang masih basah. Ku buka handphone ku.. dan lagi-lagi aku teringat video Indah semalam.
Video itu memang sudah ku hapus di sd card handphoneku, tapi karena Indah mengirimnya via WA tetap saja video itu masih tersimpan di percakapan WA kami. Entah kenapa ada rasa penasaran di hatiku yang membuat pikiranku bingung. Akupun memutuskan untuk melihatnya sekali lagi.
Ku Download lagi beberapa video yang Indah kirim padaku. Sampai akhirnya kau menemukannya.. dan tak pakai lama akupun langsung menyalakannya.
Ku lihat kembali dia melepaskan bajunya sampai dia mulai bertelanjang bulat dan berjongkok sambil bersandar di tembok. Jantungku berdebar.. saat Indah mulai memegang kedua lututnya, dan dengan perlahan di bukanya kedua pahanya sampai akhirnya aku melihat vaginanya agak kemerahan di antara bulu kemaluannyanya.
Aku sebenarnya tak tega melihat anak ku seperti itu, tapi entah kenapa aku makin penasaran di buatnya.
Tak selang beberapa lama.
"Kaaakkkk.. lama banget sih di kamar mandi" Terdengar suara Dini dari pintu di video.
"Iya bentar ahh.." Indah menjawab dengan kesal.
"Buruaaann.. aku mau pipis" Dini yang mendadak teriak di depan kamar mandi membuat Indah menyudahi semuanya.
Ada perasaan lega di hatiku semuanya telah berakhir.
Sorepun tiba.. ada sebenak di pikiranku bahwa Indah juga mengirimkan video seperti itu ke adik-adiknya.. aku yang kawatir sesegera mungkin langsung menanyakan pada Dini dan Icha. Aku mencoba menghubungi keduanya untuk segera ke rumah sepulang sekolah.
Dini yang terlihat masih polos sepertinya tak tau apa yang ku maksud dengan video kakaknya, saat ku check HPnya pun tak ketemukan video yang aneh-aneh.
Icha seorang guru, tak mungkin dia mengaku hal seperti ini di depan adiknya.. akhirnya ku coba berbincang di kamarku tanpa Dini di dekat kami. Ternyata benar saja.. anak ku yang kini seorang guru ternyata memiliki beberapa video kakaknya Indah di laptop pribadinya. Akupun awalnya terkejut mendengarnya.. saat ku tanya ternyata dia mendapatkannya dari flashdisk sang kakak saat meminjamnya. Dia berkata bahwa Indah pun tak tau dia mengambilnya.
Saat ku tanya kenapa dia mengambilnya, dia berdalih hanya ingin menyimpannya saja. Akupun menasehatinya, dan aku menceritakan semua yang dilakukan kakaknya Indah.. dan betapa terkejutnya aku bahwa dia juga sudah mengetahui semua yang di lakukan kakaknya. Dia mengetahuinya sejak masa kuliah.. dia juga pernah beberapa kali memergoki kakaknya.
Saat kutanya apa dia sudah tak perawan sebelum menikah, dia bilang masih perawan sampai menikah. "Alhamdulillah" Ucapku.
Entah apa yang dipikiranku saat itu lagi.. aku meminta Icha untuk mengirimkan semua video Indah padaku. Icha yang tanpa pikir panjang langsung membuka laptopnya dan mengirimkan video yang berjumlah tak sampai 10 buah dan beberapa foto kakaknya padaku.
Icha : "Tapi jangan kasih tau kak Indah ya mah.. kalo aku yang ngasih"
Aku : "Iyah."
Dan sebelum Icha pulang aku memintanya untuk tak memberitahu Dini apapun tentang kakaknya Indah.
Malam harinya aku termenung di kasur. "Kenapa aku meminta video Indah sama Icha tadi?" Gumamku. Aku tau ini semua hanya masa lalunya.. dan aku sebenarnya tak ingin melihat tubuh anak ku lagi namun rasa penasaran mengalahkanku. "Apa saja video yang sudah Indah buat?" Batinku. Data yang di kirim Icha tadi sore pun ku coba buka dengan handphoneku.
Ku lihat beberapa foto Indah bertelanjang bulat, akupun masih keheranan kenapa dia suka mengambil foto tubuhnya sendiri. "Banyak banget foto kamu nak" Batinku. Beberapa Foto yang ku lihat membuatku terkejut.. tubuhnya yang terlihat masih putih dan begitu bersih masih mengenakan baju SMAnya. Aku benar-benar tak tau jika anak ku sudah seperti ini semenjak dia masih SMA, ada beberapa yang dia masih mengenakan jilbab.. ada juga yang dia hanya mengenakan celana dalam. Kebanyakan ku lihat fotonya di ambil di dalam kamar.. ada juga yang di kamar mandi. Dan ada juga beberapa foto semasa dia kuliah.. terlihat beberapa foto di ambil di kamar kost lamanya di kota B.
"Astagfirullahaladzim.. itu baju apa?" Ucapku terkaget saat ku lihat sebuah foto dimana Indah yang mengenakan baju seperti jaring berwarna hitam menutupi dari kaki tangan sampai lehernya.. hanya lubang di bagian payudara dan bagian selangkangannya saja yang tak tertutup. "Baju apaan begitu? Dapet dari mana sih baju begituan?". Aku yang begitu polos.. tak tau bahwa di dunia ini ada pakaian seperti itu. Aku juga tak tau Indah mendapatkan itu dari mana.
Aku kembali terdiam menahan emosiku. Namun sekali lagi.. Indah berkata bahwa kini dia sudah hijrah. Dan ini semua hanya masa lalunya.. jadi akupun tak menegurnya lagi. Lagi pula dia sudah menikah dan memiliki anak saat ini, tak mungkin dia masih memiliki baju seperti ini.
Dan semenjak melihat Indah mengenakan pakaian seperti itu, tubuhku jadi gelisah.. pikiranku makin tak tenang, malam itupun aku beberapa kali terbangun ketika tidur.
Besoknya Dini bersekolah di rumah.. aku yang tak banyak melakukan kegiatan siang itu hanya duduk di sofa sambil memperhatikan Dini yang belajar. Dan entah kenapa aku terbayang baju yang di foto ku lihat semalam. Aku yakin Indah tak memiliki pakaian seperti itu lagi.. tapi aku ragu pakaian itu benar-benar di buangnya. Kamar bekas Indah memang sudah tak terpakai.. yang ku tau hanya terisi beberapa pakaian di lemari, kasur dan meja.
Aku yang curigapun mencoba membongkar kamar Indah siang itu.. saat aku menggeledah seisi ruangan memang benar, tidak ku temukan pakaian aneh itu. Namun aku menemukan sesuatu di di bawah kasurnya, yaitu sebuah remote kontrol mini dengan tombol ON/Off serta sebuah benda seperti telur kecil agak lonjong yang tersambung kabel kecil di antara keduanya dan juga 1 botol kecil berisi cairan seperti minyak tanpa lebel. Saat ku coba nyalakan ternyata baterainya tidak ada. Akupun mencari baterai bekas remote untuk ku coba pasangkan. Dan saat ku nyalakan.. benda lonjong seperti telur yang seukuran jempol itupun tiba-tiba bergetar kencang. Aku tak tau barang apa ini.. saat ku coba tanyakan pada Dini pun dia tak mengetahuinya. Dan akhirnya aku hanya menyimpannya di kamar.
Ada perasaan lega di hatiku bahwa aku tak menemukan pakaian yang kucari. Tapi aku masih curiga dengan barang yang ku temukan tadi.
Esok paginya, dimana aku sendiri lagi di rumah akupun melakukan kegiatan seperti biasa, yaitu senam pagi. Tak lama kemudian terlihat Indah datang ke rumah dengan cucuku.
Indah : "Assalamualakum.. Mah"
Aku : "Waalaikumsalam.. iya sayang" Indah sudah pernah melihatku dengan pakaian olahragaku, jadi aku tak begitu malu saat di melihatku senam mengikuti gerakan di TV.
Indah : "Mah aku mau keluar lagi.. aku titip nazam (Anak Indah) lagi ya mah"
Indah terlihat dengan cadar dan jilbab besar yang berwarna pink sambil menggendong cucuku dengan membawa tas kecil berisi susu anak nya.
Aku : "Tumben pagi-pagi gini sayang"
Indah : "Iya mah.. mendadak soalnya"
Aku : "Kerjaan lagi?"
Indah : "Hmmmm.. iya" Jawabnya agak ragu.
Aku : "Kamu pulang jam berapa nanti?"
Indah : "Bentar doang kok.. nanti abis dzuhur juga udah pulang"
Aku : "Suami kamu masuk kantor?"
Indah : "Iya mah.. ya udah aku jalan dulu ya" Seperti tergesa-gesa.
Aku : "Eh bentar mamah mau tanya dulu.."
Indah : "Tanya apa?"
Aku : "Mamah kemaren nemu barang di bawah kasur lama kamu"
Indah : "Barang apaan?"
Aku : "Mamah gak tau.. ada tombolnya gitu"
Indah : "Ha? Ada tombolnya? gak tau ah mah.. aku buru-buru nih"
Aku : "Bentar sayang.. mamah ambilin dulu barangnya di kamar"
Indah : "Udah ah.. entar aja mah"
Akupun mencoba mengambil barang yang ku simpan di laci kamar ku.. sesaat aku mengejarnya, dia sudah pergi keluar gerbang. Dan saat ku lihat dia masuk ke sebuah mobil besar berwarna putih agak jauh dari rumah. "Indah pergi sama siapa?" Batinku.
Setelah mandi aku hanya main dengan cucuku sampai siang.
Saat Indah pulang aku pun sedang tidur siang dengan cucuku.. lalu kami membahas tentang pekerjaannya lagi. Indah berkata memang pekerjaannya tak tentu.. hanya saat temannya memanggilnya saja. Saat ku tanya soal gaji pun.. dia berkata tak tentu.
Lalu aku mengambil barang yang tadi pagi belum sempat ku tunjukkan padanya.
Indah : "Ini mamah nemu dimana?"
Aku : "Di kamar kamu.. di bawah kasur, itu barang apaan sayang? kok bisa geter".
Indah : "Ini.. ini cuma alat pijet doang kok mah, bisa buat mijet tangan, leher tuh" Lalu sambil di nyalakan dan dia mencoba memijat tangannya dengan alat yang bergetar itu.
Aku : "Ohh.. kok di taroh di bawah kasur sih?"
Indah : "Iya aku lupa.."
Aku : "Ya udah buat mamah aja sini.. lumayan buat pijet-pijet mamah"
Indah : "Eh.. jangan"
Aku : "Kenapa sih pelit banget"
Indah : "Hmmmm.. ya udah deh.."
Setelah anaknya bangun Indah langsung pulang.
Sorenya setelah mandi sore, aku duduk di depan meja rias ku.. karena tanganku yang agak pegal karena bermain dengan cucuku tadi, akupun mengambil alat pijat yang di berikan Indah tadi untuk memijat badanku yang pegal. Tak lupa ku teteskan minyak urut yang juga ku temukan di sebelah alat itu.
Aku terkadang menggunakan alat itu untuk memijat tangan, leher bahkan kepalaku.. biasanya ku gunakan kalau tubuhku merasa pegal.
2 hari sudah berlalu, Hari itu merupakan hari senin. Setelah Dini berangkat sekolah akupun kembali sendiri di rumah.. aku termenung memikirkan hal yang seharusnya sudah kulupakan. Jantungku berdetak begitu pelan.. entah kenapa dalam benak ku bahwa baju yang ku lihat di foto Indah itu masih tersimpan di rumah ini. Aku yang tanpa berfikir panjang mencoba kembali mencarinya di seisi rumah.
Di kamar Indah, di dapur, di ruang tamu, di kamar mandi, bahkan di kamar Dini aku mencoba mencarinya.
1 jam aku mencarinya di seisi rumah namun tetap saja aku tak bisa menemukannya.. Dengan perasaan kecewa akupun terduduk di sofa depan TV. Entah apa yang sedang meracuni otak ku, aku begitu terobsesi untuk mencari baju itu.
Di dalam lamunanku. "Mungkin benar sudah di buangnya barang itu.. ya sudah lah, mending senam dulu bentar sebelum bersih-bersih kost" Batinku. Sebenarnya aku cukup berkeringat setelah mencari barang dan bersih-bersih rumah tadi.. tapi kata Indah bersih-bersih rumah keringatnya berbeda dengan olahraga.
Dan setelah berganti baju olahraga, aku berdiri di depan TV mencoba memilih video untuk ku tonton. Namun lagi-lagi jantung ku berdebar saat aku memilih yang membuatku teringat video kiriman Icha minggu lalu. Aku melihat seisi rumah ku, ku yakinkan diri ku bahwa aku benar-benar sendiri. Entah apa sedang merasuki ku.. dengan perasaan yang mulai was-was, aku memilih untuk menonton salah satu video yang di kirim anak ku Icha minggu lalu.
Sambil duduk di sofa, aku buka video paling atas yang ada di handphoneku dan ku nyalakan di TV.
Bukan rasa ingin tau lagi yang ada di benak ku saat ini, namun rasa menggebu yang membuat jantungku begitu berdebar.
0 Komentar