berdua berboncengan dan pergi entah kemana. Hatiku saat itu terasa begitu kesal dan sakit. Hubungan kami sudah berjalan selama 7 bulan.
Dan dia mau berselingkuh karena kami bertengkar selama 3 hari saja? Aku saat itu mengirimkan pesan chat kepada Doni. “Aku tadi ngeliat kamu pulang bareng
Grace! Baru 3 hari kita konflik dan dieman, kamu langsung jalan bareng sahabat aku?”
Setelah 1 jam, Doni pun membalas pesan chat dariku. “Iyaa biarin aja! Hitung- hitung aku bantu sahabat kamu kan? Grace sama Rahmat baru aja putus kemarin. Rahmat gak mau nganterin pulang, jadinya aku anterin dia.”
Aku yang membaca balasan chatnya, seketika merasa semakin kesal. “Lah? Kalo Rahmat gak mau nganterin Grace pulang, Grace bisa pulang sama aku! Biasanya juga dia pulang bareng aku! Tapi Grace menolak pulang bareng aku, karena katanya dia mau balik bareng Rahmat!”
Sumpah, aku bener-bener gak nyangka. Grace ternyata berusaha nusuk aku sahabatnya sendiri dari belakang. Aku saat itu merasa bingung, hubungan Grace dan Rahmat itu keliatan romantis banget. Tapi
bagaimana sampai putus?
bisa, mereka
Namun saat aku sedang dalam kondisi marah dan
tertekan seperti itu. Tiba-tiba saja aku merasa sangat mual, aku sampai bergegas lari ke kamar mandi. Dan berusaha memuntahkan isi perutku ke kloset, namun anehnya aku sama sekali tidak bisa muntah.
Aku baru pertama kali merasa mual sampai sehebat ini. Namun, aku sama sekali tidak bisa mengeluarkan isi perutku. Rasanya mau keluar, tapi
tidak ada yang keluar. Seketika aku merasa tersiksa banget, mungkin hal ini terjadi karena aku sangat tertekan.
Aku memutuskan untuk kembali ke kamar dan
beristirahat.
menonaktifkan handphoneku, memilih untuk tidak membaca isi pesan chat dari Doni. Khawatir kondisiku
Aku
malah semakin bertambah buruk. Aku harus menjaga kesehatanku juga.
Setelah tidur selama dua jam, mualku sudah terasa hilang. Namun anehnya, perutku terasa agak tegang dan terasa sedikit nyeri. Ini benar- benar aneh, apa yang sebenarnya sedang terjadi kepada diriku? Apakah sekarang aku sedang hamil?
Aku memutuskan kembali menyalakan handphone, dan membaca isi chat yang Doni kirimkan kepadaku. “Iyaudahlah, ngapain juga kamu permasalahin? Toh aku cuma nganterin dia pulang juga. Dia kan hidupnya lebih susah dari kamu, jadi aku bantu sekalian.”
Aku seketika merasa pusing banget sumpah, Grace itu
kehidupannya sama sekali gak susah. Dia malah dari segi keuangan, keluarganya lebih baik dari keluargaku. Grace memang gak dipercaya sama keluarganya untuk bawa motor ke sekolah.
Karena Grace itu suka keluyuran pakai motor, dan kadang baru pulang larut. Karena kejadian itulah, kedua orang tuanya memutuskan
untuk tidak memberikan Grace motor. Begitu juga uang jajan Grace dipotong hingga setengahnya.
Pada akhirnya, aku dan Doni pun memutuskan untuk berbaikan. Karena sudah 3 hari gak ketemuan, jadinya kami berdua sama-sama
merasa kangen. Namun setelah kami berbaikan, aku mencoba untuk menghubungi Rahmat melalui pesan chat.
“Mat? Gue denger lu udah putus sama Grace? Bener gak sih tentang rumor itu?” tanyaku yang memulai chatting dengan Rahmat duluan. Karena memang aku dan Rahmat itu sangat jarang
chattingan. Aku sering cuekin chat dari dia soalnya.
15 menit kemudian Rahmat pun membalas, “Iyaa, La. Gua sama Grace udah putus dari semalam. Udah konflik selama dua hari, tapi baru putus dan berakhir hubungan kemarin malem.”
“Kenapa? Kok bisa lu sama Grace putus? Lu sini dateng ke kontakan gue. Cerita di sini
biar lebih enak. Soalnya gue ada kecurigaan yang gak enak juga sama Grace,” pintaku agar Rahmat datang ke kontrakanku.
“Oke, gua siap-siap dulu La.” Saat itu waktu sudah menunjukkan sekitar jam 7 malam. Doni kemungkinan gak akan ke sini hari ini. Jadi dia gak akan tau, kalo aku mencoba cari informasi
tentang putusnya Rahmat dan Grace.
Setelah menunggu kurang lebih 30 menit, Rahmat pun dateng seorang diri ke kontrakan aku. Dia datang menggunakan motor matic yang setiap hari dia gunakan. Aku yang sedang duduk di ruang tamu dan menunggu, langsung membukakan pintu rumah.
Ketika aku baru buka pintu rumah, dia sudah berada di depan pintu sambil melototin aku. Dan gak lama dia pun berkata, “La? Pa—Pakaian lu seksi banget malam ini. Cuma pakai tanktop warna hitam, dan celana pendek putih sepaha atas. Gak masalah kah?”
“Haaahhh... Udah masuk aja, ini udah jam setengah 8.
Wajar dong kalo gue pakai pakaian tidur? Gue kalo sendirian di rumah atau mau tidur, ya pakai bajunya kaya gini!” jawabku yang mempersilahkan Rahmat untuk masuk.
Aku pun menutup pintu setelah Rahmat duduk di sofa, dan aku pun duduk di sebelahnya. Rahmat terlihat menyalakan satu batang
rokok, sambil menyeruput kopi yang aku buatin. Dan setelah dia terlihat merasa nyaman, dia memulai perbincangan.
“Ada apa, La? Lu mau bahas tentang kenapa gua putus sama Grace? Kenapa lu sampai sedalam itu ingin tau kenapa gua putus sama Grace?” tanya Rahmat yang pura-pura bodoh. Entah dia
pura-pura bodoh, atau dia lagi berusaha nyelametin temennya itu.
“Lu putus sama Grace, karena Grace selingkuh sama Doni kan? Gue minta lu jawab jujur pertanyaan gue ini. Soalnya gue sama Doni udah 3 hari gak ketemu. Dan dia tadi gua pergokin lagi pulang bareng Grace,” ungkapku dengan tegas ke Rahmat.
Rahmat terlihat sedih, sorot
matanya gak menyembunyikan kesedihannya itu. “Guaa... Gua sebenarnya gak mau ceritain ini ke lu. Doni itu sahabat deket gua, dia sering bantu gua. Tapi, gua juga sayang banget sama Grace.”
“Gua sama Grace, pacaran 1 minggu lebih dulu ketimbang lu dan Doni. Grace dan Doni
bisa
adalah dua orang yang gak bisa gua pilih. Jadi gua memutuskan untuk mundur aja. Gua gak mau berkonflik sama Doni. Yang ada gua bonyok, dan gua juga gak bakal ada yang bela.”
Aku seketika menghela nafas panjang, entah kenapa aku melihat Rahmat itu lemah banget. “Lu mau sampai kapan diinjek sama Doni?
0 Komentar