HARUN MENCARI CARA
Semenjak saat itu, Harun menjadi terobsesi dengan perhubungan terlarang sedarah. Harun memang sangat bernafsu melihat Arjuna dan ibunya, tetapi bukan berarti Harun ingin menyetubuhi ibunya Arjuna, melainkan ia ingin merasakan persetubuhan dengan ibunya sendiri. Bukankah sebenarnya ide ini adalah idenya sendiri?
Apalagi, di mata Harun, ibunya memiliki tubuh yang jauh lebih seksi dibanding ibunya Arjuna. Tubuh ibunya Harun lebih ramping. Tentu saja, buah dada ibunya Arjuna lebih besar, namun di mata Harun, Dewi ibu Arjuna itu, sedikit agak gemuk. Di lain pihak, ibu Harun memiliki badan bak model di majalah saja.
Harun sempat berfikir untuk menanyakan kepada Arjuna mengenai cara untuk membuat ibu kandungnya mau untuk tidur dengannya. Namun, setelah difikir lebih jauh, ini berarti mengakui bahwa Harun pernah melihat Arjuna dan ibunya bersenggama. Selain itu, Harun juga merasa gengsi. Bukankah selama ini Harun lebih pintar dari Arjuna?
Harun akhirnya memutuskan untuk menggali potensi dirinya sendiri. Nilai apakah yang ia punyai yang tidak dipunyai orang lain? Bahkan tidak dipunyai si Arjuna? Mengenai kecerdasan, Harun yakin dengan dirinya sendiri. Namun, ada lagi sesuatu yang hanya ia ketahui yang orang lain tidak tahu. Harun memiliki kemampuan untuk meyakinkan orang lain untuk melakukan sesuatu.
Selama ini Harun dapat memperoleh apapun yang ia inginkan dari kedua orangtuanya. Kamarnya penuh barang elektronika, mulai dari video player, audio sound system, bahkan motorpun diberikan ayahnya kepadanya. Pada mulanya, Harun menganggap bahwa karena ia anak tunggal maka segala permintaannya dipenuhi oleh kedua orangtuanya.
Harun adalah anak yang pintar. Anak yang pintar pastilah kreatif, dan anak kreatif pastilah bandel. Dan Harun adalah anak yang bandel sekali. Pernah satu kali ketika ia masih kelas empat SD, Harun dan Arjuna nyolong rambutan di tanahnya Pak Haji Amir. Pak Haji Amir dan ayah Harun bisa dibilang adalah saingan di desa mereka.
Ada ketegangan di antara dua orang itu, dan Pak Haji tidak sungkan-sungkan memperlihatkan ketidak senangannya kepada ayah Harun. Nah, saat Harun dan Arjuna mencuri rambutan itu, Pak Haji Amir datang dan memergoki mereka. Pak Haji mengambil tongkat dan mengejar ke pohon rambutan itu. Arjuna yang memiliki fisik lebih baik dari Harun berhasil kabur sementara Harun tertangkap basah.
Pernah juga, ketika Harun masih kelas enam SD, ia dan Arjuna dan teman-temannya bermain ke desa tetangga. Mereka di sana ngadu bola. Mereka menang. Namun pihak tuan rumah tidak terima dan mulai menyerang mereka. Harun merasa ketakutan, namun Ia merasakan lagi sensasi kepala yang serasa ringan, lalu entah dengan keberanian dari mana, ia pasang badan lalu berteriak dan minta semuanya tenang dan jangan berkelahi.
Ada lagi kejadian yang baru-baru ini. Harun suatu ketika belajar kelompok di rumah temannya yang bernama Adi di desa tetangga. Ayah Adi adalah Kepala Kodim yang bertubuh tinggi besar dan berpengaruh bukan saja di desanya sendiri, tetapi juga di desa sekelilingnya, berhubung jabatannya. Ayah Adi tinggi besar dan hitam, namun memiliki isteri yang cantik bernama Ibu Ambar.
Kebetulan Adi jaga, lalu Harun dan yang lain berpencar. Tidak terasa, Harun tiba di halaman belakang dan berjalan ke samping rumah. Di samping rumah ada pohon jambu besar. Harun mendapat ide untuk naik ke sana. Akhirnya Ia sampai di cabang yang besar yang menempel di dinding rumah. Ternyata cabang itu menempel di dinding yang sebelahnya ada jendela yang tidak berkaca.
Harun terkejut mulanya, namun akhirnya menyadari bahwa ia mendapatkan suguhan menarik dari dalam kamar mandi itu. Ibunya Adi adalah perempuan Jawa berkulit kuning langsat. Tubuhnya kecil imut setinggi 155 cm, dengan pinggul agak lebar namun dadanya begitu mancung dan kokoh dihiasi pentil dan areola kecoklatan.
Harun begitu menikmati ketelanjangan ibunya Adi sehingga tak disadarinya bahwa Pak Bambang sudah di bawah pohon. Ketika Pak Bambang menegur Harun setengah berteriak, Harun menjadi begitu kaget sehingga hampir jatuh. Ibunya Adi berseru kaget dari dalam kamar mandi, sementara Pak Bambang mulai marah-marah dan menyuruh Harun turun.
Harun ketakutan dan gemetar, namun kepalanya serasa ringan lagi dan kali itu Harun mengetahui bahwa ia harus membujuk Pak Bambang agar tidak marah. Dengan terbata-bata Harun menenangkan Pak Bambang dan minta untuk melupakan kejadian ini. Beberapa saat kemudian Pak Bambang pergi begitu saja. Harun menoleh ke kamar mandi dan tampak Ibu Ambar sedang melilitkan handuknya sambil menatap jendela dengan sinar kemarahan.
Harun yang kepalanya masih terasa ringan segera mendekati jendela dan berkata,
"Bu Ambar mandi saja. Ga apa-apa kok. Anggap aja Harun ga ada."
Tiba-tiba saja tatapan Ibu Ambar seakan kosong sejenak. Kemudian perempuan itu membuka handuknya dan melanjutkan untuk mandi. Harun kembali konak. Ingin rasanya ia masuk kekamar mandi, namun ia masih merasa takut dan deg-degan sehingga akhirnya ia merasa cukup puas dengan hanya menonton perempuan itu mandi sambil ngeloco hingga akhirnya ia menyemprotkan maninya di dinding rumah.
Ya, Harun merasa bahwa ia memiliki bakat untuk mempengaruhi orang lain. Ia harus berusaha mengasah ketrampilan ini. Ada dua pilihan bagi Harun. Satu, adalah belajar secara otodidak dan kedua, adalah untuk mencari guru. Pilihan pertama tentu akan menjadi sulit, karena belajar macam ini membutuhkan percobaan-percobaan dan pastinya banyak kegagalan.
Akhirnya selama seminggu Harun terus putar otak untuk melatih ketrampilannya ini. Dicobanya di rumah untuk mempengaruhi pembantu-pembantu atau bahkan orang tuanya untuk memenuhi keinginannya yang sepele seperti memijitinya, mengambilkan minum dan lain-lain, namun Harun tidak mengalami sensasi kepala yang berasa ringan sehingga ia tidak berhasil dalam percobaannya.
Tidak ada kelinci percobaannya yang mengalami tatapan kosong seperti ibu Ambar sehingga ia berkesimpulan bahwa kekuatannya muncul bilamana ia sedang dalam keadaan ketakutan. Namun, untuk mencapai situasi di mana dirinya sampai ketakutan sangatlah riskan. Bisa saja ia coba untuk menjadi bandel, tapi tidak ada kepastian bahwa nanti kekuatannya muncul di saat dibutuhkan.
Telegram : @cerita_dewasaa
Namun, akhirnya solusinya itu datang sendiri. Suatu hari, waktu itu malam minggu, Harun dan lima orang temannya bermain ke desa tetangga. Saat itu Arjuna tidak ikut, dan Harun juga memakluminya. Bila Harun memiliki nasib yang sama dengan Arjuna, yaitu memperoleh ibu kandung sebagai obyek seks, maka dipastikan Harunpun akan emoh bermain keluar.
Desa tetangga sedang ada layar tancap. Banyak sekali orang, baik muda maupun tua yang datang kesana. Bukan hanya dari desa itu sendiri, melainkan dari berbagai desa sekitar daerah itu. Layar tancap diadakan di sebuah tempat luas di sebuah bukit tak jauh dari desa itu. Berbagai pedagang musiman muncul di situ.
Harun senang sekali pergi ke layar tancap. Banyak sekali perempuan baik yang masih gadis ataupun yang sudah menikah, tua maupun muda, kurus maupun gemuk bahkan bau maupun harum datang ke situ. Apalagi banyak juga perempuan bisyar maupun bispak yang datang memeriahkan suasana malam minggu.
Malam itu, Harun berencana untuk merasakan perempuan untuk pertama kalinya. Bila Arjuna sudah tidak perjaka, tentunya Harun juga harus melepas keperjakaannya. Teman-teman Harun pun ditraktir untuk segalanya malam itu, maka mereka merencanakan untuk mencari bispak atau paling tidak bisyar dan untuk menggarap mereka di tempat sepi bergantian.
Harun yang ditemani tiga orang teman sekelas, yaitu Hambali, Azhari dan Moko, juga dengan dua orang kakak kelas bernama Dhimas dan Robi, akhirnya berkenalan dengan enam orang gadis muda yang seusia SMU. Sebenarnya, pada mulanya enam orang gadis itu tidak memandang sebelah mata kepada mereka yang hanyalah anak SMP, namun setelah Harun dengan royalnya mentraktir semua dengan makanan dan minuman, maka enam orang gadis itu menjadi tertarik.
Ketika mereka baru saja mengakrabkan diri, segerembolan pemuda SMU, - yang dari gelagatnya kenal dengan enam orang gadis itu-, mendatangi mereka dan mulai mencari masalah. Singkat kata, tiba-tiba saja terjadi perkelahian yang tidak seimbang antara sekitar sepuluh anak SMU melawan enam orang anak SMP.
BERHENTIIIII!!!!
Secara mendadak perkelahian berhenti begitu saja. Semua yang terlibat memandang Harun dengan tatapan kosong, sementara orang-orang yang menyaksikan perkelahian tersebut juga melongo dengan penuh tanda Tanya mengenai apa yang terjadi.
"Kalian pergi dari sini!!!" Kata Harun kepada gerombolan anak SMU itu. Gerombolan anak SMU itu akhirnya pergi dengan terdiam seribu bahasa, diikuti oleh pandangan semua orang yang ada di situ. Orang-orang yang menyaksikan semua ini kemudian mengalihkan pandangan mereka kearah Harun, kini dengan pandangan yang sedikit kagum bercampur heran.
Sementara itu, Harun yang menyadari kini adalah kesempatan baik, segera memanggil dua orang gadis tercantik dari kumpulan enam orang gadis yang baru ia kenal itu. Atik dan Jannah. Dengan menggandeng kedua gadis itu, Harun lalu mengajak teman-temannya dan teman-teman gadis itu untuk meninggalkan tempat itu.
Setelah berjalan beberapa lama, mereka sampai di sebuah padang rumput yang dikelilingi pohon-pohon rindang. Disebut padang sebenarnya tidak bisa juga, karena hanya seluas kolam renang mini Olympic. Tapi tempat itu bagus sekali karena tertutup pepohonan di sekelilingnya.
Harun bertekad untuk pulang sebagai lelaki dewasa yang bukan perjaka lagi. Dan mungkin karena tekadnya itulah yang membuat ia merasakan sensasi ringan di kepalanya itu tidaklah hilang melainkan terus ada, bahkan kini kepalanya sedikit terasa mendengung.
Setelah menyuruh teman-temannya berjaga di sekeliling padang rumput itu di bawah bayang-bayang pohon, tentu masing-masing merekapun ditemani seorang gadis, maka Harun menarik Atik dan Jannah yang pasrah saja dituntun ke tengah padang rumput kecil itu. Sinar rembulan yang Purnama di langit yang cerah berbintang yang menerangi padang rumput itu, membuat kedua gadis itu terlihat jelas oleh Harun.
"Buka baju kalian sampai telanjang" perintah Harun dengan suara yang tercekat karena perasaannya sungguh bercampur aduk saat itu. Tegang, senang, sedikit takut dan nafsu berkecamuk dalam dadanya sehingga membuat Harun seakan susah bernafas karena dikuasi oleh perasaan-perasaan gado-gadonya itu.
Atik dan Jannah kemudian perlahan membuka pakaiannya hingga telanjang. Atik lebih tinggi dari Harun dan memiliki tubuh yang ramping dan dada yang kecil namun padat. Sekitar 34 A. kedua pentilnya yang merah kecoklatan tidak menonjol melainkan tampak bagaikan menyatu dengan daerah areola di sekitarnya.
Jannah adalah gadis imut yang setinggi Harun dan walaupun tidak gemuk, namun karena tubuhnya imut maka tampak seperti lebih berisi disbanding Atik. Rambut Jannah sebahu dengan muka yang agak chubby dihiasi lesung pipit. Kulit Jannah coklat muda dengan buah dada yang lebih besar dari Atik, sekitar 34B namun dengan pentil yang coklat agak tua menyembul sedikit saja dari daerah areolanya.
Burung Harun sudah tegak. Dengan bergegas ia membuka bajunya hingga telanjang. Harun membawa tikar yang tadi di pegang oleh Hambali. Kini ia mengambil tikar itu lalu membukanya di tengah padang rumput kecil itu. Harun menyuruh kedua gadis itu tiduran di tikar bersebelahan satu dengan yang lainnya. Atik dan Jannah mengikuti perintah Harun.
Harun kemudian menindih Atik lalu menciumi bibirnya. Atik hanya terdiam saja sementara Harun melumat bibir gadis itu.
"Mbak Atik balas dong" perintah Harun.
Atik lalu membalas ciuman Harun dan juga memeluk kepala Harun. Harun menikmati ciuman pertamanya. Bibir Atik yang basah dan hangat mengirimkan sinyal-sinyal erotis di seluruh tubuh Harun yang masih perjaka. Bau parfum Atik yang lembut menambah sensasi birahi yang perlahan bertambah tinggi yang berakibat kontol Harun mengeluarkan sedikit cairan sebagai pelumas menandakan bahwa Harun siap bertempur sampai kecrotan terakhir.
Harun mulai melancarkan ciuman ke dada Atik yang kini tampak hampir rata dengan dada perempuan itu karena akibat gravitasi bumi. Kulit putih Atik begitu lembut di bibir Harun. Disedotnya pentil kanan gadis itu yang membuat Atik mulai merasakan birahi juga walaupun dalam keadaan bagaikan terhipnotis.
Harun kemudian mengalihkan serangan ke payudara kiri Atik. Payudara yang masih belum terlalu besar itu ia jilati, ciumi dan sedoti dengan penuh nafsu. Kedua payudara gadis muda itu kini mulai muncul bekas-bekas cupangan dan juga tampak basah terkena air liur Harun yang tak dapat dikontrol. Harun kemudian mengarahkan ciumannya turun ke perut Atik.
Lidah Harun menjadi liar ketika bersentuhan dengan bulu kemaluan Atik. Harun dapat mencium bau tubuh gadis itu semakin jelas ketika kepalanya makin dekat dengan organ intim si gadis. Bau tubuh yang tercium begitu natural dan lembut.
Atik ingin berteriak. Ingin sebenarnya gadis itu menolak perbuatan lelaki muda yang baru dikenalnya itu. Namun entah kekuatan apa yang membuatnya takluk kepada lelaki muda ini. Sementara, ciuman Harun makin lama membuat kemaluannya basah karena perlahan Atik mulai merasakan nafsu birahi menguasai tubuhnya.
Akhirnya lidah itu menyusuri bibir vagina Atik. Atik mendengus keras merasakan lidah yang hangat dan basah itu menyapu bibir memeknya yang basah. Jauh di lubuk hatinya, Atik tidak mau menyerahkan mahkotanya kepada remaja yang lebih muda darinya, namun tubuhnya tidak bisa menolak kemauan anak itu. Dua butir air mata mengalir jatuh dari kedua mata Atik.
Harun merasakan bibir memek Atik yang basah dan hangat di ujung lidahnya. Hidung Arjuna mencium bau tubuh Atik dengan sangat jelas menguar dari dalam lubang kemaluan gadis muda itu. Arjuna menggunakan dua jarinya membuka memek yang basah itu dan melihat ada selaput putih di dalam lubang itu. Astaga!
Harun menjadi tak tahan lagi melihat ini. Ia segera membuka lebar kedua kaki gadis itu lalu mengarahkan kontolnya yang sudah tegang dari tadi, dan menaruhnya tepat di lubang kencing Atik. Harun mendorong pantatnya ke depan. Namun penisnya yang sebesar 14 cm itu tidak berhasil masuk. Berkali-kali ia mendorong pantatnya namun tidak berhasil sementara Atik mulai meringis kesakitan ketika dirasakannya benda tumpul berusaha memasuki liang persenggamaannya yang masih perawan itu.
"Aaaaaaaaaauuuuwwwww.." teriak Atik kesakitan. Harun berusaha mendorong penisnya untuk masuk lebih jauh, tapi seakan ada perlawanan dari dalam lubang sempit itu. Mungkin harus dipaksa lebih keras, pikir Harun.
Harun kini merebahkan badannya di atas Atik, kedua tangannya diselipkan sehingga kini memegang kedua pantat Atik kuat-kuat. Dengan segenap kekuatannya Harun mendorong pantatnya kedepan sambil menggunakan kedua tangannya untuk menarik kedua pantat Atik.
Dalam satu gerakan cepat, kontol Harun kini ambles masuk ke dalam lubang vagina Atik, merobek selaput keperawanan gadis itu. Rasa sakit yang hebat itu seakan menyadarkan Atik sehingga Atik tiba-tiba teriak sambil berontak.
"Aduuuuuh!! Lepasin!"
Dalam kenikmatannya Harun tidak menyadari bahwa sensasi perasaan ringan di kepalanya tadi hilang sehingga ia tidak dapat mengkontrol Atik. Kini ia menyadari bahwa Atik sedang berusaha berontak dan ia agak kesulitan menahan gerakan gadis yang memang lebih tinggi darinya itu. Di lain pihak, Jannah tampak baru sadar dan dengan tatapan bingung sedang berusaha menutupi auratnya sambil mencari pakaiannya.
Begitu takutnya Harun sehingga kini sensasi kepala ringannya kembali.
"Semua diam!!" bentak Harun.
Atik dan Jannah kini memandang kosong kembali. Harun menyuruh Jannah tidur lagi di sebelah mereka. Sementara dilihatnya Atik yang tadi menangis kini terdiam pula. Airmata telah membasahi mata dan pipi gadis itu. Namun tubuh gadis itu menjadi santai sekarang. Dirasakannya kontolnya dicengkeram lubang silinder yang sempit dan basah lagi hangat sekali.
Harun mulai mengocoki kemaluan Atik itu perlahan-lahan sambil menikmati tiap detiknya. Perasaan ngilu dan nikmat ia alami ketika batang kontolnya menggesek dinding kemaluan Atik tiap kali ia mengocoki memek yang baru saja ia perawani itu. Namun tubuh Atik tetap terdiam dan tak bereaksi, walaupun Atik saat ini mulai mendesah, dan juga memek gadis itupun sudah basah kuyup oleh cairan kewanitaan dan juga darah keperawanan.
Atik. Mulai saat ini kamu adalah milik aku. Kamu harus membalas entotanku juga. Kamu harus mengimbangi aku dan menikmati hubungan badan denganku.
Atik kini menatap Harun dan berkata lirih,
"Aku adalah milik kamu"
Lalu gadis itu merangkul kepala Harun dengan kedua tangannya dan dengan kedua kakinya ia merangkul kedua kaki pemuda yang baru memerawinannya itu.
0 Komentar