CEMBURU PART 51

 

Anjani merasa Iba setelah dengan kedua Matanya sendiri diam diam ia Intip kebiasaan Putra Kesayangan nya Albert melakukan Onani sebelum tertidur. Saking nikmatnya Albert malam itu melakukan onani sambil memejamkan mata, Albert tak sadar kalau Anjani perlahan membuka pintu kamarnya dengan kunci cadangan lalu mengintip setelah sedikit membuka Pintu menjadi celah kecil.




Anjani tak menyangka dampak lain Putra kesayangannya kali ini menyerang Mental Albert. Padahal andai Albert mau ada Ayu maupun beberapa gadis seperti Angela dan Reina, tentu Anjani tak keberatan Andai satu satunya Putra nya itu mengundang mereka kerumah.




Namun semua berbeda dengan Apa yang ia Lihat!!!!




Saat malam itu ia terkejut setelah mendapat kabar dari Anji bahwa malamnya setelah Vinay ditemukan, dalam keadaan Babak Belur setelah dicegat dijalan lalu dibawa segerombolan Preman Bertopeng.




Kedua Kalinya hal ini terjadi setelah acara Perpisahan Sekolah sekitar hampir 5 Bulan yang lalu, namun saat itu Albert tak Ada di Indonesia. Namun....... Saat melihat gerak gerik Albert kemarin, terlebih gayanya yang tetap tenang setelah lagi lagi mengintip kenakalannya Anjani mulai ikut Curiga bahwa Albert memiliki Rencana SENDIRI!!!!!




Hal ini juga tentunya mengundang Kecurigaan, terutama beberapa Tamu Pria yang Hadir dan Turut jadi Korban Efek RACUN yang Albert SEBAR!!!!






"Al sayang, siang setelah sekolah nanti kamu langsung pulang ya sayang...... " Kata Anjani sambil menyiapkan sarapan sebelum Putra kesayangan nya pamit langsung berangkat ke sekolah yang Tak jauh dari Rumahnya.


"Iya mah, prepare bahan makanan buat besok ya pesanan Katring ma?? " Kata Albert santai sambil mengenakan sepatunya.


"Iya nak, tapi ada hal penting juga yang mau mama bicarain sama kamu sayang..... " Kata Anjani, yang sedikit ada rasa penasaran dalam hati Albert pagi itu.


"Iya ma... Kalo gitu Albert sekolah dulu.... " Langsung berlalu berjalan keluar rumah tanpa menatap wajah Ibunya apalagi menyalami Anjani.






Sisi perasaan Wanita terlebih lagi seorang ibu tentunya merasakan ada Kejanggalan dan hal hal yang anaknya sembunyikan darinya. Terlebih lagi, saat Albert berangkat tadi sangat dingin dan tergesa gesa seperti menghindari dan menyembunyikan sesuatu darinya yang kali ini benar benar tak terpantau Olehnya.




Anjani sendiri bukan lah wanita yang Bodoh.




Sambil berjemur Pagi bersama Sheilla ditemani Mak Imas, Mata Anjani mulai menelisik beberapa sudut Ruangan keluarga Lantai Dua. Bahkan dengan kunci kunci cadangan ia mulai memeriksa Lemari Pakaian hingga alat alat elektronik yang dimiliki Putra kesayangannya.




Air Mata Anjani menetes saat mencuci Sprei kasur karna ia dapati beberapa tetesan Sperma Albert yang mengering. Rasa bersalahnya mulai Hinggap, ia kini SADAR sudah terlalu banyak orang orang terdekat Albert mengkhianati nya.




Walaupun ia sendiri yang menjodohkan Albert dengan Nichole, namun itu tetap tak sebanding dengan kerusakan Mental Albert sekarang yang mulai suka Onani dikamarnya sendiri.




Anjani tentunya Sadar bahwa Albert sepertinya Tau dan lagi lagi menikmati Kenakalannya Kemarin Siang. Atau lebih buruk lagi memiliki kelainan sexsual seperti yang sering kali Indah sahabatnya beritahukan padanya.




Tidak hanya Anjani atas perubahan dan Aura sikap Albert belakangan ini, Pak Saepi maupun Pak Toyo juga merasakan Hal yang sama. Sejak sore kemarin, mereka berdua berdiskusi dan lewat ponsel hingga pagi itu berbicara berdua sambil mengawasi keamanan di gerbang utama sekolah.




Meskipun sudah kembali berolah raga hingga berlatih bela diri Rutin, kegundahan Pak Saepi kepada Albert yang sudah ia Anggap seperti Cucunya sendiri benar benar sudah diAmbang Batas.




Kabar buruk yang menimpa Vinay dan Tamu Undangan Tentunya menimbulkan keresahan Pak Saepi dan Pak Toyo yang Curiga akan Keterlibatan Albert.




Hingga pagi itu seperti memberi nasehat singkat dan kode untuk lebih jaga diri, mereka sampaikan saat bertemu Albert.




Tina, Damar, Lingga, dan Pram juga merasakan hal yang sma seperti Pak Toyo dan Pak Saepi. Terlebih lagi Asep dan Ayu, yang sedikit lebih hafal Skill dan Kemampuan Albert yang Mampu melakukan itu semua.






"Al sayang, kamu udah tau hal buruk yang menimpa Vinay kemarin....??? " Setelah Albert makan siang sedari pulang sekolah bersama Anjani memulai pembicaraan serius namun tetap dengan intonasi bahasa selembut mungkin


"Tau mah..... Mang kenapa mah..... " Jawab Albert sambil menikmati segelas Juice segar setelah menyantap masakan Mamah nya yang selalu terasa lezat didalam Mulutnya.


"Sayang, mamah tau kamu sakit hati, bahkan mungkin kamu mendendam dengan mereka. Tapi, Apa kamu terlibat dengan kekacauan Acara Vinay?? " Lebih dalam Anjani menatap wajah Putranya yang ia rasa meski menjelang 17 tahun namun sekarang ia SADAR Putranya kini sudah benar benar Dewasa.


"Iya mah, Albert terlibat sebagian. Tapi untuk masalah kekerasan dan penculikan Albert ga tau itu Ulah siapa." Kali ini Albert menjawab sambil menatap Mata Anjani.






Hanya dari sorot mata Albert kepada Nya, sontak Anjani merasa terintimidasi dengan tatapannya bagaimana tidak, saat itu baru terasa kembali sorot mata Albert yang penuh kebencian Anjani rasakan.






"Nak, mamah ga nyangka kamu bakal bertindak sejauh ini sayang..... Mamah bahagia skill kemapuan kamu menjadi semakin meningkat, namun apa dibenarkan kalau harus digunakan seperti kemarin?? "


"Terlebih lagi, jujur mamah sedih nak kalau kamu sekarang mulai rusak Mental karna terlalu sering melihat atau mengintip kenakalan mamah."


"Cerita sama mamah sayang, apa yang harus mamah lakukan agar kamu menjadi Albert yang dulu. Albert yang tidak memiliki dendam dan bisa memaafkan mereka." Bujuk Anjani kini kepada Putra kesayangannya.






Anjani sadar akan kesalahannya, ia berusaha agar Albert menemukan solusi atau penawar dari racun yang ia sebar kemarin. Secara skill Albert saat ini berdasarkan Pengetahuan dari Anjani kepadanya, belum lagi Mak Ipoh serta Hanzao selama berada di luar Negri Pertukaran Pelajar. Sudah dapat dipastikan skill medis tradisional Albert saat ini sudah lebih dari cukup membawanya lebih dari sekedar masuk Fakultas Kedokteran nanti sesuai Harapan Anjani.






"Entahlah mah, aku masih butuh pendapat seseorang saat ini." Kata Albert sambil menghelakan Nafas nya cukup panjang.


"Namun yang jelas Orang itu bukan Mamah..... " Kata Albert sambil berdiri perlahan meninggalkan meja makan. Seketika pilihan Albert pun membuat Hati Anjani Hancur dan mulai merasakan perih dampak dari kenakalannya selama ini.


"Mamah masih ingatkan Peringatan Albert kemarin?" Kata Albert sebelum menaiki tangga menuju kamarnya dilantai 2.






Anjani semakin Pucat, saat ia ingat Albert pernah mengancamnya yang ia kira hanya Candaan. Hingga cukup lama tak bisa menjawab pernyataan Albert.






"Kemarin itu masih pembalasan yang kecil mah, aku bisa lebih Nekat dan Gila lagi kalau mamah masih belum bisa Mengontrol Nafsu mamah." Kata Albert lagi lagi mengancam Ibunya sendiri.


"Tapi sayaang....... " Sebelum selsai Anjani berkata Albert sudah berjalan menuju Kamarnya di lantai 2 .






Cukup lama Anjani dimeja makan merenung dan berfikir, karna ia tak nenyangka putranya sendiri kini lebih bisa mengendalikan serta langsung siap memberi dampak buruk andai ia masih mudah luluh dan rayu Para Pria yang tau level KeBinalannya.




Sosok sahabat baru Albert yang sempat tadi ia ungkapkan tentunya membuat Anjani penasaran. Bagai teka teki kini harus Anjani pecahkan bagaimana cara agar Albert tidak bertindak diluar batas. Walaupun ia sendiri tau konsekuensi nya harus benar benar berhenti dari Prilaku Binal nya selama ini.






"Siapa sebenarnya kamu yang telah merubah anak ku orang asing.... " Umpat Anjani lirih saat menjelang istirahat siang dikamar utama rumah bersama Sheilla.










POV ALBERT








Menjelang sore diseberang Stasiun Utara Kota Bandung sambil menikmati secangkir Hot Capucino cukup banyak aku bertukar Pikiran dan Pandangan tentang Sex saat itu. Meskipun penampilan nya sangat sederhana bahkan cenderung Cuek, namun kekuatan Berfikir dan dalam hal menemukan Solusi mengenai Kehidupan Beliau memang sangat berpengalaman.




Di tengah tengah Kesibukan Aktifitas Warga Kota yang lalu lalang didepan stasiun, ada sebuah Bakery yang menyediakan fasilitas Coffee shop cukup nyaman dan privasi disana. Ditempat itulah aku biasa berdiskusi Panjang dengan Nya.






"Gue ga nyangka lu bakal senekat itu Al..... " Katanya sambil menghisap Rokok dengan Brand Magnum Filter yang ku Bawakan untuk nya disela sela Jarinya.


"Gimana ya kang jelasinnya, tp intinya sih aku juga ingin kasih mereka pelajaran." Kata ku, yang sama mulai menikmati merokok bersamanya.


"Trus ada Efek nya ke Tamu wanita kemarin?? " Tanya nya singkat


"Ga ada kang, jujur sih aku masih was was juga kalau hasil uji Lab keluar. Pasti ntar ketauan tuh ada senyawa Campuran Aktif dari Minuman Acara kemarin." Kata ku menjelaskan dampak buruk andai memang benar masalah kemarin masuk penyelidikan Polisi.


"Feeling aku sih mereka ga akan sampe terlalu jauh nyelidikin kandungan minuman kemarin, tp mereka bakal lebih dalam mencari Informasi pelaku penganiyaan kepada Vinay. " Katanya sambil mengisap rokok cukup dalam.


"Kalau aku boleh usul Al, coba lah kamu hidup mandiri saat kelas 3 nanti. Carilah kesibukan lain selain olahraga, atau porsi latihan elu tambah." Katanya memberi ku sedikit arahan.


"Kalau Bokap sama Nyokap lo nanya, ya bilang jujur butuh waktu buat healing Mental elu. "


"Gue yakin mereka pasti paham, terlebih lagi....... "


"Kehangatan lu sebagai Anggota di dalam keluarga udah ga adakan." Kata nya sambil menatap ku cukup tajam. Walaupun tak pernah main kerumah lagi lagi ia mampu membaca kondisi ku di rumah.






Entah mengapa setiap berdiskusi maupun sharing mengenai masalah Aib yang ku Alami bersama Nya membuat ku jauh lebih tenang. Ia sepertinya tau persis apa yang kurasakan, juga mengerti bagaimana sakitnya menghadapi kenakalan mamah.




Setelah cukup lama berdiskusi dan sharing masalah ku dengan nya, aku pulang kerumah namun reflek menengok keberadaan Sheilla Adik kecil ku. Waktu belum terlalu malam, lalu ku putuskan membantu Mak Imas yang sedang mempersiapkan bahan makanan katring yang akan dimasak besok.










POV AYU






Bersama Kak Anggara aku mulai menguntit kekasih ku Albert siang itu, setelah cukup lama menunggu akhirnya kami mengikuti Albert kesebuah Bakery cukup terkenal di sebrang Stasiun Kota Bandung. Lagi lagi Albert Jujur bahwa dalam pesannya ia nengabari ku akan bertemu seseorang.




Dimata ku dan kak Anggara, saat itu Albert memang terlihat sedang berdiskusi dengan Pria biasa. Hanya saja kebiasaan nya merokok maupun meminum Kopi adalah sesuatu yang jarang terjadi.






"Gimana dek, agak sulit kayaknya kita menguping pembicaraan mereka." Kata Kak Anggara tanpa melepas Helm jaga jaga takut Albert tau kita Ikuti.


"Iya kak, tp yang jelas sekarang kita dah tau ia jujur sama kita." Kata ku sambil tetap duduk memeluk nya diatas Motor Trail nya. Tentu saja sepintas kami seperti sepasang kekasih saat itu.






Tapi tak lama kemudian, tangan kak Anggara memberi ku Kode kearah Sebuah Mobil terparkir disebrang. Mata ku menatap kearah mobil yang kurasa tak Asing pemiliknya. Bukannya itu mobil milik Bu Sri ya?




Tapi........




Kok di dalamnya ada Bu Anjani!!!!!






"Kita cabut aja, takut ketauan.... " Ajak Kak Anggara yang tentunya tau selain kita rupanya Anjani ibu dari kekasih ku Albert ikut mengawasi Albert hari ini.






Kak Anggara pun melajukan motornya cukup kencang Menjelang sore itu kearah rumahnya, seolah berlomba dengan Air hujan yang mulai turun aku sangat menikmati dibonceng kebut kebutan diatas motor Trail nya.




Jacket celana hingga baju dalaman ku terasa basah semua sampai dalam, aku tertegun dirumah kak Anggara menatap otot tubuh nya terpahat lebih sempurna ketimbang Opick kemarin.




Segi wajah juga kak Anggara lebih Tampan khas Negri ini ketimbang Opick..... Tanpa sadar, kak Anggara tersenyum kearah ku sambil melihat dan menyadari aku kagum memandangi Tubuh nya yang bertelanjang Dada.






"Dek Ntar masuk Angin lho.... Itu kamar mandinya di sebelah kiri." Katanya sambil menunjukkan arah Kamar Mandi di sampingnya.


"Oh... I iyaa kak.... Permisi yaa ikut ke kamar Mandi.... " Kata ku segera bergegas berjalan melewatinya tapi....


"JGERRRR!!!!! " Suara petir menggeleggarr, pertanda hujan akan semakin deras.




Dan.....




"Aaakh.....!!!! " Teriak ku, Disaat tersandung bentuk lantai yang meninggi kearah masuk Kamar mandi akibat kaget mendengar suara Petir tadi yang cukup keras.






Seketika Wajah ku tertahan beberapa Centi dari Lantai Kamar mandi, syaraf syaraf rangsangan kuterima menjalar keUbun ubun kepala ku akibat kedua Telapak Tangan kak Anggara tepat memegangi Payudara ku.




Perlahan aku Bangkit didepan pintu kamar mandi, dibantu kedua tangan ku serta tenaga kedua tangan kekar yang masih betah memegangi kedua Payudara ku.




Hingga saat tepat ku berdiri.....




Entah mengapa aku malah seperti merasa kehilangan, seperti tak rela kedua tangan Kak Anggara lepas dari kedua Payudara ku.




Namun semua itu berganti dengan pelukan mesra dari Badan Atletis milik kak Anggara. Lalu ia pun berbisik kepada ku......






"Lain kali hati hati dek kalau kamu jatuh aku akan merasa sangat bersalah sekali." Bisiknya kepada ku yang ternyata sangat khawatir andai aku tadi jatuh dan terluka.


"Iya kak, makasi ya udah nolong aku tadi.... " Kata ku yang sangat dekat sambil merangkul Pinggangnya, berkata sangat dekat dengan wajahnya.






Semua bukan tanpa alasan, selain merasakan dingin aku merasa sangat nyaman dan terlindungi berada dipelukan kak Anggara saat itu.




Lalu tiba tiba ia mengatakan sesuatu yang membuat diriku sangat sulit menolak Ajakannya.






"Kita mandi bareng aja yuk, ntar masuk Flu lho kalau terlalu lama pakai pakaian Basah...... " Seperti terhipnotis bisikannya tadi Aku pun hanya bisa menurut ajakan nya.

Posting Komentar

0 Komentar